BUDIDAYA DAN TERNAK BURUNG BERANJANGAN
Cara Budidaya dan Beternak Burung Branjangan Lengkap Budidaya dan Beternak Burung. Burung branjangan ialah salah satu burung kicauan yang sanggup menirukan bunyi burung lain, meskipun sesungguhnya bunyi alasan (lagu aseli burung itu di alam) hanya terdiri dari tiga potongan lagu utama, yakni “tit” “cek” atau “cik” dan “tir”. Keistimewaan branjangan yang tidak dimiliki burung lain ialah kemampuannya berkicau sembari hovering (terbang di tempat). Di alam bebas, burung ini suka terbang secara memanjat (terus membumbung ke atas) sembari berkicau hingga tidak terlihat, dan tiba-tiba sudah meluncur hingga di tanah. Cara Budidaya dan Beternak Burung Branjangan Lengkap
Habitat
Branjangan mempunyai kerabat begitu banyak. Termasuk Alaudidae dengan 75 jenis dalam kerabatnya. Burung ini termasuk burung tanah, yang dalam istilah asingnya ’bushlark’ yang artinya burung semak kecil yang periang. Makanan utamanya biji-bijian, padi, serangga, dan pucuk tumbuhan muda. Jika sudah demam isu berkembang biak tiba, pada bulan Maret hingga September, dan masa puncak dari mulai Maret hingga Agustus, branjangan cepat sekali melaksanakan perkawinan dan bertelur hampir tiap bulan.
Di habitatnya branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di daerah tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, daerah berbatu karang dan gunung pasir. Biasanya di Jawa kalau demam isu babat tebu dan demam isu petik kedelai, branjangan selalu muncul dan menciptakan sarang di tempat-tempat kering dan bebatuan. Kicauannya yang nyaring dan kadang dengan gayanya yang ngelepr menjadi hiburan tersendiri bagi petani tebu.
Burung branjangan menyukai tempat-tempat yang kering di daerah tanah gersang atau setengah kering, rumput, stepa, daerah berbatu karang dan gunung pasir. Burung petengger (passerin) di atas watu ini, berasal dari benua Asia dan Afrika. Di Indonesia branjangan praktis berkembang di daerah Jawa, Irian Jaya, Kalimantan Selatan, Nusa Tenggara dan Bali. Salah satu jenis branjangan yang biasa dikenal di kalangan mania burung di Indonesia ialah Mirafra Javanica.
Ciri berdasar daerah asal
Saat ini Branjangan yang kita temui di pasaran sedikit sekali yang berasal dari tanah Jawa, yang terkenal dengan burung branjangannya yang baik. Namun ketika ini branjangan yang ada di pasar banyak berasal dari daerah Nusa Tenggara maupun Sumatra.
Di kalangan penghobi burung Indonesia, branjangan yang terkenal ialah yang berasal dari Pulau Jawa, khususnya khususnya Jawa Tengah (Petanahan dan Kali Ori) dan Jogja (daerah Wates). Burung dari daerah ini mempunyai ciri-ciri yang disukai penggemar branjangan. Antara lain ialah mental yang baik, body yang besar dan volume bunyi yang keras dan variasi bunyi yang beragam, serta corak batik atau warna yang menarik, kemerahan atau kekuningan.
Di Pulau Jawa, branjangan dibagi dalam beberapa daerah penyebaran, menyerupai Jawa Tengah, Jawa Timur dan Jawa Barat.
Untuk wilayah Jawa Barat maka yang menjadi maskot bagi penggila Branjangan ialah yang berasal dari daerah Sapan. Burung dari daerah Sapan terkenal dengan suaranya yang nyaring melengking dan kristal, jambul juga menjadi ciri khas burung ini. (jambul patent).
Branjangan dari daerah Sapan kalau dilihat dari fisiknya tidak terlalu besar hanya seukuran 12-13 cm. berbeda kalau dibandingkan dengan branjangan dari daerah Jawa Tengah yang sanggup mencapai ukuran tubuh 12-14 cm. Pola batik burung dari daerah Sapan cenderung berpola lebih gelap dengan corak batik yang berwarna hitam hampir serupa dengan branjangan yang berasal dari daerah NTB dan Sumbawa.
Sementara itu branjangan dari Sri Kayangan, Kulonprogo (Wates) berdaya tarik tinggi lantaran ciri fisik yang lebih besar dan mempunyai warna dan pola batik yang lebih menarik. Sedangkan branjangan dari Nusa Tenggara mempunyai corak warna bulu yang lebih pekat. Ukuran tubuhnya juga tidak sebesar jenis branjangan dari daerah lain, seukuran 10-12 cm.
Ciri jantan dan betina
Ciri-ciri jantan bisa dilihat dari warna tubuhnya coklat agak tajam dan bulunya tebal. Begitu pula warna paruhnya hitam mengkilat. Jika bertemu burung homogen muncul jambul dikepalanya agak panjang dan lebih gagah.
Branjangan betina warna bulunya agak kusam. Betina juga mempunyai jambul, sehingga jangan terkecoh. Bedanya, jambul betina lebih pendek. Volume suaranya sama-sama keras, namun bunyi betina terputus-putus dan kurang variasinya.
Untuk membedakan jenis kelamin branjangan, bisa juga dilihat dari paruhnya. Pada branjangan jantan, paruh penggalan bawah terlihat putih atau terperinci sementara yang betina terlihat gelap atau hitam atau kecoklatan.
Memilih branjangan
Tidak ada patokan khusus dalam menentukan branjangan. Namun seorang penghobi dan juga pedagang burung, Mulyanto di Pasar Ngasem Yogyakarta, menyampaikan ciri-ciri branjangan yang baik antara lain bentuk fisiknya atletis, ekor dan tubuh panjang, mata tajam (menunjukkan petarung), bulu lembut menyerupai sutra sedangkan paruhnya bagai burung gelatik tapi agak bengkok sedikit ke bawah.
Cara perawatan
-Tempat: Branjangan bisa dipelihara dengan sangkar bundar diamter 25-30 cm dengan panjang atau tinggi antara 60 cm hingga 100 cm. Sementara tenggeran atau pangkringan bisa dibentuk dari watu apung dan penggalan dasar sangkar diberi bubukan watu bata atau tanah kering yang diayak.
Usahakan pembuatan bubukan dari watu bata yang lunak. Hancurkan, kemudian disaring. Kalau tidak disaring apalagi watu batanya keras, bisa merusak bulu/tubuh burung. Bisa jugta memakai debu (tanah yang higienis yang dikeringkan dan dihancurkan halus/disaring).
- Pakan: Sama dengan burung lain pada umumnya, branjangan memerlukan sajian pakan yang variatif sehingga kecukupan nutrisi, vitamin dan mineralnya. Pakan yang bagus, selain lengkap nutrisinya menyerupai protein, karbohidrat, juga lengkap vitaminnya menyerupai vitamin A, D3, E, B1, B2, B3 (Nicotimanide) B6, B12, C dan K3. Selain itu, perlu pula mengandung zat esensial menyerupai D-L Methionine, I-Lisin HCl, Folic Acid (sesungguhnya ialah salah satu bentuk dari vitamin B) dan Ca-D
Di samping vitamin, perlu juga kecukupan mineral. Mineral dibutuhkan dalam pembentukan darah dan tulang, keseimbangan cairan tubuh, fungsi syaraf yang sehat, fungsi sistem pembuluh darah jantung dan lain-lain. Seperti vitamin, mineral berfungsi sebagai ko-enzim, memungkinkan tubuh melaksanakan fungsinya menyerupai memproduksi tenaga, pertumbuhan dan penyembuhan.
Yang termasuk mineral yang diharapkan burung branjangan ialah Calcium, Phosphor, Iron, Manganase, Iodium, Cuprum, Zinccum, Magnesium, Sodium Chlorin dan Kalium.
Perawatan Harian dan Stelan Harian untuk burung branjangan:
- Jam 07.00 burung diangin-anginkan di teras. Jam 07.30 burung dimandikan dengan cara disemprot dengan sprayer asal terlihat basah. Sebelum disempot, bersihkan kotoran yang tercampur dengan bubukan watu bata. Kemudian ganti atau tambahkan pakan branjangan berupa biji-bijian menyerupai milet, canary seed, jewawut, dan gabah.
- Bersihkan wadah air minum dan berikan air matang yang sudah cuek sebagai air minum.
- Berikan jangkrik kecil sebanyak 2-3 ekor pada cepuk EF. Setiap tiga hari sekali, bisa ditambahkan kroto sebanyak satu sendok teh sebagai EF.
- Penjemuran sanggup dilakukan selama 2-3 jam/hari mulai pukul 08.00-11.00. Selama penjemuran.
- Setelah dijemur, angin-anginkan kembali burung tersebut selama 10 menit, kemudian gantang di tempat teduh atau di dalam rumah.
- Siang hari hingga sore (jam 12.00-15.00) burung sanggup dimaster dengan bunyi master atau burung-burung master.
- Jam 15.30 burung diangin-anginkan kembali di teras.
- Berikan jangkrik kecil 2 ekor pada cepuk EF.
- Jam 18.00 burung dimasukkan ke rumah. Burung tidak perlu dikerodong kalau Anda ingin mendengarkan suaranya lantaran burung branjangan juga suka berkicau di malam hari.
PENTING:
Bubukan watu bata diganti minimal sepekan sekali. Meski tidak perlu dikerodong setiap malam, branjangan tetap perlu dilatih kerodong supaya tidak kelabakan ketika suatu ketika kita perlu mengerodongnya, contohnya ketika akan dibawa ke luar rumah atau ke arena lomba.
Penanganan branjangan kondisi drop
- Tingkatkan porsi pinjaman jangkrik menjadi 3 pagi dan 3 sore.
- Burung segera diisolasi, jangan melihat dan mendengar burung branjangan lain
- Lamanya penjemuran ditambah menjadi 2-3 jam/hari
- Berikan vitamin tambahan.
PENANGANAN BRANJANGAN UNTUK LOMBA
Perawatan lomba bekerjsama tidak jauh berbeda dengan perawatan harian. Tujuan perawatan pada tahap ini yaitu mempersiapkan burung supaya mempunyai tingkat birahi yang diinginkan dan mempunyai stamina yang stabil. Kunci keberhasilan perawatan lomba yaitu mengenal baik abjad dasar masing-masing burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan lomba untuk burung branjangan:
- H-3 sebelum lomba, jangkrik bisa dinaikkan menjadi 4 ekor pagi dan 2 ekor sore.
- H-2 sebelum lomba, burung sebaiknya dijemur maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan burung branjangan pasca lomba
Perawatan pasca lomba bekerjsama berfungsi memulihkan stamina dan mengembalikan kondisi fisik burung.
Berikut ini pola perawatan dan stelan pasca lomba untuk burung branjangan:
- Porsi EF dikembalikan ke stelan harian.
- Berikan Multivitamin pada air minum pada H+1 sesudah lomba.
- Sampai H+3 sesudah lomba, penjemuran maksimal 60 menit saja.
Perawatan dan setelan branjangan mabung Masa mabung (moulting) merupakan masa yang sangat menuntut perhatian penghobi burung. Bulu yang hilang dan digantikan selama masa mabung atau meranggas ini menyerap 25% dari total protein yang ada di dalam tubuh burung. Inilah mengapa selama masa mabung perlu ditambahkan juga protein sebesar seperempat total protein dalam tubuh burung.
Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein). Burung harus mengonsumsi kuliner dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapat gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
Ketika burung mabung, mereka juga memerlukan energi yang besar untuk memproduksi bulu baru. Keperluan energi yang diharapkan untuk memenuhi kebutuhan protein, mengakibatkan burung harus mengonsumsi lebih banyak kuliner selama meranggas untuk sanggup mempertahankan pertumbuhan bulu baru. Untuk diketahui saja, energi yang diharapkan burung selama masa mabung sebesar dua setengah kali lebih banyak ketimbang burung yang sedang memproduksi telur.
Faktor-faktor yang besar lengan berkuasa pada masa mabung tidak bisa sepenuhnya dipahami, lantaran sangat kompleks. Umur burung, demam isu ketika mabung, cuaca harian, kadar hormon dan siklus perkembangbiakan, semua menjadi faktor penentu bagi keberhasilan atau kegagalan burung melewati masa mabung.
Hal yang paling utama untuk diingat ialah bahwa pada ketika burung mabung, Anda harus memperlihatkan suplai pakan yang cukup sehingga mereka bisa mengembangkan bulu-bulu sesempurna mungkin.
Untuk menyediakan protein yang diharapkan untuk peningkatan produksi bulu, Anda harus meningkatkan asam amino yang mengandung belerang menyerupai metionin dan sistin. Protein menyerupai itu bisa ditemukan di dalam daging hewan. Daging sanggup diberikan kepada kebanyakan burung yang sedang mabung dalam jumlah kecil plus pinjaman komplemen kuliner yang baik. Suplemen multivitamin dan multimineral yang baik seharusnya mengandung banyak sekali vitamin dan mineral serta asam amino untuk memungkinkan tumbuhnya bulu secara normal.
Meskipun pada umumnya mabung berjalan normal, ada beberapa hal yang sering mengganggu masa mabung burung, khususnya tumbuhnya bulu yang tidak merata atau bahkan ada bulu yang tidak rontok (sekadar nyulam).
Penggangu tersebut antara lain:
* Penyakit - Penyakit yang disebabkan virus circovirus (Beak and Feather Disease) dan virus polyoma ialah penyakit paling umum yang mengakibatkan burung kesulitan memproduksi bulu. Psittacosis kronis, gangguan benalu dan abses basil pada usus sanggup pula mengakibatkan bulu burung sulit tumbuh.
* Gizi buruk – Sebagaimana digambarkan di atas, persyaratan untuk berlangsungnya produksi bulu secara normal memang sangat banyak, dan karenanya kuliner yang kurang gizi bisa mengakibatkan tumbuhnya bulu yang tidak berkualitas (mudah patah, praktis kusam, melintir/ keriting dan sebagainya).
* Kimiawi – penggunaan materi kimiawi sering mengakibatkan bulu tumbuh tidak tepat atau bahkan merusak bulu. Salah satu contohnya ialah zat pembasmi cacing pada merpati yang dikenal sebagai Mebendazole. Bahan kimia ini akan mengakibatkan bulu burung melintir kalau diberikan semasa burung mabung.
* Stres – Hal ini terjadi terutama untuk burung yang disuapi/loloh dengan tangan manusia. Tangan insan mengakibatkan bulu gres tidak bisa berkembang tepat dan sebagainya.
Apa yang perlu Anda lakukan supaya burung sanggup mempunyai bulu gres sebaik mungkin?
Pertama-tama menyingkirkan segala cacing, kutu, mikroba pengganggu dan benalu lainnya.
Kedua, pastikan tidak satu pun dari burung Anda menjadi pembawa virus bibit penyakit, contohnya Polyoma.
Ketiga, berikan gizi yang cukup selama burung meranggas/mabung dengan pakan yang bagus. Hanya saja perlu diingat bahwa pakan yang anggun bukan berarti pakan yang banyak, alasannya ialah terlalu banyak pakan yang hanya mengandung karbohidrat misalnya, hanya akan menciptakan burung kekurangan gizi meski secara fisik terlihat gemuk.
Jika Anda telah melaksanakan semua hal di atas dan masih mengalami dilema dengan kualitas bulu Anda perlu berbicara dengan dokter binatang khusus burung.
Branjangan bermasalah
Untuk burung-burung yang sangat bermasalah contohnya bulu praktis patah atau burung sakit-sakitan seusai masa mabung, biasanya dikarenakan asupan mineralnya yang kurang.
Pola Perawatan masa mabung:
- Tempatkan burung di tempat yang sepi, jauh dari kemudian lintas manusia. Sebaiknya burung lebih banyak dalam kondisi dikerodong.
- Tidak perlu dimandikan.
- Pemberian porsi EF diberikan lebih banyak lantaran sangat diharapkan untuk pembentukan sel-sel gres dan untuk pertumbuhan bulu baru.
Lakukan pemasteran. Masa mabung menciptakan burung lebih banyak pada kondisi membisu dan mendengar. Inilah ketika yang tepat untuk mengisi variasi bunyi sesuai dengan yang kita inginkan. Lakukan pemasteran dengan tepat, sesuaikan abjad dan tipe bunyi burung dengan bunyi burung master.
Perawatan branjangan macet bunyi
Jika branjangan mengalami macet bunyi pasca mabung Anda bisa melaksanakan treatment sebagai berikut
- Beri pakan undur-undur. Caranya, cari binatang kecil (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) yang suka berumah di tanah berdebu itu. Ambil 10-15 ekor. Ganti bubukan bata/tanah di sangkar branjangan Anda dan ganti dengan debu tempat asal undur-undur berada; atau ganti dengan bubukan bata yang baru. Sebab saja undur-undur hidup di sana, nanti beliau akan bersarang di bubukan bata/debu itu. Branjangan akan mengejar sendiri undur-undur. Selain disebari undur-undur, jangan lupa sebari kroto, sehari sekitar 1 sendok teh.
- Poin nomer 1 bisa dibarengi (tidak mutlak) dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang sedang gacor, supaya praktis terpancing dan kembali gacor.
- Untuk bubukan bata, jangan lupa supaya burung tercukupi mineralnya, gunakan bubukan bata yang dicampur dengan mineral burung.
PENANGKARAN BRANJANGAN:
Branjangan mempunyai populasi yang praktis sekali berkembang di habitatnya. tetapi untuk menangkarnya gampang-gampang sulit. Sebab, menyerupai ditulis dalam Majalah Kucica Edisi Januari 2000, branjangan praktis stress dan tidak mau berkembang biak kalau kandanganya atau tempat sarangnya dijamah manusia. Apalagi kalau ketika mengerami telur, jangan sekali-kali orang absurd memasuki kandangnya, bisa-bisa induk branjangan memecahkan telurnya.
Tidak menyerupai burung kicauan lainnya, burung berwarna coklat kekuning-kuningan ini dalam proses penjodohannya tidak harus terlebih dahulu lewat pengenalan dari pejantan dan betina. Branjangan yang sudah remaja atau berumur minimal setahun, sudah bisa eksklusif dipertemukan kalau sama-sama birahi.
Tidak ada perbedaan ciri-ciri birahinya. Jantan dan betina sama-sama ’ngleper’ kalau sedang birahi. Dan kalau telah sama-sama birahi, kalau dilepas di kandang, si jantan dan betina tidak akan berkelahi. Setelah dilepas dalam satu kandang, si jantan akan bereaksi terlebih dahulu dengan menandakan kegagahannya yang ditandai sayap ngleper dan dikepalanya muncul jambul.
Branjangan betina di kepalanya juga terdapat jambul, namun sedikit. Tetapi volume suaranya sama-sama keras. Hanya saja, bunyi betina agak terputus-putus dan variasinya kurang. Kebiasaannya yang sering ngleper ketika birahi lebih sering lagi. Sedangkan betina kalau belum muncul sifat-sifat birahinya sedikit ketakutan. Jika sudah demikian, jantannya makin birahi dan mengejar betina.Terkadang ketika betina terbang naik turun selalu dilkuti sang jantan.
Penjodohan
Proses perjodohan branjangan biasanya terjadi siang hari. Branjangan jantan suka sekali ngleper di atas batu, sedang betina di bawahnya. Tanda-tanda penjodohan yang paling nampak ialah ketika branjangan jantan sering membawa alang-alang kering untuk menciptakan sarang. Keistimewaan branjangan ketika menciptakan sarang tidak selalu menentukan tempat yang disediakan oleh perawatnya. Masa penjodohan hingga bertelur tidak pasti.
Waktu yang diharapkan dari masa penjodohan hingga bertelur bervariasi dari 3 – 15 hari, bergantung pada situasi lingkungan di sekitar penangkaran dan asupan gizi pakan.
Kandang penangkaran
Menangkar branjangan tidak dibutuhkan perlengkapan dan sarana yang ’njelimet’. Hanya saja lokasi yang sunyi sangat besar lengan berkuasa terhadap keberhasilan pengembangbiakan buatan manusia. Kandang untuk tempat penangkaran, sebagaimana lazimnya untuk dinding terbuat adri jeruji kawat yang agak rapat (kecil). Ini supaya hewan-hewan pengganggu menyerupai cecak dan tikus tidak leluasa masuk. Sedangkan untuk atapnya bisa juga jeruji kawat atau dari seng. Karena branjangan tahan terhadap suhu udara panas, sebaiknya atapnya setengah terbuka sehingga sinar matahari bisa menembus ke dalam kandang.
Di dalam sangkar dibuatkan kolam berdiameter sekitar 1 meter. Untuk memudahkan pengisian air, diharapkan selang yang terhubung dengan mesin pompa air. Sediakan pula rumput serta pepohonan (tidak perlu terlalu rindang) supaya tercipta suasana menyerupai di alam aslinya.
Bahan-bahan untuk sarang paling baik ialah alang-alang kering atau jerami. Biarkan jerami bertebaran di tanah, lantaran kalau sudah berjodoh, proses pembuatan sarang akan diatur sendiri oleh branjangan tersebut.
Branjangan tergolong burung yang suka bertengger di batu. Karena itu perlu disiapkan watu atau tatanan yang bahannya dari semen. Kebiasaan lainnya, branjangan suka sekali bermain dengan debu atau pasir, sehingga perlu ditebar debu atau tanah atau pasir di sekitar kolam.
Selain itu untuk tempat bersarang sediakan kotak dari tanah, yang tingginya sekitar setengah meter. Tetapi terkadang branjangan tidak suka menciptakan sarang di kotak buatan, burung ini lebih suka menciptakan sarang di sembarang tempat asalkan terlindung dari gangguan binatang atau manusia. Misalnya, di pojok bawah, di akrab batu, dan lain-lain.
Pemberian pakan
Untuk tempat pinjaman makanan, sebaiknya akrab batu-batuan atau praktis dijangkau oleh perawatnya kalau akan memberi makanan. Tujuannya supaya branjangan yang sedang dalam masa penjodohan atau ketika mengerami telur tidak panik. Meskipun branjangan bisa dijinakkan, tetapi kalau perawatnya terlalu berangasan atau kurang hati-hati ketika memasuki kandang, bisa saja branjangan tersebut mengalami stress.
Makanan yang disiapkan ialah tumbuhan padi, biji-bijian milet, walang atau jangkrik dan kroto. Padi sebaiknya ditebar begitu saja sehingga branjangan bisa ’ngasin’. Jika semua sarana itu tersedia, pasangan branjangan yang sudah birahi siap dilepas di sangkar buatan berukuran sekitar 3 x 3 meter dengan tinggi 2,25 meter.
Pengontrolan
Menangkar branjangan harus selalu dikontrol dan dibutuhkan ketelatenan perawatnya. Karena kalau ada binatang pengganggu yang masuk, contohnya cecak, tikus, semut, atau ular; kesudahannya bisa berbahaya.
Jika branjangan sedang mengerami telur, perawat harus sudah memperkirakan kapan kemungkinan akan menetas. Biasanya telur yang dierami menetas antara 10-11 hari. Pada ketika menetas, harus cepat-cepat diamankan dari gangguan binatang lain. Yakni selalu dikontrol dan sangkar dibersihkan dari hewan-hewan kecil. Sebab kalau tidak cepat, akan didahului dan dimakan semut.
Branjangan bertelur antara 3 hingga 4 butir. Tetapi terkadang ada yang tidak jadi atau pecah. Saat menetas atau ketika indukannya meloloh piyik, porsi kuliner harus diperbanyak. Karena piyikan butuh energi yang banyak supaya sanggup bertahan hidup. Jika piyik sudah berumur beberapa hari, perawat bisa lebih sering keluar masuk sangkar untuk mengontrol perkembangan piyik. Selama proses tersebut, branjangan jantan terlihat lebih aktif mencari makanan, sedangkan betina lebih banyak menunggu di sarang.
KENDALA UTAMA PENANGKARAN
Penjodohan
Dalam penjodohan burung untuk penangkaran, kesulitan utama ialah menyamakan masa birahi burung. Sebab, apabila burung tidak sama masa birahinya, maka penjodohan sulit dilakukan. Untuk itu, Anda perlu memperlihatkan asupan pakan yang bisa memunculkan birahi burung, baik untuk jantan ataupun betina.
Dalam kaitan ini, disarankan Anda memakai multivitamin dan multi mineral yang dilengkapi dengan komplemen lengkap dan seimbang disertai materi aktif yang bermanfaat untuk kebutuhan utama asupan makan burung indukan.
Macet produksi
Banyak sekali kasus burung macet produksi. Meskipun indukan jantan dan betina terlihat sehat, namun ternyata keduanya tidak juga melaksanakan perkawinan. Atau kalau melaksanakan perkawinan tidak terjadi pembuahan. Tanda tidak ada pembuahan ialah telur yang kosong hingga masa pengeraman berakhir.
Sebenarnya, macet produksi dalam kasus di atas ialah lantaran datangnya masa birahi burung pasca telur menetas tidak berbarengan.
Banyak burung piyikan mati disebabkan beliau kekurangan asupan yang seharusnya tersimpan secara normal ketika beliau masih dalam bentuk telur.
PEMISAHAN PIYIK
Pemisahan bisa dilakukan kalau piyik sudah berusia antara 8-15 hari. Namun apabila kondisinya masih perlu diloloh induknya, sebaiknya jangan dulu dipisah. Terlalu cepat memisahkan piyik dari induknya ada segi positif dan negatifnya. Namun bekerjsama tidak terlalu dilema kalau perawat selalu memperhatikan perkembangan piyik. Sisi positifnya piyik lebih praktis dikontrol perawatnya khususnya dari gangguan binatang lain atau bahkan induknya sendiri. Selain itu, kalau dipisahkan lebih dini piyik akan jinak pada perawatnya.
Dampak negatifnya kalau terlambat memisahkan, piyik sulit dijinakkan dan bersifat liar lantaran sudah remaja ketika berada di kandang. Selain itu resiko gangguan binatang lain lebih besar. Tetapi seandainya diloloh sendiri, apabila si perawat terlalu berangasan atau tidak memahami harapan piyik, bisa berakibat kematian.
Untuk meloloh piyik kuliner harus dilembutkan terlebih dahulu. Begitu pula pinjaman jangkrik atau walang dipilih yang masih clondo dan harus dipotong-potong. Piyek yang sudah berumur di atas 20 hari, resiko kematiannya sangat kecil asalkan tidak terlambat memberi makanan. Jika belum tumbuh bulu sayap, ketika tidur harus diberi bantalan kain untuk penghangat.
PROBLEM UTAMA BRANJANGAN
1. Mabung tidak segera tuntas
2. Sehabis mabung tidak segera bunyi
3. Bulu praktis rontok
1. Mabung tidak segera tuntas: Branjangan yang proses mabungnya terlalu usang disebabkan oleh lambatnya pertumbuhan bulu baru.
Berbeda dengan kenari misalnya, branjangan tidak suka “ngemil”. Artinya, proses mabung menjadi lamban lantaran tidak cukup energi untuk mendorong pertumbuhan bulu secara cepat. Bulu-bulu dan selongsong bulu terdiri atas lebih dari 90% protein, khususnya protein yang disebut keratins. Protein bulu berbeda dengan protein pada tubuh dan telur serta memerlukan jumlah proporsional yang berbeda atas asam amino (pembangun sel atau blok protein).
Burung harus mengonsumsi kuliner dengan kandungan asam amino jenis ini kemudian menyerap dan disimpan sebagai protein (keratin) khusus bagi keperluan pertumbuhan bulu. Proses ini sangat penting bagi burung dan tubuh burung harus bekerja ekstra untuk mendapat gizi yang cukup untuk membentuk bulu secara sempurna.
2. Sehabis manbung tidak cepat bunyi disebabkan masa rekondisi burung terlalu lama.
Alternatif lain, Anda bisa menyediakan undur-undur sebagai extrta fooding (EF) branjangan. Cari saja binatang kecil itu (rata-rata seukuran 1-4 pentol korek api) sebanyak 10-15 ekor. Tebar ke ke dalam bubukan bata dan akan menjadi santapan branjangan. Langkah ini bisa dibarengi dengan mempertemukan branjangan macet dengan branjangan yang gacor, supaya praktis terpancing dan kembali bunyi.
3. Bulu praktis rontok terutama disebabkan oleh serangan benalu (kutu dan cacing) dan kekurangan mineral.
Semoga bermanfaaat...............