Anggrek merupakan tumbuhan hias yang tidak ada matinya, dan harganya juga relatif stabil. Bentuk dan warna bunga anggrek merupakan daya tarik utama disamping bunganya tahan usang dan tidak cepat rontok sehingga bisa dinikmati dalam jangka waktu lama. Banyak sekali Anggrek orisinil Indonesia yang berbunga anggun dan menawan. Untuk menanam dan memelihara anggrek butuh pengetahuan dan pangalaman sehingga anda akan menjadi jago anggrek. Tidak semua orang bisa telaten dan bisa untuk memelihara bunga anggrek semoga selalu berbunga. Berikut ini sedikit pengetahuan ihwal media tanam untuk budidaya anggrek di rumah.
1. PECAHAN BATU BATA ATAU GENTENG
media pecahan bata dan genteng ini cocok sekali diguanakan sebagai media tumbuhan bunga anggrek dengan kelebihannya yaitu baik digunakan sebagai lokasi melekatnya akar, pengatur kelembapan sekitar akar, dan lokasi menyimpan air serta larutan unsur hara. Selain itu, kedua media ini tidak praktis melapuk serta mempunyai drainase dan aerasi yang cukup baik. Penempatan kedua media ini ialah di dasar pot dan mengisi 1/3 potongan pot. Pecahan watu bata berdaya serap lebih besar daripada pecahan genteng. Akan tetapi, pecahan watu bata lebih cepat ditumbuhi lumut dibandingkan dengan pecahan genteng. Jika media sudah ditumbuhi lumut, sebaiknya segera diganti dengan media tanam baru.
2. BATANG PAKIS
Media pakis merupakan media paling terkenal bagi penggemar anggerk. Pakis bersifat tidak praktis lapuk, mempunyai daya mengikat air yang baik, serta mempunyai kemampuan aerasi dan drainase yang baik juga. Sebelum digunakan sebagai media tanam bunga anggrek, sebaiknya pakis direndam terlebih dulu dengan larutan pupuk NPK. Pakis yang digunakan di pot sebaiknya berupa potongan atau cincangan yang tidak terlalu halus. Potongan yang halus mengakibatkan kelembapan tinggi yang bisa mengakibatkan penyakit amis akar. Untuk menghindari media tanam menjadi sumber inokulum, sebelum dipergunakan, media pakis sebaiknya dicelup dalam larutan fungisida. Untuk mengusir hama semut atau serangga lain, media tanam direndam ke dalam larutan insektisida. Dalam penyimpanannya, media pakis sebaiknya jangan ditumpuk (untuk menghindari hadirnya hama semut), melainkan digantung dan dikering-anginkan.
3. SERUTAN ATAU POTONGAN KAYU
Media tanam ini lebih banyak digunakan untuk bunga anggrek terestrial (jenis bunga anggrek tanah). Serutan atau potongan kayu mempunyai aerasi dan drainase yang baik, tetapi berdaya serap air kurang baik. Selain itu, media tanam ini miskin unsur nitrogen. Proses pelapukannya berlangsung lambat alasannya kayu banyak mengandung senyawa yang sulit terdekomposisi, ibarat selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Sebelum digunakan, media serutan kayu sebaiknya direndam lebih dulu dengan larutan pupuk urea dan TSP. Untuk mencegah hadirnya hama dan penyakit pada media tanam jenis ini, saat perendaman dengan pupuk bisa ditambahkan larutan pestisida. Untuk menyimpannya, media serutan kayu dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di lokasi yang kering.
4. SABUT KELAPA
Media tanam bunga anggrek dari sabut kelapa mempunyai daya simpan air yang sangat baik serta mengandung unsur hara yang diharapkan tanaman. Media tanam ini relatif praktis diperoleh dan harganya pun relatif murah. Jika ingin menggunakan sabut kelapa sebagai media tanam bunga anggrek, sebaiknya pilih sabut kelapa yang sudah bau tanah dan dipotong-potong sesuai dengan ukuran pot. Kelemahan media sabut kelapa ialah praktis melapuk dan membusuk. Kelemahan ini dikhawatirkan bisa menjadi sumber penyakit. Sebelum digunakan, sebaiknya media sabut direndam ke dalam larutan fungisida. Media tanam sabut yang tidak digunakan harus disimpan di lokasi yang kering dan sejuk.
5. ARANG KAYU
Arang kayu mempunyai kemampuan mengikat air yang cukup baik. Namun, dibandingkan dengan media sabut kelapa, kemampuan mengikat airnya masih lebih rendah. Media arang kayu tidak praktis lapuk dan tidak praktis ditumbuhi cendawan dan bakteri, tetapi miskin unsur hara dan harganya relatif mahal. Media ini mempunyai sifat buffer. Artinya, kesalahan pemupukan (kelebihan takaran pupuk) masih bisa ditolerir. Sebelum digunakan, arang kayu sebaiknya direndam terlebih dulu ke dalam larutan pupuk NPK. Karena sifat media tanam arang kayu yang praktis berjamur, sebaiknya perendaman larutan pupuk juga dicampur dengan larutan fungisida. Dalam penyimpanannya, media arang bisa dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di lokasi yang kering.
F. LUMUT
Lumut yang biasa disebut dengan moss mempunyai sifat sanggup mengatur kelembapan, sehingga tidak praktis mendatangkan amis akar pada tumbuhan bunga anggrek. Media ini termasuk infinit alasannya bisa digunakan selama 1 tahun. Media ini sudah banyak dijual, tetapi harganya relatif mahal. Untuk mencegah serangan penyakit, sebelum digunakan, media direndam dalam larutan fungisida. Media yang tidak digunakan dimasukkan ke dalam karung dan disimpan di lokasi yang kering.
POT UNTUK ANGGREK
Pot yang akan digunakan untuk menanam bunga anggrek sebaiknya pot tanah liat. Pot ini bentuknya hampir sama dengan pot tanah liat untuk tumbuhan hias. Bedanya, tubuh atau dinding pot bunga anggrek mempunyai lubang-lubang kecil berdiameter sekitar 2 cm. Lubang ini berfungsi untuk memperlancar sirkulasi udara serta mempermudah aerasi dan drainase. Karena materi pot bersifat praktis menyerap air, kelebihan air siraman sanggup terserap, sehingga bunga anggrek relatif terhindar dari penyakit amis akar. Pada keadaan lingkungan yang basah pun, keadaan akar tumbuhan bunga anggrek tetap terjaga kalau menggunakan pot tanah liat.
Kelemahan penggunaan pot tanah liat ialah pot biasanya akan ditumbuhi lumut sesudah digunakan beberapa lama. Lumut ini biasanya tumbuh di tubuh atau dinding pot potongan luar. Tumbuhnya lumut ini semakin gencar saat isu terkini hujan. Jika tidak segera ditangani, lumut akan menutupi seluruh permukaan tubuh pot. Jika di areal penanaman bunga anggrek terdapat pot yang mulai ditumbuhi lumut, sebaiknya lumut itu segera dihilangkan. Caranya bisa dengan menggosoknya menggunakan alat bantu berupa sikat kawat atau 'kapi'. Kadang-kadang, sesudah digosok, penampilan pot kurang menarik lagi. Untuk menutupinya, tak jarang pembudidaya tumbuhan bunga anggrek (terutama hobiis) memasukkan pot tanah liat tersebut ke dalam pot yang lebih besar dan berpenampilan cukup menarik. Pot yang digunakan umumnya pot plastik, pot kayu, pot keramik, pot rotan, atau pot batang pakis. Bentuk, warna, dan harga pot-pot ini bervariasi.
Umumnya, pembudidaya atau penggemar tumbuhan aggrek menempatkan pot di atas rak-rak panjang atau dengan menggantungnya rnenggunakan kawat. Penempatan pot dengan cara ibarat ini cukup kuat terhadap pertukaran udara. Sebaiknya pot-pot bunga anggrek tidak diletakkan eksklusif di atas permukaan tanah. Pasalnya, kalau tumbuhan disiram atau disemprot, aerasi dan drainase akan terganggu. Lubang yang ada di dasar pot pun bisa tertutup sehingga dikhawatirkan air akan mengendap dan mengakibatkan amis akar. Penempatan ibarat ini juga sanggup mengundang semut, keong, maupun rayap. Dalam menempatkan pot-pot bunga anggrek di atas rak panjang, sebaiknya jarak antarpot jangan terlalu dekat. Antarpot diberi jarak sekitar 5 cm. Tujuannya semoga sinar matahari bisa menembus sela-sela tumbuhan dan sirkulasi udara berjalan lancar. Selain itu, pertumbuhan lumut di tubuh pot bisa dihambat.
supaya pertumbuhan bunga anggrek tetap bagus, penggantian pot (repotting) perlu dilakukan. Penggantian ini dilakukan kalau pertumbuhan bunga anggrek sudah memenuhi volume ruang pot. Jika pot tidak diganti, pertumbuhan bunga anggrek akan terhambat dan produksi bunga akan menurun. Penggantian ini biasanya dibarengi dengan penggantian media tanam. Media usang diganti dengan media yang masih baru. Sebelum digunakan, media tanam yang gres tersebut sebaiknya direndam ke dalam larutan pupuk yang dicampur dengan fungisida. Jangan lupa, persiapkan juga pecahan watu bata atau pecahan genteng untuk ditempatkan di dasar pot.
MENANAM BUNGA ANGGREK DI BATANG POHON
Untuk memberi tampilan yang lebih menarik dan terkesan alami, bunga anggrek jenis epifit bisa juga ditanam dengan cara ditempel di batang pohon ibarat layaknya di habitat aslinya. Jika ingin menempelkan bunga anggrek epifit, sebaiknya pilih pohon yang rindang sehingga cahaya matahari tidak terlalu kuat menyinari.
Pada dasarnya, bunga anggrek epifit bisa ditanam di batang pohon hidup maupun mati. Bahkan di tiang beton pun bisa, asalkan syarat kelembapan yang dibutuhkan terpenuhi. Jika menggunakan pohon mati, pilih yang tahan air dan tahan panas matahari sehingga tidak praktis melapuk. Jika menggunakan pohon hidup, pohon yang dipilih harus berkulit batang cukup tebal supaya tidak praktis terkelupas. Sebaiknya, pilih yang permukaan batangnya agak berangasan supaya ada lokasi yang baik bagi akar untuk melekat. Contoh pohon yang batangnya cocok ialah jambu air, mangga, rambutan, asam jawa, dan nangka. Meskipun begitu, pohon yang berbatang licin pun, ibarat palem atau jambu biji, masih bisa digunakan untuk menempelkan bunga anggrek. Namun, sebelumnya, batang pohon harus ditempel dengan media yang bisa menahan air, ibarat serabut kelapa, ijuk, atau potongan pakis.
Tanaman bunga anggrek yang akan ditempelkan bisa berasal dari bibit kompot, anakan atau tumbuhan muda, bisa juga tumbuhan dewasa. Jika yang digunakan tumbuhan dewasa, hendaknya tumbuhan diangkat berbarengan dengan media tanamnya. Bibit dari kompot dan anakan (tanaman muda), sebelum ditempel, harus dipotong sebagian akarnya kemudian dibersihkan dengan air. Selanjutnya, bibit tersebut dicelupkan ke dalam larutan fungisida, kira-kira selama satu merit. setelah itu dicelupkan lagi ke dalam larutan ZPT (zat pengatur tumbuh) dengan waktu yang sama. Jika menggunakan media tanam tambahan, sebaiknya media itu juga dicelupkan ke dalam larutan ZPT terlebih dulu. setelah semuanya selesai, tempelkan tumbuhan bunga anggrek pada batang pohon yang diinginkan. Usahakan ketinggiannya tidak melebihi tubuh semoga perawatannya tidak merepotkan.
0 comments:
Post a Comment