Home » » Rp. 1.7 Juta Untuk Facial Kotoran Burung

Rp. 1.7 Juta Untuk Facial Kotoran Burung

macam cara orang semoga tetap tampil anggun Rp. 1.7 Juta untuk Facial Kotoran Burung



Gudang Burung - Macam-macam cara orang semoga tetap tampil cantik, termasuk melaksanakan lulur wajah atau istilah populernya facial. Kini di negara maju ditemukan materi alami alternatif untuk perawatan kosmetik tersebut. Uniknya, pengganti materi kimia ini bukanlah tumbuhan atau rempah-rempah, melainkan hal yang sekilas sangat menjijikkan, ialah kotoran burung.

Warga Kota New York, Amerika Serikat, tak sedikit yang gandrung dengan facial kotoran burung. Layanan perawatan badan nyeleneh itu diberikan oleh Klinik Shizuka Day Spa dengan biaya tidak mengecewakan besar, mencapai USD 180 atau setara Rp 1,7 juta, mirip dilansir situs slate.com, (5/7/2012).

Alasan konsumen, kebanyakan wanita, bersedia dilumuri wajahnya dengan kotoran burung karena imbas manjur selepas perawatan. Salah satu pelanggan Shizuka berjulukan Alex Strauss mengaku kotoran binatang itu telah diolah sedemikian rupa menjadi abu semoga tidak bau. Selepas facial dengan materi tak biasa ini, beliau membenarkan bahwa efeknya top markotop. "Wajah saya lebih berbinar, sebulan perawatan wajah saya mirip bercahaya," ujarnya.

Ampuhnya kotoran burung sebagai materi lulur wajah tidak terkait klenik. Setidaknya pakar kecantikan asal Jepang Asako Nunose memaparkan kotoran unggas mengandung nucleobase. Sebuah zat kimia yang merangsang pembesaran pori-pori sehingga wajah terlihat lebih bercahaya.

Meski demikian, pakar lain melihat bahwa gandrungnya masyarakat mencoba facial kotoran burung karena adanya cita-cita mencoba hal baru, dan itu prinsip yang berlaku di semua jenis usaha, termasuk industri kecantikan.

Direktur Riset Kosmetik Klinis Rumah Sakit Mount Sinai di New York Joshua Zeichner menyatakan konsumen produk kecantikan saat ini orang cenderung tidak lagi percaya dengan promosi kosmetik mengandung materi alami. Hal itu mendorong warga mencoba kotoran burung, sesuatu yang dianggap alami dibanding esktrak tanaman.

"Orang mulai menyadari, beberapa kosmetik yang mengaku alami ternyata masih mengandung materi kimia. Itu sebabnya mereka beralih ke kotoran burung, alasannya materi ini menunjukkan definisi gres terhadap arti kata alami," ungkap Zeichne

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive