Sapi Belgian blue berasal dari persilangan sapi lokal dengan sapi jenis Shorthorn yang berasal dari Inggris. Dari persilangan ini didapatkan mutasi alami gen yang mengkode myostatin, yaitu protein yang berperan dalam perkembangan otot. Mutasi gen ini menjadikan pertumbuhan otot yang lebih cepat sehingga menghasilkan daging lebih banyak dengan sedikit lemak. Gen yang telah bermutasi setrik alami ini dipertahankan dengan trik persilangan lebih lanjut untuk mendapat galur murninya.
Berdasarkan tujuannya, sapi dibedakan menjadi single purpose dan double purpose. Sapi single purpose yaitu sapi yang dikembangbiakkan hanya untuk memproduksi daging saja atau susu saja semasa produktifnya. Sapi double purpose dikembangbiakkan untuk memproduksi susu dan daging semasa produktifnya. Peternakan sapi ini mengembangbiakkan sapi single purpose pedaging dan sapi perah. Keistimewaan dari sapi yang diternakkan di sini yaitu semua berjenis Belgian white blue atau biasa disingkat Belgian blue. Seluruh sapi yang diternakkan harus mempunyai akte lahir dan kode registrasi sapi. Kode registrasi ini bisa didapatkan di dinas peternakan setempat. Kode registrasi ini harus selalu tertempel di kedua daun pendengaran sapi, baik sapi perah maupun sapi pedaging.
Umumnya di negara-negara di Eropa terdapat pembatasan jumlah air susu sapi yang dihasilkan oleh setiap peternakan. Pembatasan ini bermaksud untuk menstabilkan harga air susu sapi. Di Belgia, setiap peternakan hanya boleh menghasilkan air susu sebanyak 220 000 liter/tahun. Oleh lantaran itu sapi perah yang kembangbiakkan di peternakan ini tidak banyak, hanya berjumlah 28 ekor. Seekor sapi sanggup menghasilkan kurang lebih 8500 liter air susu per tahun dengan kadar lemak 4,4% dan kadar protein 3,7%. Sapi perah akan produktif menghasilkan air susu hingga umur 5-6 tahun. Setelah itu sapi perah yang sudah tidak produktif ini akan dipotong dan dagingnya dipakai untuk pembuatan produk daging olahan menyerupai salami.
Berbeda dengan sapi perah, sapi pedaging memang dikembangbiakkan untuk menghasilkan daging kualitas tinggi. Sapi Belgian blue pedaging yaitu hasil dari seleksi genetik perkawinan silang, bukan hasil dari rekayasa genetik. Sapi yang dihasilkan berukuran besar dengan tinggi rata-rata 1.2-1.5 m dan berat 1100-1250 kg bahkan ada yang mencapai 1300 kg dikala berusia 4 tahun. Ini berarti sekitar 2,5 hingga 3 kali berat sapi lokal Indonesia yang terang sebagian besar penduduknya mengkonsumsi daging sapi.
Sapi Belgian blue mempunyai organ dalam dan kulit 15% lebih kecil dibanding sapi biasa sehingga sapi ini tidak sanggup banyak makan rumput. Hal ini disebabkan lantaran tidak cukup banyak ruang untuk menyimpan rumput dalam perut mereka. Oleh lantaran itu sapi ini hanya makan pakan olahan menyerupai jerami dan konsentrat yang terbuat dari biji-bijian dan kedelai. Meskipun demikian, pencernaan sapi ini sangat efektif. Sapi ini menghasilkan lebih banyak daging dan sedikit lemak. Hal ini terlihat dari tingginya persentase daging yang dihasilkan sehabis dipotong dan dihilangkan tulangnya yang mencapai 82%. Ini berarti bahwa sapi ini menghasilkan daging lebih banyak dan menghasilkan sedikit limbah atau hasil samping (kotoran, kulit, organ dalam, dll).
Ciri daging sapi Belgian blue ini yaitu teksturnya yang populer empuk dengan sedikit lemak. Oleh lantaran itu harga daging sapi Belgian blue lebih mahal kalau diekspor keluar negeri. Namun di Belgia, hampir semua daging sapi yang dijual yaitu jenis Belgian blue. Hanya di tempat inilah saya bisa menikmati daging sapi kualitas super dengan harga standar.
Perkembangbiakan sapi Belgian blue umumnya dilakukan dengan inseminasi buatan lantaran untuk menyangga berat tubuhnya sendiri, kaki sapi ini sudah kepayahan. Sapi Belgian blue betina mengalami pubertas lebih awal dibanding sapi lainnya. Dia sanggup hamil pertama pada usia 29-30 bulan. Periode kehamilan sapi Belgian blue juga relatif lebih singkat, yaitu sekitar 281-283 hari. Anak sapi yang dilahirkan rata-rata mempunyai berat 44 kg untuk anak sapi betina dan 47 kg untuk anak sapi jantan. Karena besarnya anak sapi yang dilahirkan, jalan lahir yang sempit dan bentuk panggul sapi betina yang landai membuat sapi Belgian blue kesulitan untuk bisa melahirkan normal. Untuk mengurangi resiko simpulan hidup sapi lantaran pendarahan sehabis melahirkan, para peternak umumnya melaksanakan operasi caesar terhadap sapi-sapi mereka.
Untuk operasi caesar sapi di Belgia hanya membutuhkan biaya sekitar 70 euro. Harga ini cukup murah dibanding negara lain yang bisa menghabiskan biaya sebesar 110-170 euro untuk satu kali operasi caesar sapi. Operasi caesar ini biasa dilakukan di peternakan mereka sendiri dan waktu operasi berlangsung selama 40 menit, lebih efektif dan efisien dibanding melahirkan normal yang membutuhkan waktu 2-3 jam. Meskipun proses melahirkan sapi setrik caesar ini irit waktu, namun masih menjadi pekerjaan rumah para peneliti di sana untuk bisa menemukan hasil perkawinan silang sapi yang sanggup melahirkan normal tanpa resiko tinggi. Karena gimanapun juga proses melahirkan sapi setrik caesar ini membutuhkan antibiotik yang cukup banyak.
Sapi yang habis dicesar
Di peternakan pedet sapi yang gres dilahirkan hanya akan mendapat air susu sapi selama 12 ahad dengan rata-rata kontribusi air susu sapi sebanyak 5 liter per hari. Hal ini tentu akan membuat bayi sapi merasa lapar dan untuk itu peternak segera memperlihatkan pakan yang didesain khusus untuk anak sapi berupa konsentrat pada usia 3-4 hari sehabis lahir. Dengan demikian sapi ini akan segera menjadi binatang pemamah biak yang mempunyai efektifitas tinggi dalam pencernaannya.
Sejarah Singkat Sapi Belgian Blue
Sapi Belgia yaitu sapi dengan ciri otot ganda atau "double muscles". Sapi yang pertama kali dicatat mempunyai ciri otot ganda yaitu sapi Inggris jenis Durham Shorthorn 200 tahun yang lalu. Dua era yang lalu, peternak dan akademisi Inggris George Culley pertama kalinya mencatat sapi-sapi di tempat Durham mempunyai ciri otot ganda atau "double muscles".
Tertarik dengan ciri sapi Durham Shorthorn, peternak Belgian membeli sapi ini dalam jumlah besar dan mengawinkannya dengan sapi penghasil susu Freisian Holstein pada tahun 1841. Hasilnya yaitu sapi yang dinamakan Limon Blue. Belgia masih belum puas dengan hasil kawin silang ini lantaran dinilai terlalu banyak menyimpan gen sapi Inggris. "Too British", demikian keluhan peternak Belgia.
Pada tahun 1900, Pemerintah Belgia membeli sapi-sapi terbaik dan juara Eksposisi Pertanian Nasional dari tempat Hesbignon, Belgia Selatan. Hasil kawin silang sapi Limon Blue (hasil silangan Durham Shorthorn dengan Freisian Hosltein) dengan sapi-sapi juara dari Hesbignon menghasilkan sapi yang lebih baik dari Durham Shorthorn dari segi pertumbuhan otot ganda atau "double muscle".
Sapi-sapi terbaik dengan ciri "muscular hyperthrophy" dari hasil kawin silang ini kemudian disilangkan dengan sapi-sapi betina terbaik dengan teknologi inseminasi buatan pada tahun 1947 oleh Profesor Hansett dari Universitas Liege, Belgia. Teknologi inseminasi buatan menjadi salah satu faktor penting dalam pengembangan Sapi Belgia lantaran dengan teknologi IB ini sanggup dilakukan pembibitan sapi setrik konsisten dan uniform.
Melalui proses hasil kawin silang, pembibitan selektif / "selective breeding" dan evolusi --- bukan anomali, bukan GMO, bukan rekayasa genetika atau "genetic enginering". Dari sejarahnya terlihat bahwa proses lahirnya jenis sapi Belgia tidak berbeda dengan sapi Brangus atau sapi peranakan Ongole. Perbedaannya dengan kawin silang di Indonesia, kegiatan kawin silang dilakukan setrik acak, tanpa formula, tanpa pemahaman ilmu genetika dan tanpa keseragaman. Akibatnya justru terjadi penurunan mutu sapi lokal.
Setelah mengalami evolusi selama dua puluh tahun, pada International Cattle Exhibition di Hankelewat / over pada 1972, Belgia setrik resmi memperkenalkan jenis sapi Belgian Blue/ Blanc-Bleu Belge sebagai jenis sapi baru. Pada tahun 1973, Belgia setrik resmi membentuk Belgian Blue Herd Book atau organisasi yang mengawasi pengembangan sapi Belgia, khususnya dalam penentuan seleksi sapi terbaik, pembibitan dan pedigree. Pada tahun ini juga, Departemen Pertanian Belgia membentuk Centre for Cattle Breeding di Ciney yang khusus mempelajari dan menentukan sapi Belgia jantan dan betina yang muda untuk disiapkan ke dalam aktivitas inseminasi buatan.
Belgian Blue Herd Book pandai balig cukup akal ini menjadi acuan utama bagi peternak, akademisi dan publik dalam mencari gosip wacana sapi Belgia. Belgian Blue Herd Book menentukan standar sapi Belgia yang antara lain meliputi standar kepala, leher, bahu, punggung, dada, paha, kaki, ekor, dan kemampuan berjalan.
Informasi lengkap wacana sapi Belgia atau Belgian Blue / Blanc-Bleu Belge sanggup dilihat di http://www.hbbbb.org/accueil_en.htm
0 comments:
Post a Comment