Home » , » Dongkrak Performa Burung Kicau Dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang

Dongkrak Performa Burung Kicau Dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang

Dongkrak Performa Burung Kicau dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang.

Tidak banyak kicaumania yang memanfaatkan ulat daun pisang sebagai pakan aksesori / extra fooding (EF) bagi burung kicauan. Padahal jenis ulat ini mempunyai kandungan protein cukup tinggi. Sebagian kicaumania meyakini kalau ulat daun pisang sanggup menjadi “doping alami” untuk mendongkrak performa burung secara cepat. Beberapa kicaumania kerap menawarkan ulat daun pisang kepada burung-burung yang biasa dilombakan.

Dongkrak Performa Burung Kicau dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang Dongkrak Performa Burung Kicau dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang

Sesuai dengan namanya, ulat daun pisang biasa ditemukan dalam gulungan-gulungan daun flora pisang. Ulat ini bersifat merusak daun pisang, sehingga kalangan petani menganggapnya sebagai hama.

Pemanfaatan ulat daun pisang sudah usang dikenal dalam dunia mancing, ialah sebagai umpan ikan. Adapun untuk burung kicauan, ulat daun pisang hanya diberikan sekadar pakan aksesori atau EF alternatif saja. Itu pun belum banyak kicaumania yang memanfaatkannya.

Dongkrak Performa Burung Kicau dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang Dongkrak Performa Burung Kicau dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang

Dongkrak Performa Burung Kicau dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang Dongkrak Performa Burung Kicau dengan Memanfaatkan Ulat Daun Pisang

Kandungan protein ulat daun pisang  cukup tinggi. Tidak heran apabila di Thailand, ulat daun pisang diolah menjadi materi pangan kaya protein. Bahkan FAO pun mendorong pemanfaatan ulat daun pisang untuk mengatasi krisis gizi di sejumlah negara Afrika.

Jika dipakai secara sempurna (tidak berlebihan), ulat daun pisang juga bisa mendongkrak performa burung kicauan, baik dalam konteks untuk dilombakan atau sekadar dijadikan penyanyi ahli di rumah.

Pemberian ulat daun pisang secara berlebihan terang tidak dianjurkan. Sebab bisa menciptakan burung over birahi, serta dalam jangka panjang bisa menciptakan burung mengalami kegemukan (obesitas). Jadi, ulat daun pisang hanya sekadar dijadikan selingan saja.

Sebagai acuan, untuk perawatan harian, sebaiknya burung cukup diberi ulat daun pisang dalam frekuensi 1 – 2 kali seminggu. Namun kalau burung mau dilombakan, proteksi ulat ini bisa dimulai semenjak H-3 atau H-2, dengan rincian 2 ekor pada pagi hari dan 3 ekor pada sore hari. Pada hari lomba, tepatnya pagi sebelum dilombakan, cukup diberikan satu ekor saja.

Karena ulat daun pisang diberikan hanya sebagai selingan, maka EF ibarat jangkrik dan kroto harus tetap diberikan sebagaimana biasanya. Selain itu, untuk menjaga kondisi burung tetap fit dan lebih memaksimalkan penampilannya di arena lomba, burung sebaiknya diberikan multivitamin ibarat BirdVit.

Itulah manfaat ulat daun pisang sebagai selingan atau EF alternatif yang bisa mendongkrak performa burung di lapangan lomba maupun di rumah.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive