Home » » Potensi Pohon Gamal Sebagai Hijauan Pakan Ternak

Potensi Pohon Gamal Sebagai Hijauan Pakan Ternak

Pohon Gamal, Hijauan Makanan Ternak Atasi Kesulitan Pakan Saat Kemarau

Kebutuhan hijauan untuk pakan ternak terus meningkat seiring dengan berkembangnya budidaya peternakan. Pada musim-musim tertentu peternak sering mengeluhkan susahnya mencari hijauan makanan ternak, ini terjadi biasanya pada ketika ekspresi dominan kemarau panjang. Solusi untuk mengatasi hal ini yaitu dengan menanam hijauan yang tahan banting alias tahan terhadap cuaca. Pilihan terbaik jatuh pada tumbuhan gamal yang sudah sangat dikenal oleh masyarakat tapi masih sering disepelekan penggunaannya sehingga jarang dibudidayakan secara serius. Disini akan coba diulas lagi potensi tumbuhan gamal untuk hijauan makanan ternak dan juga kegunaan lainnya. Pohon gamal, berdasarkan beberapa literature sangat menarik lantaran beberapa hal : akomodasi ditanam, adaptif diberbagai daerah, bunga yang indah dan eksotik serta kemanfaatannya sebagai hijauan pakan ternak, pestisida alami, tumbuhan pagar dan penahan erosi.
Manfaat lain dari Gamal yaitu biji, pepagan, daun, dan akarnya sanggup dipakai sebagai rodentisida dan pestisida sehabis terlebih dahulu dilakukan fermentasi. Bunganya dipakai oleh lebah sebagai sumber nutrisi dan zat gula dalam pembuatan madu lebah. Bahkan di beberapa daerah, Gamal ditanam sebagai flora eksotik dan penghias taman lantaran mempunyai bunga berwarna lembayung yang indah.

Tanaman Gamal
Dengan membudidayakan pohon gamal maka diharapkan ketika ekspresi dominan kemarau pemenuhan hijauan makanan ternak tidak akan mengalami kesulitan. Sebagai makanan alami ternak terutama ternak ruminansia maka hijauan wajib ada dalam sajian ration ternak ruminansia.

Gamal dalam taksonomi flora termasuk famili Fabaceae (Papilionoideae) yaitu salah satu jenis tumbuhan yang gampang ditanam dan tidak memerlukan sifat tanah khusus. (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Gamal yaitu tumbuhan orisinil di tempat Pantai Pasifik Amerika Tengah yang bermusim kering. Gamal diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar tahun 1900 untuk dipakai sebagai tumbuhan pelindung pada areal perkebunan di daerah Medan (Harian Umum Suara Karya, 19 Mei 1992 dalam Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Ciri umum Gamal yaitu daun menyirip, dengan bentuk daun oval runcing yang agak lebar, dan bunganya cukup indah berwarna ungu keputihan. Tanaman Gamal tumbuh baik pada daerah dengan ketinggian 0-1300 meter dari permukaan bahari dan sanggup tumbuh mencapai ketinggian 10 meter.

Gliricidia merupakan jenis multiguna. Pada daerah tropika, dipakai sebagai pagar hidup. Kemampuannya bertunas sehabis dipangkas cocok untuk pakan ternak, kayu bakar dan tiang. Pada kondisi di bawah optimal, produksi biomas mencapai 12 ton berat kering per hektar per tahun. Merupakan jenis pengikat nitrogen, daunnya sanggup dipakai sebagai mulsa dan pupuk hijau sehingga cocok untuk agroforestry. Nama “ibu kokoa” muncul lantaran sering dipakai sebagai peneduh coklat, kopi dan teh. Kayunya keras dan awet, berat jenis 0,5-0,8g/cm3. Nilai kalorinya 4.900 kkal/kg. (Hanum dan van der Maesen, 1997).

Batang tumbuhan gamal yaitu tunggal atau bercabang, jarang yang menyemak, tinggi 2-15 m. Batang tegak, diameter pangkal batang 5-30 cm, dengan atau tanpa cabang di akrab pangkal tersebut. Kulit batang coklat keabu-abuan dengan alur-alur kecil pada batang yang telah tua. Daun beragam menyirip, panjang 19-30 cm, terdiri 7-17 helai daun. Helai daun berhadapan, panjang 4-8 cm dengan ujung runcing, jarang yang bulat. Ukuran daun semakin kecil menuju ujung daun. Bunga merah muda cerah hingga kemerahan, jarang yang putih, panjang 2,5-15 cm, susunan bunga tegak (Amara dan Kamara, 1998).

Kegunaan Pohon Gamal

Gamal sanggup dimanfaatkan antara lain sebagai pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia kecil ibarat kambing dan domba. Gamal mempunyai nilai gizi yang tinggi, pencegah erosi, dan penyubur tanah. Kayunya sanggup dipakai sebagai kayu bakar, arang atau sebagai materi bangunan dan alat pertanian. Tanaman ini juga dipakai dalam aneka macam sistem pertanaman, yaitu sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat, atau kopi. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga hidup untuk tumbuhan vanili, lada hitam, dan ubi jalar. Manfaat lain yang lebih umum yaitu dipakai sebagai pagar hidup, tumbuhan pelindung, tumbuhan pupuk hijau pada contoh tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada contoh tanam lorong dan terasering. Selain itu, tumbuhan ini juga ternyata sanggup dipakai untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica) (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Salah satu alasannya yaitu mengapa Gamal cepat terkenal yaitu resistensinya terhadap hama kutu loncat (Heteropsylla cubana) yang telah meluluhlantakan Lamtoro di aneka macam belahan dunia tropis (FAO, 1998).

Cara Praktis Memperbanyak Pohon Gamal
Untuk mengatasi kekurangan pakan hijauan ternak dimusim kemarau , sangat perlu dilakukan perbanyakan tumbuhan gamal, dengan cara:
  • Menggunakan batang atau stek
  • Panjang stek yang dipakai berukuran 0.30-1.50m dengan kedalaman tumbuhan 15 cm
  • Stek berdiameter 3.1-3.5 cm mempunyai tingkat pertumbuhan yang tinggi
  • Stek serpihan batang bawah sanggup menunjukkan tingkat pertumbuhan ±55%
  • Stek yang terbaik yaitu panjang stek 45 cm, akan menunjukkan tingkat pertumbuhan ± 70 %
Meskipun Gamal sanggup diperbanyak dengan biji, tapi lebih sering memakai setek batang dalam perjuangan mengembangbiakan Gamal. Alasan pertama adalah, sulitnya mencari dan mengumpulkan biji Gamal.Di aneka macam tempat yang kami temui, jarang pohon Gamal yang sanggup tumbuh hingga besar, berbunga dan berbiji. Hal ini disebabkan Gamal sudah secara bersiklus di panen daun dan batangnya, jarang yang sanggup tumbuh hingga berbunga dan berpolong. Alasan lain, perbanyakan dengan setek batang lebih gampang dan lebih cepat daripada melalui biji.

Tanaman yang diperbanyak dengan setek sudah sanggup dipanen perdana pada usia di bawah 1 tahun. Biasanya 8-10 bulan. Sedangkan pada tumbuhan biji, hasil biomasa gres sanggup diperoleh pada usia sekira 2 tahun. Penanaman setek lebih baik berasal dari batang bawah tumbuhan yang cukup usia (diatas 2 tahun), diameter batang cukup besar (diatas 4cm) dengan panjang setek bervariasi mulai dari 40cm hingga 1.5m. Jarak tanam juga bervariasi, antara 40 -50cm hingga dengan 1.5 – 5m tergantung kebutuhan. Meskipun kadang kala menggugurkan daunnya pada ekspresi dominan kering dan kondisi udara dingin, Gamal sanggup dikategorikan sebagai pohon yang selalu hijau (evergreen). Dapat dipanen setiap 3 – 4 bulan sekali, dengan hasil antara 1 – 2 kg hijauan lembap per tanaman. G. sepium merupakan tumbuhan yang cocok untuk tanah asam dan marginal ibarat diutarakan oleh Szott et al. (1991).

Lebih lanjut, Whiteman et al. (1986) menilai Gamal menyesuaikan diri dengan baik pada tanah dengan kandungan kalsium rendah ibarat di Australia. Sayangnya, pada tanah yang mengandung saturasi Alumunium cukup tinggi ibarat beberapa daerah di Indonesia, Gamal tumbuh kurang baik dan mempunyai tingkat tahan hidup yang rendah (Direktorat Jenderal Peternakan,1999). Benih kuning ke coklat warna dengan 4.500 untuk 11.000 / kg. Di bawah kondisi penyimpanan optimum-6 hingga 10% kadar air pada 4 °. C-benih tetap layak selama lebih dari 10 tahun Pada kadar air 50% dan 17 ° C benih sanggup disimpan selama satu tahun(Allison & Simons 1996).

Biji ditanam tanpa pra-pengobatan secara pribadi ke dalam wadah pembibitan. Praktek pembibitan standar administrasi yang direkomendasikan. Bibit siap untuk tanam sehabis 2 hingga 3 bulan di pembibitan pada ketinggian 30 cm. Penanaman pribadi mungkin dengan 2 hingga 3 biji per posisi tanam pada kedalaman 1 hingga 2 cm. Persiapan lokasi diharapkan untuk mengurangi kompetisi. Penanaman pribadi dan operasi transplantasi harus bertepatan dengan ekspresi dominan hujan. Bibit yang peka terhadap persaingan. Pengendalian gulma secara teratur harus dilakukan hingga pohon ditetapkan.(Hensleigh dan Holaway 1988).

Manfaat Lain Tanaman Gamal
Gamal sanggup dimanfaatkan antara lain sebagai pakan ternak yang banyak disukai oleh ternak ruminansia kecil ibarat kambing dan domba. Gamal mempunyai nilai gizi yang tinggi, pencegah erosi, dan penyubur tanah. Kayunya sanggup dipakai sebagai kayu bakar, arang atau sebagai materi bangunan dan alat pertanian. Tanaman ini juga dipakai dalam aneka macam sistem pertanaman, yaitu sebagai pohon pelindung dalam penanaman teh, cokelat, atau kopi. Selain itu juga berfungsi sebagai penyangga hidup untuk tumbuhan vanili, lada hitam, dan ubi jalar. Manfaat lain yang lebih umum yaitu dipakai sebagai pagar hidup, tumbuhan pupuk hijau pada contoh tanam tumpang sari, sebagai penahan tanah pada contoh tanam lorong dan terasering. Selain itu, tumbuhan ini juga ternyata sanggup dipakai untuk mereklamasi tanah atau lahan yang gundul atau tanah yang rapat ditumbuhi oleh alang alang (Imperata cylindrica) (Manglayang Farm Online, 6 Maret 2006). Salah satu alasannya yaitu mengapa Gamal cepat terkenal yaitu resistensinya terhadap hama kutu loncat (Heteropsylla cubana) yang telah meluluhlantakan Lamtoro di aneka macam belahan dunia tropis. (FAO, 1998).

Manfaat Sebagai Ramuan Herbal

Gamal juga bermanfaat sebagai materi ramuan tradisional. Serbuk daun, kulit batang dan biji gamal jikalau dicampurkan pada nasi atau umpan lainnya akan bisa membunuh tikus. Ekstrak daun gamal dengan air dan petrolium ether juga sanggup membunuh rayap. Air rebusan daun gamal jikalau dioleskan pada tubuh anjing, kambing atau sapi bisa membunuh kutu. Pada manusia, daun gamal bisa dipakai untuk menghilangkan rasa pegel dan jamur kulit.


Pembuatan Pestisida Alami dengan Daun Gamal

Kandungan aktif daun gamal yaitu tanin. Ekstrak daun gamal efektif untuk mengendalikan ulat dan hama pengisap. Dalam penggunaannya ekstrak daun dicampur dengan minyak tanah, namun penggunaan minyak tanah harus hati-hati lantaran terlalu sering memakai minyak tanah akan mengakibatkan daun terbakar. Bahan-bahan yang diharapkan : daun gamal segar 100-150 g, air 250 ml, minyak tanah 250 ml, dan detergen 50 g. Alat yang dipakai : lumpang 1 bh, alu 1bh, kain saring 1 bh, bejana 1 bh.

Cara pembuatannya:

  • Tumbuk/hancurkan daun gamal dengan penambahan air 250 ml.
  • Larutan tersebut diperas dan disaring, tambahkan minyak tanah dan detergen. Aduk hingga rata.
  • Tambahkan 8 liter air. Larutan siap digunakan.
Tanaman gamal sudah selayaknya menerima tempat istimewa dikalangan peternak, baik peternak kecil maupun peternak besar untuk bisa dibudidayakan secara intensif dan pada gilirannya akan bisa menjadi andalan pemenuhan hijauan makanan ternak.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive