Benar tidak sih ulat hongkong sanggup mengakibatkan katarak pada burung?
Pernah ada seorang sahabat wiraternak yg menyampaikan dengan penuh yakin dan mantap, bahwa ulat hongkong itu sanggup mengakibatkan katarak pada burung yg di peliharanya.
Sampai pada jadinya sahabat wiraternak ini tidak mau memperlihatkan ulat hongkong untuk burung yg di peliharanya.
Tetapi sayang, dikala wiraternak menanyakan jenis burung apa yg terkena katarak, jawabannya yaitu yg terkena katarak itu burung temannya.
Hweleh..hweleh..
Ini memang sering terjadi, penggemar burung mempercayai begitu saja informasi yg tiba dari sesama Kicaumania lainnya, tanpa menggali apa yg menjadi penyebab terjadinya suatu masalah, dalam hal ini penyakit.
Untuk lebih jelasnya, mari kita kupas tuntas Hubungan antara ulat hongkong dan katarak ini. Apakah masih bersaudara atau justru tidak kenal sama sekali.
Sebenarnya Apa Sih Katarak Itu?
Penyakit katarak yaitu penurunan tingkat kejernihan lensa, dimana kemudian lensa mata menjadi keruh dan berwarna putih ke abu-abuan.
Setrik umum, katarak yaitu sebuah kondisi di mana lensa mata yg seharusnya higienis menjadi keruh, sehingga menghalangi cukupnya cahaya memasuki mata yg mengakibatkan terjadinya gangguan penghilatan.
Katarak biasanya tumbuh setrik perlahan dan tidak mengakibatkan rasa sakit.
Pada tahap awal terjadinya katarak ini, hanya mensugesti sebagian kecil lensa mata, dan tidak mensugesti penglihatan.
Dari beberapa rujukan yg berhasil wiraternak rangkum, penyebab terjadinya katarak pada burung yaitu sebagai berikut.
1. Faktor usia burung
Burung dengan usia yg sudah tua, memiliki resiko yg lebih besar untuk terkena katarak. Apalagi Jika burung tersebut berasal dari indukan yg menderita katarak. Maka resikonya bakal lebih besar untuk terkena katarak.
2. Penjemuran yg Terlalu Lama
Penjemuran yg terlalu lama, berakibat jelek pada burung. Kontak mata yg terlalu usang dengan cahaya ultra violet sanggup menjadi Keliru satu penyebab munculnya katarak ini.
3.Cedera Mata
Katarak pada burung juga di sebabkan oleh cidera mata atau stress berat fisik.
4.Faktor Genetika
Faktor genetika juga merupakan Keliru satu penyebab yg mengakibatkan katarak pada burung.
Anakan burung yg di hasilkan dari indukan yg menderita katarak, lebih beresiko terkena katarak di bandingkan dengani anakan burung yg di hasilkan dari burung sehat.
Dari beberapa literatur yg wiraternak telusuri, faktor kuliner yg menjadi penyebab katarak hampir tidak ada.
Setrik umum, katarak yaitu sebuah kondisi di mana lensa mata yg seharusnya higienis menjadi keruh, sehingga menghalangi cukupnya cahaya memasuki mata yg mengakibatkan terjadinya gangguan penghilatan.
Katarak biasanya tumbuh setrik perlahan dan tidak mengakibatkan rasa sakit.
Pada tahap awal terjadinya katarak ini, hanya mensugesti sebagian kecil lensa mata, dan tidak mensugesti penglihatan.
Dari beberapa rujukan yg berhasil wiraternak rangkum, penyebab terjadinya katarak pada burung yaitu sebagai berikut.
1. Faktor usia burung
Burung dengan usia yg sudah tua, memiliki resiko yg lebih besar untuk terkena katarak. Apalagi Jika burung tersebut berasal dari indukan yg menderita katarak. Maka resikonya bakal lebih besar untuk terkena katarak.
2. Penjemuran yg Terlalu Lama
Penjemuran yg terlalu lama, berakibat jelek pada burung. Kontak mata yg terlalu usang dengan cahaya ultra violet sanggup menjadi Keliru satu penyebab munculnya katarak ini.
3.Cedera Mata
Katarak pada burung juga di sebabkan oleh cidera mata atau stress berat fisik.
4.Faktor Genetika
Faktor genetika juga merupakan Keliru satu penyebab yg mengakibatkan katarak pada burung.
Anakan burung yg di hasilkan dari indukan yg menderita katarak, lebih beresiko terkena katarak di bandingkan dengani anakan burung yg di hasilkan dari burung sehat.
Dari beberapa literatur yg wiraternak telusuri, faktor kuliner yg menjadi penyebab katarak hampir tidak ada.
Justru rendahnya kandungan nutrisi dalam makanan, tidak tercukupinya kebutuhan vitamin lah yg sanggup menjadi pemicu timbulnya katarak ini.
Adakah Hubungannya dengan Ulat Hongkong?
Kandungan nutrisi yg cukup elok pada ulat hongkong, mengakibatkan ulat hongkong didaulat sebagai Keliru satu kuliner favorit untuk burung kicauan.
Banyak yg menyampaikan ulat hongkong tidak baik untuk di konsumsi oleh burung Jika pemberiannya terlalu banyak.
Makanan apapun Jika di berikan dalam jumlah yg terlalu banyak bakal memperlihatkan imbas tidak baik. Keliru satu imbas yg paling Mudah terdeteksi yaitu imbas kegemukan.
Kegemukan seringkali membuat burung malas untuk berkicau. Kegemukan juga menjadi penyebab menurunnya nafsu kawin pada burung.
Kandungan nutrisi pada ulat hongkong sangat mencukupi kebutuhan nutrisi burung, namun sebaiknya sajian kuliner untuk burung di usahakan bervariasi. Ini di lakukan untuk mengantisipasi kejenuhan dan mengantisipasi kegemukan lantaran tingginya kandungan lemak yg terkandung dalam ulat hongkong.
Dengan kandungan protein kurang lebih 48-50%, lemak bergairah 40% lemak bergairah ,kadar debu 3%, kadar air mencapai 57 %.calories 2056 kcal, thiamin 2.4 mg/kg,riboflavin 8.1mg/kg, calcium 169mg/kg, Omega 3.3g/kgdan kandungan fiber 2.5%, ulat hongkong yaitu Keliru satu kuliner perhiasan yg baik untuk di berikan kepada burung yg kita pelihara.
Adanya ketakutan Memakai ulat hongkong sebagai kuliner harian, yaitu sebuah ketakutan yg tidak di dasarkan pada bukti medis atau hasil penelitian.
Ketakutan yg sering muncul di antara beberapa Kicaumania, seringkali ketakutan yg hanya menurut isu.
Bukan ketakutan yg menurut penelitian setrik serius terhadap imbas kuliner yg sanggup mensugesti kesehatan burung.
Penyebab adanya penyakit pada seekor burung, berbagai faktor yg menjadi pemicunya. Penyebab burung terjangkit penyakit tidak sanggup hanya di simpulkan oleh satu hal yg mengakibatkan penyakit tersebut hinggap di badan burung.
Mungkin ada, beberapa burung yg rentan atau sensitif terhadap kandungan protein yg terlalu tinggi. Tapi bukan berMakna semua burung memiliki sensitifitas yg sama terhadap suatu kandungan nutrisi yg terdapat pada kuliner yg di konsumsi burung tersebut.
Kandungan zat kimia pada ulat hongkong yg sering di katakan menjadi penyebab suatu penyakit yaitu adanya kitin yg terkandung di dalam kulit ulat hongkong.
Zat kitin ini sering dituduh sebagai penyebab timbulnya duduk masalah pencernaan dalam badan burung.
Jika kita membitrikkan zat kitin, pada jangkrik pun terdapat zat kitin, pada cacing tanah juga terdapat kitin, bahkan pada kroto pun terdapat kitin.
Hanya saja kandungan zat kitin pada ulat hongkong lebih besar di bandingkan dengan kandungan kitin pada cacing dan kroto.
Seperti yg wiraternak tulis di awal, sebagus apapun kandungan nutrisi kuliner yg di berikan kepada burung kesayangan kita, Jika pemberiannya terlalu berlebihan justru efeknya bakal sebaliknya, menjadi tidak baik.
Adalah sebuah fakta yg sering terjadi, banyak Kicaumania yg hanya ikut-ikutan orang lain tanpa memahami kandungan nutrisi yg terdapat pada kuliner yg di berikan untuk burung yg dipeliharanya.
Tidak seharusnya kita menjiplak orang lain, hanya lantaran mendengar orang lain memperlihatkan satu jenis kuliner pada burung kesayangannya, kemudian burung kesayangannya menjadi lebih gacor dan lebih sehat.
Kita Musti melihat kondisi burung kita sebelum kita mengikuti orang lain dengan kondisi burung yg berbeda huruf dan mungkin berbeda kondisi kesehatannya di banding burung kita.
Adanya info yg menyampaikan bahwa ulat hongkong itu tidak baik bagi kesehatan burung kita, ulat hongkong ternyata sanggup mengakibatkan katarak, tidak seharusnya membuat kita menghentikan kontribusi ulat hongkong untuk burung peliharaan kita.
Hal itu mengingat kandungan nutrisi ulat hongkong yg sangat elok untuk di berikan kepada burung yg kita pelihara.
Jangan sampai, lantaran tidak ada jangkrik, kroto, ulat hongkong pun tidak di berikan hanya lantaran ketakutan yg belum terbukti setrik medis.
Sehingga burung yg kita pelihara membisu tidak berbunyi.
Burung yg membisu dan tidak berbunyi, yaitu burung yg tidak merasa bahagia.
Kesimpulan akhir, apapun kuliner yg di berikan untuk burung kesayangan kita, selama tidak berlebihan tentu tidak bakal menjadi masalah.
Makanan burung lho ya...bukan kuliner yg tidak di peruntukkan untuk burung.
Salam sukses peternakan,
Semoga bermanfaat.
0 comments:
Post a Comment