Home » , » Mengetahui Penyebab Kegagalan Penetasan Dari Bentuk Telur yg Tidak Menetas

Mengetahui Penyebab Kegagalan Penetasan Dari Bentuk Telur yg Tidak Menetas

mencatat data dalam penetasan sangatlah penting. Kita tidak bakal bisa untuk mengingat setrik detail jumlah telur yg masuk, jumlah telur yg fertil, indukan penghasil telur usia berapa, telur di simpan berapa lama.
Kemampuan kita untuk mengingat setrik detail segala sesuatu yg berafiliasi dengan jadwal pe netasan sangatlah terbatas.

Dengan adanya catatan, kita bakal lebih Mudah mempelajari dan menemukan faktor penyebab kegagalan pada proses penetasan yg kita lakukan.

Penyebab kegagalan pada proses penetasan sanggup kita lihat dari cangkang telur dan dari embrio yg mati sebelum keluar dari cangkang telur tersebut.
Berikut di bawah ini sanggup anda jadikan rujukan untuk mencari penyebab kegagalan dalam penetasan telur dengan Memakai mesin tetas.

1.Embrio Mati Pada Awal Penetasan.
Untuk mengetahui apakah embrio mati pada 7-14 hari awal penetasan atau tidak, sanggup di ketahui dengan trik memegang telur tersebut, apabila di goyang dan terasa koclak, itu berMakna telur tersebut fertil dan embrio mengalami simpulan hidup pada awal penetasan.

Biasanya ini terjadi lantaran di sebabkan oleh indukan yg kurang sehat, kurangnya nutrisi dalam makanan, indukan yg gres pertama bertelur, dan mati listrik selama lebih dari 6 jam.

2. Telur Kosong Pada Hari Ke 7.
Apabila peneropongan pada hari ke tujuh,  telur masih bening dan tidak menawarkan menyerupai ada jaring laba-laba, maka telur tersebut yaitu telur yg tidak di buahi atau tidak fertil.

Berbeda dengan yg wiraternak sebutkan pada point pertama, telur kosong atau tidak fertil, tidak bakal koclak saat di goyang-goyang meskipun telur yg lain sudah menetas.

Usia ayam, peneluran periode pertama, kurangnya nutrisi, atau tidak di buahi pejantan yaitu beberapa penyebab telur tidak di buahi.
Maknakel Terkait:

3. Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur
Embrio tidak sanggup memecah cangkang telur, biasanya  di karnakan kurangnya kelembaban di dalam mesin tetas,yg menimbulkan cangkang telur menjadi lebih kering dan keras, sehingga tidak sanggup dipecahkan oleh embrio tersebut.

Indikasi kurangnya kelembaban pada mesin tetas sanggup di lihat dari bentuk cangkang telur dan dari bentuk embrio itu sendiri.
Cangkang telur terlihat lebih kering dan keras, kadar air dalam cangkang telur juga sangat sedikit, badan embrio cenderung melekat pada cangkang telur.

Rendahnya kelembaban dalam mesin tetas, menimbulkan cangkang telur menjadi lebih kering dan juga menimbulkan menempelnya badan embrio pada cangkang telur sehingga embrio tidak sanggup memutar tubuhnya untuk memecah cangkang telur.
Pada kasus ini, ada embrio yg masih bertahan hidup, ada juga yg mengalami simpulan hidup di dalam telur.

4. Kelembaban terlalu tinggi
Berbeda dengan point nomer 3 yaitu Embrio Tidak Dapat Memecah Cangkang Telur lantaran rendahnya kelembaban.

Tingginya kelembaban udara dalam mesin tetas, juga sanggup menyebabkan kegagalan pada proses penetasan. Tingginya kelembaban udara ini sanggup kita lihat pada kondisi telur, dimana embrio mengalami simpulan hidup dengan kondisi telur di penuhi oleh air.

Dengan banyaknya kandungan air yg berada dalam telur, tentu bakal menimbulkan embrio tersebut karam kemudian mengalami kematian.

5. Telur Tertutup Lendir Cairan Dari Anak Ayam Lain
Pada beberapa kali penetasan yg wiraternak amati, model mesin tetas dengan rak penetasan dua tingkat lebih menghasilkan prosentase daya tetas yg tinggi.

Dengan Memakai model mesin tetas manual satur rak,  saat telur lain sudah menetas terlebih dahulu, DOC tidak menginjak-injak telur yg belum menetas.
Telur yg belum menetas ini biasanya bakal terkena cairan dari DOC yg gres menetas. 
Cairan atau lendir ini kemudian mengering dan membuat cangkang telur menjadi lebih susah di pecahkan oleh embrio yg bakal menetas.

Berbeda dengan Memakai mesin tetas manual dua rak, rak pertama untuk menempatkan telur tetas, rak kedua untuk menampung DOC yg gres menetas.
Jadi saat DOC menetas, DOC bakal terperosok masuk ke dalam rak penampungan DOC, hal ini mengantisipasi di injak-injaknya telur yg belum menetas oleh DOC yg gres menetas.


Selain tertutupnya cangkang telur oleh lendir dari DOC yg gres menetas, kurangnya menjaga kebersihan tangan saat membalik telur juga menjadi Keliru satu penyebab kegagalan dalam penetasan telur.

Usahakan tangan dalam keadaan higienis saat bakal membalik telur. Saat kotoran dari tangan melekat pada cangkang telur, hal ini bakal menutupi pori-pori yg ada pada cangkang telur.
Tertutupnya pori-pori ini bakal menimbulkan kurangnya asupan oksigen yg di butuhkan oleh embrio yg ada di dalam telur.

Kegagalan penetasan pada point ini sanggup kita lihat pada cangkang telur yg memiliki noda kekuningan. Atau noda minyak pada cangkang telur yg tidak sanggup di pecahkan oleh embrio.

Demikin tadi yaitu beberapa penyebab kegagalan dalam penetasan dimana penyebabnya sanggup kita lihat dari bentuk telur.
Apabila masih merasa belum sanggup memahami, silahkan kirimkan pertanyaan anda pada kolom komentar.

Salam sukses peternakan,
Semoga bermanfaat.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive