Home » , » Penyebab Embrio Tidak Sanggup Memecah Cangkang Telur

Penyebab Embrio Tidak Sanggup Memecah Cangkang Telur

embrio tidak sanggup memecah cangkang telur.
Ada embrio yg mati di dalam telur, ada juga embrio yg masih bertahan hidup di dalam cangkang telur walaupun cangkang telur dengan kondisi telur tidak sanggup dipecahkan, biasanya terjadi pada jenis unggas.
Pada penetasan burung, langka sekali terjadi embrio masih hidup di dalam cangkang yg tidak terpecahkan, yg ada seringkali embrio mati.

Untuk memecahkan cangkang telur di butuhkan waktu kurang lebih 24 jam dari titik retakan awal, hingga pada titik retakan yg sanggup memutus cangkang telur.
Dengan paruhnya, embrio yg berada dalam telur bakal berputar membuat retakan demi retakan yg bakal memecah cangkang telur tersebut.

Ada beberapa faktor yg menjadi penyebab embrio tidak sanggup memecah cangkang telur, dimana antara faktor satu dengan faktor yg lainnya saling berkaitan.
Faktor-faktor penyebab embrio tidak sanggup memecah cangkang telur ini sanggup di jadikan referensi dalam melaksanakan penilaian tingkat keberhasilan penetasan, sehingga kita sanggup memantau grafik tingkat kesuksesan dalam penetasan.


Maknakel terkait:
"Pentingnya Mencatat Proses Penetasan"

Dengan mencatat proses penetasan dari waktu ke waktu, dan mengamati grafik penetasan tersebut setrik teliti, kita bakal lebih Mudah mencari penyebab kegagalan dalam penetasan telur yg kita lakukan.

Berikut ini yaitu penyebab embrio tidak sanggup memecah cangkang telur setrik sempurna:

1. Usia Indukan
Usia indukan ayam atau angsa penghasil telur tetas sangat kuat pada hasil penetasan, semakin muda indukan, maka semakin besar kegagalan pada penetasan.
Usia indukan yg ideal yaitu 7 bulan ke atas.
Indukan yg masih muda, belum memiliki alat reproduksi matang untuk menghasilkan telur tetas berkualitas.

Telur pertama yg di hasilkan dari ayam dara atau ayam yg gres pertama bertelur, juga cenderung tidak sanggup menetas setrik baik.
Kalaupun menetas, biasanya anak ayam yg di hasilkan memiliki pertumbuhan yg kurang bagus.

2. Indukan Tidak Sehat
Perhatikan sejarah kesehatan indukan ayam atau angsa pada peternakan anda, apakah pernah menderita penyakit menyerupai tetelo atau ND, berak kapur?
Jika indukan pernah menderita penyakit tersebut kemudian sanggup di sembuhkan, biasanya saat menghasilkan telur tetas, bukan merupakan telur tetas yg berkualitas.

Embrio sering mengalami kegagalan dalam memecah cangkang telur setrik sempurna. Karena embrio yg di hasilkan bukan embrio yg sehat, sehingga saat tidak sanggup untuk memecahkan cangkang telur dari titik retakan awal hingga titik retakan terakhir.

3. Rendahnya Nutrisi Dalam Ransum
Kebutuhan nutrisi selain di perlukan untuk bertahan hidup, juga untuk memproduksi telur. Semakin rendah kandungan nutrisi dalam makanan, maka bakal semakin rendah kualitas embrio yg terdapat di dalam telur.

Lakukan penilaian kandungan nutrisi pada ransum. Apakah sudah memenuhi kebutuhan indukan penghasil telur atau masih jauh dari kebutuhan.
Apabila kandungan nutrisi dalam ransum masih rendah, tentu menjadi hal yg wajar, Jika kemudian embrio tidak sanggup memecah cangkang telur.

4. Lamanya Penyimpanan Telur Tetas.
Maksimal penyimpanan telur tetas yaitu 7 hari semenjak dari pertama telur keluar dari badan indukan ayam atau bebek.
Semakin usang penyimpanan telur, maka semakin besar juga tingkat kegagalan dalam penetasan.
Dari pengalaman wiraternak, ada beberapa telur dimana embrio tidak sanggup memecahkan cangkang telur.

Jika memiliki ruangan khusus dengan temperatur dan kelembaban  yg sanggup di atur, telur sanggup di simpan selama 14 hari.
Tapi kesannya tetap lebih manis yg di simpan selama 7 hari.

5. Kelembaban Dalam Mesin Tetas

Apabila:
  • induk betina penghasil telur yaitu indukan yg sehat dan tidak memiliki sejarah terjangkit penyakit
  • usia indukan sudah lebih dari 7 bulan dan telur yg di tetaskan yaitu telur periode peneluran ke dua dan seterusnya
  • Nutrisi dalam ransum sudah sesuai kebutuhan indukan penghasil telur tetas
  • Penyimpanan telur tetas tidak melebihi 7 hari
Maka, kemungkinan terakhir yaitu kurangnya kelembaban pada mesin tetas.
Semakin rendah kelembaban dalam mesin tetas, maka bakal semakin keras cangkang telur yg di tetaskan.
Semakin keras cangkang telur, semakin kesulitan embrio di dalam telur tetas untuk memecahkan cangkang tersebut.

Rendahnya kelembaban dalam ruangan mesin tetas, juga menimbulkan embrio mengalami kehilangan cairan tubuh dan kekurangan cairan yg ada di dalam telur.

Keringnya cangkang telur ini sering menimbulkan embrio tidak sanggup berputar 360 derajat untuk membuat titik-titik retakan yg bakal memecahkan telur tersebut.
Bahkan Pada kelembaban yg sangat rendah, badan embrio melekat pada dinding cangkang telur belahan dalam.

Apabila kelembaban terlalu tinggi,  juga bakal menimbulkan kegagalan dalam penetasan. Hal ini sanggup kita lihat, dimana embrio di dalam telur, penuh dengan air yg menyebabkannya karam dan mati.

Kelembaban ideal dalam ruangan mesin tetas yaitu 65 higro. Untuk sanggup memantau kelembaban ini, kita sanggup Memakai alat yg berjulukan hygrometer.

Maknakel Terkait:
"Mengenali Penyebab Kegagalan Penetasan Dari Bentuk Telur"


Salam sukses peternakan,
Semoga Bermanfaat.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive