Berikut ini teknik sterilisasi sangkar ayam yang diuraikan dengan ringkas dan terang oleh salah seorang pakar peternakan, Prof. Mukti Abadi, semoga bermanfaat.
Teknik Sterilisasi Kandang
Setelah pakai, semua peralatan, daerah pakan, daerah minum dan lain-lain dilepas untuk dicucui dan disterilkan, maka sangkar harus dibersihkan dari semua bentuk kotoran. Baik kotoran di permukaan dalam kandang, di permukaan luar sangkar dan di lingkungan kandang. Dibuang jauh dari lingkungan sangkar atau dimusnahkan dengan cara dibakar hingga habis. Pembersihannya dapat pakai sapu lidi, sikat ijuk dan atau sikat kawat. Karena kotoran merupakan salah satu media hidup mikroba (virus, bakteri, jamur dll) dan serangga.
PENCUCIAN
Namanya mencuci wajib hukumnya pakai deterjen atau sabun. Seperti mencuci baju dan atau mandi, selalu pakai deterjen. Tanpa deterjen belum dapat dikatakan mencuci. Perbandingan deterjennya relatif jumlahnya, tergantung konsentrasi deterjennya. Sebab ada deterjen yang konsentrasinya tinggi, ada yang sedang dan ada yang rendah. Yang penting, adonan deterjen dengan air, harus cukup berbuih. Deterjen ini selain sebagai pembersih, juga sebagai antiseptik ringan.
Kandang harus higienis dari semua bentuk kotoran alasannya ialah ada mikroba yang dapat tahan hidup di kotoran : ND 3 bulan, Gumboro 6 bulan.
Mencuci sangkar seyogyanya pakai alat semprot (sprayer) dengan tekanan cukup tinggi, 30 - 40 kafe supaya benar-benar bersih. Bisa pakai sprayer brand Sanchin SC-30 atau SC-45.
Permukaan sangkar yang higienis akan meng-efektifkan kerjanya desinfektan.
Cara Penyemprotan :
1. Dimulai dari belahan bawah kandang, disemprot ke arah atas;
2. Dari dinding luar disemprot ke arah dalam;
3. Di ruang dalam kandang, dari atas (atap), ke arah dinding dalam disemprot ke arah luar;
4. Terakhir mencuci lantai, ke arah bawah.
Dengan metode ini, pembersihan berjalan searah, tidak bolak-balik sehingga menjadi irit waktu, tenaga dan biaya.
STERILISASI
Setelah dicuci bersih, dilanjut disterilkan pakai materi kimia desinfektan berpengaruh membasmi mikroba (virus, bakteri, jamur, lumut, ganggang dll) dan serangga. Pilihan terbaik dan efisien ketika sangkar kosong ialah formalin dengan kadar 0,5% (formalin 40% 1 belahan + air 79 bagian). Karena formalin ini baunya sangat keras, maka petugas yang menyemprot mesti dilengkapi alat pelindung : kacamata renang, masker epilog hidung, baju lengan panjang, celana panjang, topi dan sepatu booth.
Setelah selesai menyemprotkan formalin, petugas mesti diberi minum susu 2 gelas sehari selama 3 hari berturut-turut, demi kesehatan si petugas. Berikan susu yang berkalsium tinggi. Tujuannya untuk meluruhkan zat beracun dari formalin dari dalam tubuh.
Kemudian membasmi serangga, pakai insektisida untuk di dalam kandang, di luar sangkar dan lingkungan kandang. Seyogyanya hindari insektisida golongan organofosfat. Bisa pakai insektisida golongan Karbamat dan atau Permetrin.
Kemudian sangkar dibiarkan kosong dalam kondisi steril ini selama minimum 2 minggu, JANGAN MENAWAR. Ini yang dimaksud keadaan kosong yang sesungguhnya. Bukan dihitung semenjak selesai panen. Tujuannya untuk memutus siklus hidup mikroba.
PERSIAPAN BROODING
Mulai pasang tirai dinding dan tirai dalam untuk brooder dimana semua peralatan sudah dalam kondisi higienis dan steril : alat-alat pakan, minum, chick guard, sumber penghangat, litter. Bila semua sudah terpasang sebagaimana mestinya, perlu disterilkan lagi pakai desinfektan. Bisa pakai sprayer atau diasapkan (fogging). Berikutnya, 3 – 4 hari sebelum chick in, disterilkan lagi pakai desinfektan.
Dengan perlakuan sterilisasi yang baik dan benar, kondisi sangkar bekas pakai pun akan berfungsi ibarat sangkar baru. Bisa menghasilkan performance ibarat yang diharapkan.
Sumber/Penulis : Mukti Abadi
0 comments:
Post a Comment