- Nafsu makan besar dan agak rakus.
- Minum teratur (kurang lebih 8 kali sehari).
- Mata jernih dan tajam, hidung bersih, memamah biak bila istirahat.
- Kotoran normal dan tidak berubah dari hari ke hari.
- Telinga sering digerakkan, kaki kuat, ekspresi basah.
- Temperature tubuh normal (38,5 – 39º) dan lincah.
- Jarak/siklus berahi ternak teratur.
- Sapi tenang, tidak stress
- Tidak mengeluarkan suara-suara "aneh" menyerupai ngorok dan lain-lain
- Mata suram, cekung, mengantuk, pendengaran terkulai.
- Nafsu makan berkurang, minumnya sedikit dan lambat.
- Kotoran sedikit, mungkin diare atau kering dan keras.
- Badan panas, detak jantung dan pernapasan tidak normal.
- Badan menyusut, berjalan sempoyongan.
- Kulit tidak elastis, bulu kusut, ekspresi dan hidung kering.
- Temperatur tubuh naik turun.
- Sering keluar cairan dari hidung dan mulut
- Sapi terlihat stress, tidak tenang
- Mengeluarkan suara-suara yang tidak lazim
Pada beberapa tempat basah, rumput yang tumbuh biasanya telah terkontaminasi oleh telur-telur atau bibit-bibit cacing. Berbagai obat cacing yang biasanya diberikan yaitu rental boli, valbazen, dan lain sebagainya.
Vaksinasi juga sering dilakukan oleh Dinas Peternakan setempat, kalau ada wabah penyakit yang berbahaya, contohnya penyakit ekspresi dan kuku (PMK), brucellosis (kluron menular), surra, septicemia epizpptical/SE (ngorok), antraks (radang limpa) dan turberkulosis (TBC).
Dengan mengetahui perbedaan ciri-ciri fisik dan tingkah laris antara sapi sehat dengan sapi sakit maka diperlukan perjuangan peternakan yang dilakukan sanggup berhasil dan sukses. Apalah artinya sapi bakalan yang bagus, pakan yang baik dan sangkar yang kokoh kalau kesehatan sapi tidak terjaga. Prinsipnya keberhasilan perjuangan penggemukan sapi harus ditunjang oleh:
- Sapi Bakalan yang manis dan Berkualitas
- Pakan yang berkualitas namun tetap Ekonomis (terjangkau harganya)
- Kandang yang Layak (Kebersihan dan Sanitasi serta Kenyamanan sapi)
- Manajemen Penanganan Penyakit
- Manajemen Sumber daya Manusia (tenaga kerja)
- Manajemen Pemasaran (Saat sempurna menjual dan membeli sapi)
- Yang tidak kalah penting : Regulasi atau hukum pemerintah yang sanggup melindungi peternak dan pinjaman permodalan yang lunak.
Penyakit Mulut dan Kuku (PMK). Penyakit ekspresi dan kuku (PMK) yaitu penyakit akut dan sangat menular pada sapi, kerbau, babi, kambing, domba dan binatang berkuku genap lainya, yang disebabkan oleh virus yang sangat kecil. Gejala ditandai dengan pembetukan lepuh dan kemudian abrasi pada selaput lender mulut, di antara kuku, kaki dan putting susu. Wabah penyakit ini adakala terjadi akhir pemasukan binatang dari tempat lain. Penyakit ini memiliki penularan tinggi, tetapi kematiannya rendah. Kerugian bukan disebabkan oleh kematian, tetapi lantaran susutnya berat badan, turunnya produksi susu, kehilangan tenaga kerja, pertumbuhan lambat. Tidakan pencegahan yaitu adalah mentaati peraturan tranportasi binatang antardaerah. Mengikuti vaksinasi PMK yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Setempat.
Brucellosis (Kluron Menular). Brucellosis yaitu penyakit binatang menular yang terutama menyerang sapi, kambing, domba, babi, banyak sekali jenis binatang lainnya serta manusia. Pada babi, penyakit ini dikenal sebagai penyakit kluron menular atau penyakit Bang. Penyebab penyakit ini yaitu micrococcus melitensis. Pada ternak, kerugiannya gangguan alat-alat reproduksi yang menimbulkan kemajiran temporer atau permanen. Penyakit ini sanggup menular dari binatang ke insan dan sulit diobati, sehingga brucellosis merupakan penyakit zoonosis. Tindakan pencegahan yaitu mentaati peraturan tranportasi binatang antardaerah. Mengikuti vaksinasi brucellosis yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Setempat.
Penyakit Surra. Penyakit surra merupakan penyakit menular pada hewan, yang sanggup bersifat akut maupun kronis. Penyakit ini disebabkan oleh protozoa dengan nama Trypanosoma evansi. Pada mulanya penyakit ini ditemukan pada kuda, tetapi kemudian hamper semua binatang berdarah panas peka terhadap penyakit ini, msekipun derajat kepekaanya tidak sama. Gejala penyakit ini yaitu : suhu tubuh naik, demam berselang-seling, mika pucat, nafsu makan berkurang, turunnya berat tubuh yang drastic, keguguran, gangguan pertumbuhan, penurunan produksi susu, di bawah dagu dan kaki bengkak, tidak sanggup dikerjakan setrik penuh dan sanggup menimbulkan kematian. Tindakan pencegahan yaitu mentaati peraturan tranportasi binatang antardaerah. Mengikuti vaksinasi surra yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Setempat.
Septicemia Epizootica (SE). Penyakit ngorok atau septicemia epizootica (SE) yaitu penyakit menular terutama pada sapi, kerbau, babi, dan adakala pada domba, kambing dan kuda, yang disebabkan oleh kuman Pasteurella multocida. Penyakit ini berjalan setrik akut, angka maut tinggi. Gejala penyakit yaitu ngorok (mendengkur), disamping adanya pembengkakkan busung pada tempat submandibula dan leher kepingan bawah. Penyakit SE menimbulkan kematian, penurunan berat badan, serta kehilangan tenaga kerja. Tindakan pencegahan yaitu mentaati peraturan tranportasi binatang antardaerah. Mengikuti vaksinasi SE yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Setempat.
Antraks (Radang Limpa). Antraks yaitu penyakit menular yang biasanya bersifat akut pada ternak ruminansia, kuda, babi dan sebagainya, yang disebabkan oleh Baicillus anthracis. Gejala penyakit yaitu suhu tubuh sangat tinggi, nafsu makan hilang sama sekali, pada awalnya sulit buat kotoran, kemudian diare, kotoran bercampur air dan darah. Terjadi pembengkakan akut pada limpa dan adakala keluar darah dari mulut, lubang hidung dan vulva. Anthraks merupakan salah satu penyakit yang sanggup menular ke insan atau sebaliknya. Tidakan pencegahan yaitu mentaati peraturan tranportasi binatang antardaerah. Mengikuti vaksinasi antraks yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Setempat.
Turberkulosis (TBC). Penyakit tuberculosis yang lazim disebut TBC yaitu penyakit menular bersifat menahun, merupakan salah satu penyakit zoonosis penting yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Kejadian penyakit TBC pada ternak di Indnesia tidak begitu menonjol, dibandingkan dengan bencana penyakit menular lainnya. Kerugian TBC pada ternak sanggup berupa penurunan produksi air susu, kehilangan berat tubuh dan pengaktifan bagian-bagian daging yang terserang. Tidakan pencegahan yaitu mentaati peraturan tranportasi binatang antardaerah. Mengikuti vaksinasi antraks yang dilaksanakan oleh Dinas Peternakan Setempat.
Cacing Hati. Penyakit cacing hati disebabkan oleh cacing hati (Fasciola hepatica) dan menyerang ternak sapi pada banyak sekali umur. Cacing hati bentuknya segi tiga, pipih, berwarna abu-abu kehijauan sampae kecoklatan. Panjangnya sanggup mencapai 2-3 cm. penularannya melalui pakan dan air, khususnya melalui pakan hijauan yang telah dicemari larva. Cacing ini menimbulkan penderitaan yang kronis, menahun, kurang darah dan gizi, pertumbuhan lambat, radang hati dan empedu. Gejala yang terjadi : ternak menjadi kurusm, lesu dan pucat, berat tubuh menurun, adakala terjadi busung pada banyak sekali kepingan tubuhnya. Pencegahan penyakit yaitu dengan membasmi siput atau bekicot, lantaran sebagai hospes mediator dari perkembangan cacing hati. Pencegahan yang lain, dengan menghindari pakan hijauan yang terkontaminasi oleh larva cacing hati. Pengobatan dengan obat cacing, contohnya Hexachlorophene.
Keracunan Asam Lambung (Acidosis). Keracunan asam lambung disebabkan lantaran dalam waktu singkatternak terlalu banyak makan konsentrat yang mengandung karbohidrat atau gula. Keracunan asam lambung akut adakala tidak terlihat, namun gejala yang dikenali yaitu : menendang-nendang perut, menggesek-gesek gigi, liur yang berlebihan, sapi terlihat sangat menderita, tidak nyaman dan sering menggosok-gosokkan kepala. Keracunan yang akut sanggup menimbulkan maut yang mendadak, sempoyongan/mabuk, jatuh dan mati. Pengobatan dengan pemberian 110 g natrium bikarbonat (NaHCO3 ) pada awal pengobatan, kemudian diulang setiap 8 jam dengan takaran 60 g. pencegahan yaitu : pemberian konsentrat jangan terlalu banyak.
Kembung Perut (Bloat). Kembung perut yaitu keadaan rumen yang membesar akhir penimbunan gas yang tidak sanggup cepat keluar, sehingga rumen tidak berfungsi normal. Tanda-tandanya yaitu lambung sebelah kiri membesar/bengkak dan kencang, kalau dipukul berbunyi. Pada kasus yang berat, sapi sering kencing dan buang kotoran, pernapasan berat dan sapi menderita. Penyakit ini disebabkan lantaran api merumput pada padang penggembalaan yang masih berair oleh embun pagi atau lantaran pakan yang diberikan terlalu halus dan kurang diberi hijauan. Terlalu banyak makan hijauan jenis leguminosa (kacang-kacangan) juga sanggup menimbulkan kembung perut. Pengobatan diberi minum 110 g minyak nabati, minyak paraffin atau diberi obat anti bloat. Kalau sudah parah, dilakukan pemasuka selang/pipa ke dalam ekspresi atau penusukan dengan trokar/kanula pada perut sebelah kiri (bagian belakang rusuk yang terakhir). Pencegahan diberi suplemen hijauan hingga 15 % dari materi kering pakan, konsentrat jangan terlalu halus dan diberi hijauan dicacah agak kasar.
Panas Badan Tinggi (Demam). Penyakit demam terjadi apabila suhu tubuh sapi naik, lantaran kurang tempat teduh, ventilasi kurang, populasi sapi terlalu padat, terlalu kepanasan di bawah terik matahari, terutama sapi-sapi yang kondisinya gemuk. Tanda-tanda sakit yaitu : sapi mengeluarkan air liur dan napasnya pendek, terengah-engah dengan detak jantung yang tinggi, suhu tubuh tinggi mencapai 41ºC dan pernapasan menjadi sesak, dan terkesan menderita. Pelakuan yang diberikan biasanya dipindahkan ke tempat yang teduh, perlu penyemprotan dengan air mulai dari kaki dan pelan-pelan ke tubuh kepingan atas hingga kesudahannya membasahi punggung atau dengan menggunakan karung basah. Pencegahan dilakukan dengan pemberian ventilasi sangkar yang baik dan jumlah sapi dalam sangkar jangan terlalu padat.
0 comments:
Post a Comment