Home » » Pengertian Feed Additive Dalam Pakan Ternak Dan Penggunaan Antibiotika

Pengertian Feed Additive Dalam Pakan Ternak Dan Penggunaan Antibiotika

Pengertian Dari Pakan Pelengkap (Feed Additive)

Feed additive merupakan materi makanan komplemen yang digunakan sebagai sumber penyedia vitamin-vitamin, mineral-mineral dan atau juga antibiotika. Fungsi feed additive ialah untuk menambah vitamin-vitamin, mineral dan antibiotika dalam ransum, menjaga dan mempertahankan kesehatan tubuh terhadap serangan penyakit dan imbas stress, merangsang pertumbuhan tubuh (pertumbuhan daging menjadi baik) dan menambah nafsu makan, meningkatkan produksi daging maupun telur.
Additive ialah susunan materi atau kombinasi materi tertentu yang sengaja ditambahkan ke dalam ransum pakan ternak untuk menaikkan nilai gizi pakan guna memenuhi kebutuhan khusus atau imbuhan yang umum digunakan dalam menyusun pakan ternak. Selain hal tersebut, additive ialah suatu materi atau kombinasi materi yang ditambahkan, biasanya dalam kuantitas yang kecil, ke dalam adonan makanan dasar atau pecahan dari padanya, untuk memenuhi kebutuhan khusus, misalnya additive materi konsentrat, additive materi suplemen, additive materi premix, additive materi pakan.

Selain itu, additive ialah materi pakan tambahan yang diberikan pada ternak dengan tujuan untuk meningkatkan produktifitas ternak maupun kualitas produksi. Maksud dari penambahan ialah untuk merangsang pertumbuhan atau merangsang produksi. Macam-macam additive antara lain antibiotika, hormon, arsenikal, sulfaktan, dan transquilizer.

Berbagai macam feed additive yang bersifat non nutritive antara lain:

Makanan tambahan komplemen untuk memperbaiki tekstur dan kekuatan pakan pellet;
Flavoring agent yaitu zat pemberi anyir lezat yang dipergunakan untuk meningkatkan palatabilitas pakan;
Enzim-enzim yang memperbaiki daya cerna di bawah kondisi tertentu;
Antibiotika, senyawa-senyawa arsen dan nitrofurans dipergunakan pada tingkat rendah untuk melindungi pakan dari serangan perusakan oleh mikroorganisme dan mencegah timbulnya keracunan yang disebabkan oleh mikroflora dalam usus;
Antibiotika yang mempunyai spektrum luas (broad spectrum) dan daya peresapan yang baik ditambahkan ke dalam pakan untuk memerangi penyakit khusus;
Senyawa-senyawa kimia tertentu dipergunakan untuk meningkatkan daya penyembuhan dari antibiotika terhadap penyakit;
Obat-obat pencegah cacing dalam terusan pencernaan;
Antioksidan untuk mencegah kerusakan asam-asam lemak yang tidak jenuh dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak lantaran proses peroksidasi;
sumber-sumber karotenoid ditambahkan dalam pakan untuk memperbaiki pigmentasi dari broiler dan kuning telur; dan …
Hormon-hormon yang digunakan untuk memperbaiki metabolisme ayam.

Pengertian Antibiotik dan Aturan Penggunaannya
Antibiotik ialah produk sekresi mikroorganisme atau substansi kimiawi sintesis yang menghambat perkembangbiakan atau sanggup menimbulkan kematiannya. Selain itu, antibiotik merupakan senyawa kimia yang dihasilkan oleh banyak sekali jasad renik kuman, jamur, dan aktinomiset. Antibiotik mempunyai khasiat menghentikan pertumbuhan atau membunuh jasad renik lainnya. Dengan telah diketahuinya rumus kimia banyak sekali macam antibiotika, senyawa tersebut telah sanggup dibentuk setrik sintetik. Sebagai contoh, antibiotik digunakan untuk melawan nanah dengan trik pencegahan atau pengobatan.

Antibiotik harus digunakan sesuai dengan petunjuk pabrik yang memproduksinya. Antibiotik diberikan sejumlah 2 hingga 10 gram per ton ransum, merangsang pertumbuhan anak ayam yang dipelihara dalam lingkungan yang tidak bebas hama. Karena zat tersebut merangsang pertumbuhan dan memperbaiki produksi telur dalam keadaan stress, maka zat tersebut membantu dalam pengambilan makanan yang efisien.

Menurut Rofiq (2003) dalam Kartini (2008) bahwa salah satu trik memodifikasi keseimbangan basil di dalam terusan pencernaan dengan proteksi antibiotik. Antibiotik. dipercaya sanggup menekan pertumbuhan bakteri-bakteri pathogen yang berakibat melambungnya populasi basil menguntungkan dalam terusan pencernaan. Tingginya mikroflora menguntungkan tersebut sanggup merangsang terbentuknya senyawa-senyawa antimikrobial, asam lemak bebas dan zat-zat asam sehingga terciptanya lingkungan kurang nyaman bagi pertumbuhan basil patogen. Ekosistem gastrointestinal unggas merupakan aspek yang sangat penting dalam memperbaiki performans dan kesehatan. Antibiotik meningkatkan performans dengan modifikasi mikroflora terusan cerna, meskipun penggunaannya harus dibatasi. Selain itu, proteksi antibiotik sanggup memperbaiki penampilan dari vili-vili usus yang mempunyai peranan penting dalam pencernaan yang berfungsi untuk mengabsorpsi zat zat nutrisi materi pakan.

Penggunaan antibiotik pada pakan ternak mempunyai tujuan umum yaitu ;
Meningkatkan laju pertumbuhan ternak dan efisiensi pakan;
Mencegah penyakit;
dan Pengobatan penyakit.

Dari ketiga hal tersebut, maka sanggup disimpulkan bahwa penggunaan antibiotik di dalam pakan sangat berarti dalam berproduksi.


Pelarangan penggunaan antibiotik di luar negeri (Eropa) sudah usang diterapkan lantaran dikhawatirkan adanya residu pada produk-produk ternak menyerupai daging, telur serta susu. Selain itu, pelarangan penggunaan antibiotik pada ternak lantaran sanggup menjadikan resistensi kuman pada tubuh insan apabila mengkonsumsi produk-produk peternakan.



Referensi :

Anggorodi. 1995. Nutrisi Aneka Ternak Unggas.PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Hartadi, H., S. Reksodiprodjo dan A.D. Tillman. 1991. Tabel Komposisi Bahan Makanan Ternak Untuk Indonesia. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Kartini, 2008. Pengaruh Pemberian Antibiotik Terhadap Konsumsi Pakan, Pertambahan Berat Badan, dan Konversi Pakan. Fakultas Peternakan Universitas Hasauddin, Makassar.

Rofiq, M.N. 2003. Pengaruh Pakan Berbahan Baku Lokal Terhadap Performans Vili Usus Halus Ayam Broiler. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia 5 (5) : 190-194.

Waldroup, P.W, Rondon E.O, dan Fritts C.A., 2003. Comparison of Bio-Mos and Antibiotic Feeding Progmms in Broiler Diets Containiig Copper Sulfate. International Journal of Poultry Science 2 (1) : 28-31.

Windisch, W., K. Schedle, C. Plitzner and A. Kroismayr. 2008. Use of phytogenic products as feed additives for swine and poultry. J. Anim. Sci. 86 (14) : 140-148.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive