Kebutuhan unggas akan asam-asam amino. Sumber protein dibuat dari 22 asam-asam amino yang diketahui, sebagai kerikil bangunan dasar dari semua tumbuhan dan protein hewan, sanggup disintesa oleh tanaman. Sebaliknya binatang sanggup mensintesis hanya 12 asam-asam amino. meskipun demikian, asam amino yang tidak sanggup disintesis binatang digolongkan ke dalam asam-asam amino non esensial. Dari asam amino non esensial ini tidak sanggup disintesis asam amino esensial dengan kecepatan yang cukup untuk pertumbuhan yang maksimal. Oleh alasannya yaitu itu harus disediakan dalam ransum.
Klasifikasi Protein. Meskipun semua protein itu sama dibuat oleh asam-asam amino, namun rangkaian asam-asam amino di dalam kebanyakan protein yang terdapat di alam berbeda positif satu dengan yang lain. perbedaan itu mempunyai efek yang khas terhadap sifat dari tiap protein. Berhubung dengan itu beberapa penjabaran telah dibuat, menurut daya larut beberapa protein dalam air, larutan garam, basa dan larutan-larutan etanol. Klasifikasi protein juga memperlihatkan bentuk dan komposisi kimia dari protein.
Setrik garis besar penjabaran protein yaitu sebagai berikut: protein berbentuk bundar (Globular protein) yaitu albumin, glutelin, prolamin atau gliadin, histon dan protamin. Protein berbentuk serat bernafsu (Fibrous protein) yaitu kolagen, elastin dan keratin. Protein adonan (Conjugated protein) yaitu nucleoprotein, mukoid atau mukoprotein, glikoprotein, lipoprotein dan kromoprotein.
Asam-asam amino esensial dan non esensial yang dibutuhkan oleh ayam sanggup dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2. Klasifikasi Asam-Asam Amino
Tidak disintesis dalam ayam (esensial) | Disintesis dari media terbatas* | Sedia disintesis dalam ayam dari media sederhana (non esensial) |
Arginin Lisin Histidin Leusin Isoleusin Valin Meteonin Treonin Triptofan Fenilalanin | Tirosin Sistin Hidroksilisin | Alanin Asam aspartat Asam glutamat Glutamin Hidroksiprolin Glisin** Serin** Prolin *** |
*) Tirosin disintesis dari fenilalanin, sistin dari metionin, hidroksilisin dari lisin.
**) Pada beberapa kondisi sintesis glisin atau serin sanggup tidak cukup untuk beberapa kecepatan pertumbuha; serin atau glisin perlu ditambahkan ke dalam ransum.
***) Kalau ransum mengandung asam-asam amino kristal, prolin sanggup mempunyai kegunaan untuk mencapai pertumbuhan maksimal.
Penyusunan tingkat protein dalam ransum untuk broiler (starter dan finisher). Broiler sanggup mencocokkan konsumsi makanannya untuk menerima energi yang cukup untuk pertumbuhan maksimum dengan jarak kebutuhan energi metabolis 2800-3400 kkal/kg ransum.
Kebutuhan protein dan konversi masakan yang diharapkan untuk tahap permulaan dan tahap final pada broiler dengan perhitungan tingkat energi dan proteinnya dalam ransum sanggup dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3. Kebutuhan Protein untuk Broiler dalam Hubungan dengan Kandungan Energi dalam Ransum.
Energi Dalam Ransum (Kkal/kg) | Kebutuhan Protein (%) | Konversi Makanan (Kg makanan/kg broiler) |
Pre-starter (0-2 minggu) | ||
2800 2900 3000 3100 3200 | 23,2 24,0 24,8 25,7 26,5 | 1,2 1,16 1,12 1,08 1,05 |
Starter (2-6 minggu) | ||
2800 2900 3000 3100 3200 3300 | 19,5 20,6 20,6 21,3 22,0 22,7 | 2,00 1,93 1,87 1,80 1,75 1,70 |
Finisher (6 ahad – dipasarkan) | ||
2900 3000 3100 3200 3300 3400 | 18,1 18,7 19,3 20,0 20,5 21,2 | 2,27* 2,19* 2,13* 2,05* 1,99* 1,93* |
Konversi masakan komulatif pada umur 8 ahad dengan perkiraan bahwa ayam-ayam menerima ransum dengan tingkat energi pada periode starter (Scott, 1982 disitir Juju Wahju, 2004) |
Perhitungan kebutuhan protein per hari pada ayam yang sedang bertumbuh.
Kebutuhan protein perhari untuk ayam yang sedang bertumbuh sanggup dibagi menjadi 3 bab : (1) Protein yang diharapkan untuk pertumbuhan jaringan, (2) protein untuk hidup pokok, (3) protein untuk pertumbuhan bulu.
Protein untuk pertumbuhan jaringan. Karena karkas ayam itu terdiri dari kira-kira 18% protein, maka kebutuhan protein untuk pertumbuhan jaringan sanggup dihitung dengan mengalikan pertambahan berat tubuh per hari (dalam gram) dengan 0,18 (18% protein jaringan) dan dibagi dengan 0,67 (67% efisiensi penggunaan protein atau retensi nitrogen).
Hidup pokok. Kehilangan nitrogen endogen pada ayam telah ditetapkan kira-kira 250 mg nitrogen per kilogram berat badan. Bila nitrogen itu dikalikan dengan 6,25 maka 1600 mg protein per kilogram berat tubuh hilang. Kebutuhan protein per hari sanggup dihitung dengan mengalikan berat tubuh dalam gram dengan 0,0016 dan membaginya lagi dengan 0,61.
Pertumbuhan bulu. Pada umur tiga ahad bulu itu merupakan 4% dari berat badan. Persentase ini akan meningkat menjadi 7% pada umur 4 minggu, dan sehabis itu setrik relatif akan tetap. Kandungan protein dari bulu kira-kira 82%. Dengan demikian pertumbuhan bulu sanggup ditetapkan dengan mengalikan persentase berat bulu (0,04 atau 0,07) dengan pertambahan berat tubuh dalam gram, dan mengalikan lagi dengan 0,82 (persentase protein dalam bulu), dan dibagi dengan 0,61.
Perhitungan kebutuhan protein per hari pada ayam yang sedang bertumbuh sanggup dibagi menjadi 3 bagian, yaitu:
- Protein yang diharapkan untuk pertumbuhan jaringan
Kebutuhan protein/hari (g) | = | Pertambahan Berat Badan (g) x 0,18 |
0,61 |
- Protein untuk hidup pokok
Kebutuhan protein/hari (g) | = | Berat Badan (g) x 0,0016 |
0,61 |
- Protein untuk pertumbuhan bulu
Kebutuhan protein/hari (g) | = | Pertambahan Berat Badan (g) x 0,07 x 0,82 |
0,61 |
Keterangan:
0,18 | = | Karena karkas ayam itu terdiri dari kira-kira 18% protein |
0,61 | = | Efisiensi penggunaan protein atau retensi nitrogen sebesar 61% |
0,0016 | = | Kehilangan nitrogen endogen pada ayam telah ditetapkan kira-kira 250 mg nitrogen per kilogram berat badan. Bila nitrogen itu dikali ternak 6,25 (untuk protein) maka 1600 mg protein per kg berat tubuh hilang. |
0,07 | = | Pada umur 3 ahad bulu itu merupakan 4% dari berat badan, dan persentase itu akan meningkat menjadi 7% pada umur 4 ahad dan sehabis itu setrik relatif akan tetap. |
0,82 | = | Kandungan protein bulu kira-kira 82%. |
0 comments:
Post a Comment