Home » » Proses Pencernaan Protein Dalam Rumen Ternak Sapi (Ruminansia)

Proses Pencernaan Protein Dalam Rumen Ternak Sapi (Ruminansia)

Dalam materi pakan yang diberikan kepada binatang ternak ruminansa terkandung diantaranya karbohidrat, lemak bergairah (LK), serat bergairah (SK), proein bergairah (PK), dan lainnya. Dalam hal ini kita akan membahas pencernaan PK. Disebut Protein bergairah alasannya yaitu dikala kita menganalisa proksimat (membagi materi pakan tiap kandungan nutrisinya), senyawa N bukan protein (NPN/ non protein nitrogen) ikut terhitung dan tidak terpisahkan antara protein murni. Sehingga penghitungan protein dalam pakan selalu menggunakan protein kasar. NPN sebagai pola yaitu urea.

Ruminansia seringkali disebut binatang yang unik alasannya yaitu dalam sistem pencernaannya mempunyai beberapa perbedaan daripada monogastrik. Perbedaan tersebut diantaranya terdapat adanya lambung yang menjelma empat ruang. Ruang tersebut setrik urut ketike mencerna yaitu rumen, retikulum, omasum, dan abomasum. Bagian rumen merupakan bab yang terunik alasannya yaitu didalamya terdapat mikroba yang membantu pencernaan hijauan bagi ruminansia. Mikroba rumen mencerna beberapa nutrisi dari pakan yang diberikan, salah satunya senyawa N yang termasuk didalamnya protein dan NPN. Kebutuhan protein ruminansia 2/3nya merupakan protein dari mikrobia yang mati. Badan mikrobia tersebut akan masuk dalam kanal pencernaan belakang yang pada karnanya diserap tubuh.
Sumber protein pakan dibagi menjadi Protein murni dan NPN. Protein murni dibagi menjadi Rumen Degradable feed Protein/ RDP dan Rumen Undegradable feed Protein/ RUP.
 

1. Ketika pakan memasuki rumen, pencernaan protein akan terjadi. Perlu diingat bahwa ada dua sumber yaitu Protein Murni dan NPN. NPN juga didapat dari saliva (air liur) binatang ruminansia.

2. Protein murni yang sanggup terdegradasi oleh mikrobia rumen ( degradable protein / Rumen Degradable feed Protein/ RDP). RDP diurai manjadi asam amino oleh ezim peptidase mikrobia. Asam amino dipakai oleh mikrobia untuk membentuk badannya atau protein jasad renik. Selain itu dideaminasi juga untuk membentuk asam organik, amonia, dan CO2. Kemudian :

- Amonia tadi bergabung dengan senyawa NPN lainnya dikombinasi dengan asam organik alfa keto menjadi asam amino baru, untuk membentuk tubuh mikrobia lagi.

- Amonia alasannya yaitu beracun diabsorbsi oleh dinding rumen dan dibawa ke hati untuk dinetralisir menjadi urea. Urea hasil tadi dibawa ke ginjal untuk dikeluarkan bersama urin. Namun sebagian lainnya dibawa darah kedalam kelenjar saliva ruminansia, sehingga saliva ruminansia mengandung NPN yang selanjutnya menjadi sumber NPN kembali.

- Dalam distribusi tadi, urea juga sebagian menembus dinding rumen dan masuk kedalam rumen. Urea tadi dirubah oleh mikrobia menggunakan urease menjadi CO2 dan amonia ( yang sanggup dipakai kembali pada proses di atas).


3. Protein murni yang tidak terdegradasi oleh mikrobia rumen (undegradable protein/ Rumen Undegradable feed Protein/ RUP). Protein ini kan bertahan didalam rumen sampai melewati rumen yang selanjutnya masuk kedalam kanal pencernaan belakang. Baru dalam kanal ini, RUP sanggup dicerna kanal pencernaan.

Sehingga disimpulkan bahwa, protein ruminansia diperoleh dan masuk kedalam abomasum yaitu :

· Rumen Undegradable feed Protein/ RUP

· Protein mikrobial (protein sel tunggal/ PST) yang dihasilkan dari :

o Asam amino dari Rumen Degradable feed Protein/ RDP

o Asam amino hasil dari senyawa NPN pakan

o Asam amino hasil dari Saliva yang mengandung NPN

Namun perlu diperhatikan bahwa untuk mensintesa NPN, mikroba membutuhkan asam organik banyak. Asam organik didapat dari pati makanan. Sehingga dalam ransum untuk kualitas baik, selain NPN tinggi juga karbohidrat harus tinggi untuk menyeimbangkan sintesa tersebut.

referensi : Ilmu Makanan Ternak Dasar yang disusun oleh Allen D. Tillman, dkk.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive