Apa saja penyebab kegagalan dalam beternak lele?
Beternak lele merupakan peluang perjuangan yang sanggup menghasilakn laba yang besar, semakin besar budidaya ikan lele yang kita pelihara maka semakin besar pula laba yang bisa kita dapatkan. Akan tetapi tiap-tiap petani mempunyai tujuan tersendiri dalam usahanya tersebut, sehingga penghasilan yang mereka dapatkan tidak semuanya besar. Ada yang hanya beternak lele untuk sampingan saja, ada juga yang memang benar-benar mereka tekuni sebagai pengahasilan utama.
Sebelum memulai perjuangan dalam beternak lele tentunya para petani tersebut pernah memahami wacana cara budidayanya, namun tidak sedikit pula petani yang belum begitu paham sehingga kegagalan yang sering kali mereka dapatkan. Dan rata-rata kegagalan tersebut merupakan modal usaha/pengeluaran mereka untuk beternak lele lebih besar dari pada penghasilan yang mereka dapatkan.
Kenapa bisa begitu??
Karena pemahaman mereka tantang budidaya ikan lele yang baik tidak mereka pelajari, mungkin saja pemahaman yang mereka pahami hanyalah sebatas menciptakan kolam, membeli bibit, menebar benih, memberi pakan dan panen. Jika kita teliti lagi mungkin sanggup kita temukan beberapa penyebab kegagalan dalam beternak lele. Mohon maaf, bukanya mengajari, namun saya hanyalah memperlihatkan sedikit informasi. Maka dari itu pada artikel kali ini akan saya berikan sedikit isu wacana penyebab kegagalan dalam beternak lele yang sering kali tidak kita sadari.
Penyebab kegagalan dalam beternak lele konsumsi
1. Salah dalam memilih/membeli bibit leleAgar mencapai hasil panen yang baik dalam budidaya/ternak ikan lele, pastinya kita harus menentukan bibit lele dengan kualitas yang baik dan unggul. Perlu diperhatikan bahwa kualitas yang baik/unggul yang dimaksut disini bukan lele yang sehat, namun lele yang mempunyai sifat genetik dengan pertumbuhan tubuh yang cepat/bongsor, tahan penyakit, bisa hidup dalam kepadatan yang tinggi dan tahan terhadap perubahan iklim.
Banyak dari kalangan peternak/pebisnis lele pemula yang sering kali asal-asalan ketika membeli bibit lele untuk dibudidayakan. Padahal jenis-jenis lele yang satu dengan yang lain mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Misalnya: Apa yang akan terjadi antara petani A yang beternak lele sangkuriang, dan petani B yang beternak lele lokal?? Jika sama-sama derma pakanya kosentrat dan sama sama tidak ada yang wafat, niscaya petani yang beternak lele sangkuriang akan untung dan sedangkan petani yang beternak lele lokal akan merugi.
Kenapa bisa begitu??
Karena konaneka macamersi pakan atau Food Conaneka macamertion Ratio (FCR) Lele sangkuriang lebih sedikit dibandingkan dengan lele lokal. FCR merupakan nisbah/perbandingan antara berat pakan yang diberikan dengan berat pertumbuhan daging ikan lele tersebut. Maka sanggup kita simpulkan bahwa FCR yang semakin kecil maka lele tersebut sangat baik untuk dibudidayakan. Kaprikornus pemilihan bibit ikan lele dengan kualitas unggul/pertumbuhan tubuh yang cepat sangat disarankan biar kita bisa menghemat biaya pembelian pakan kosentrat/pelet yang harganya sangat mahal.
2. Salah dalam persiapan kolam lele
Penyebab kegagalan yang kedua merupakan salah dalam persiapan kolam lele yang mau kita budidayakan. Persipan kolam yang dimksut merupakan dimana kita mau menciptakan kolam tersebut, apakah ditengah sawah, dipekarangan, atau di dalam ruangan {indoor}. Sebenarnya tidak ada kaharusan kita harus menciptakan kolam dimana pun, asalkan kita bisa memastikan kolam tersebut kondusif dari binatang pemangsa, dan kondusif dari perubahan iklim.
Pernahkan anda mendengar bahwa beternak lele dimusim hujan lebih susah dibanding ketika animo kemarau??
Jika belum pernah mendengar akan saya berikan sedikit informasi, bahwa ketika beternak lele dimusim hujan ikan lele akan gampang terjangkit penyakit dibandingkan animo kemarau. Hal tersebut dikarenakan air hujan yang masuk kedalam kolam lele akan mempengaruhi pH airnya. Katahuilah bahwa air hujan mempunyai sifat asam {dibawah normal}, sedangkan pH air yang normal/baik merupakan merupakan 6,5 s/d 8,5. Ikan air tawar yang hidup di kolam dengan kadar pH dibawah ataupun diatas normal akan gampang terjangkit penyakit dan wafat.
Oleh alasannya yakni itu pesiapan penempatan kolam ikan lele harus kita perhatikan, adakala hal ini tidak disadari oleh para petani lele. Banyak yang berpikir penyakit tiba dengan sendirinya, padahal penyakit tersebut tiba alasannya yakni kita kurang sedikit pemahaman saja. Jika kita terpaksa menciptakan kolam ditengah sawah maka usahakan kalau animo kemarau air kolam tersebut tidak terkena sinar matahari secara terus menerus, begitupun sebaliknya ketika animo penghujan. Untuk lebih jelasnya silahkan dibaca persiapan kolam lele budidaya.
3. Tidak tahu bahwa lele juga binatang kanibal
Penyebab kegagalan dalam beternak lele yang ketiga merupakan tidak mengetahui bahwa ikan lele juga merupakan binatang kanibal. Banyak para petani yang kurang teliti/tidak menyadari ketika mereka sedang memberi pakan ikan lele yang mereka budidayakan. Bahwa ada beberapa ikan lele yang mempunyai ukuran jauh lebih besar dengan ikan lele lainya. Ada juga yang menyadari namun tidak berpikir bahwa ikan lele dengan ukuran yang besar tersebut mau memakan ikan lele lain dengan ukuran yang lebih kecil. Kaprikornus hanya didiamkan saja hingga panen tiba.
Menurut teori bahwa ikan lele akan mempunyai sifat kanibal kalau dalam keadaan lapar. Teori tersebut memang benar apa adanya, namun apakah kita tahu kapan ikan lele tersebut lapar "inilah yang berubah menjadi pertanyaanya"?? Jika ikan lele tersebut bisa melapor ketika dalam keadaan lapar tidaklah berubah menjadi suatu waktulah, namun tidak demikian untuk ikan lele tersebut "kecuali kita mempunyai ilmu tingkat Nabi Sulaiman AS ^_^.
Kaprikornus kiprah kita merupakan, selalu memonitor/memperhatikan ketika kita sedang memberi pakan, apakah ada ikan lele yang mempunyai ukuran lebih besar dibandingkan dengan yang lain. Jika ada maka kunjunglah menjaring lele tersebut dan memindahkan ke kolam lain. Selain itu pengecekkan kolam juga perlu dilakukan setiap seminggu / 2 ahad sekali dengan menguras air kolam lele tersebut. Dengan begitu kita mustahil kecolongan oleh lele lele kanibal tersebut.
4. Penyakit
Semua orang juga tahu bahwa penyakit merupakan momok yang seram bagi para peternak lele. Karena dengan adanya lele yang terjangkit penyakit tanpa penanganan yang tepat, lele yang lain juga akan ikut terjangkit dan wafat. Ikan air tawar umumnya kalau terjangkit penyakit dipengaruhi oleh kebersihan air kolam yang tidak terjaga. Selain itu amfibi, reptil dan burung juga disebut-sebut sebagai salah satu biang kerok pembawa bakteri.
Maka darai itu kiprah kita merupakan menjaga, menjaga biar air kolam lele selalu dalam keadaan baik/bersih, entah dengan cara teratur mengganti airnya ataupun cara yang lain. Dan yang terang air kolam tersebut selalu dalam keadaan baik biar ikan lele yang kita pelihara tidak gampang terjangkit penyakit.
Itulah 4 penyebab kegagalan dalam beternak lele yang sering kali menjelmakan para petani tidak lagi meneruskan perjuangan budidaya ikan lele yang mereka jalani. Semoga sedikit informsi diatas bisa bermanfaat.. salam budidaya ikan berkumis.
0 comments:
Post a Comment