Home » , » Artemia Salina

Artemia Salina

         Morfologi dan Klasifikasi         Menurut Emslie (2003) dalam Ramdhini (2010), penjabaran Artemia salina dinyatakan sebagai berikut: Kingdom         : Animalia Phylum            : Arthropoda Class                : Crustacea Subclass          : Branchiopoda Ordo                : Anostraca Family             : Artemiidae Genus              : Artemia Spesies            : A. salina Leach. 
Abatzopoulos et al., 1996 dalam Ramdhini,2010
Menurut Dumitrascu (2011), Tubuhnya terdiri dari tiga segmen, yaitu kepala, dada dan perut. Spesies ini mempunyai perbedaan dimorfisme seksual antara jantan dan betina yang diatewas pada jarak antara mata majemuk, panjang antenna pertama, lebar segmen perut ketiga, total panjang diameter mata majemuk, dan panjang perut. Jantan sampaumur mencapai 8-10mm dan betina 10-12 mm. Artemia dewasa mempunyai tiga mata dan 11 pasang kaki. Pada ketika dewasa, Artemia memiliki warna yang beraneka macamariasi tergantung pada konsentrasi garam dalam air dari hijau (konsentrasi tinggi berwarna merah). Darahnya mengandung pigmen hemoglobin.                                                                              
Habitat dan Pertumbuhan Menurut Effendie (1997) dalam Adityana (2007),  pertumbuhan ini akan terjadi jikalau ada kelebihan energi dan terdapat asam amino (protein) yang berasal dari makanan dan biasanya sesudah dipakai untuk proses metabolisme dasar. Pertumbuhan Artemia juga dipengaruhi beberapa faktor, jenis yang mempunyai potensial rata – rata pertumbuhan tinggi maka akan menghasilkan produk yang maksimal. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan sanggup dibedakan berubah menjadi 2 yaitu, faktor luar dan faktor dalam. Faktor luar utama yang sangat berpengaruh yaitu makanan dan suhu perairan. Sedangkan faktor dalam yang kuat yaitu umur dan jenis kelamin. Menurut Sorgeloos et al (1986), populasi artemia sanggup ditemukan hingga dengan salinitas 300 ppt pada danau alam dan danau buatan insan diseluruh dunia. Pada kondisi geografis yang berbeda dan telah diadaptasi dengan kondisi yang berfluktuasi tinggi dengan suhu 6-35oC dan dalam kondisi ionik. Namun melangkaui fisiologinya artemia sanggup menyesuaikan diri pada kondisi biotop (chlorida, sulfat dan air yang mengandung karbonat) dengan salinitas tinggi.
Reproduksi Menurut Aras (2013),  cara perkembangbiakan Artemia salina sanggup dibagi berubah menjadi 2, yaitu: parthenogenesis dan biseksual. Dimana Artemia dengan reproduksi parthenogenesis, populasinya terdiri dari betina yang sanggup membentuk telur dan telur yang tidak dibuahi akan berubah menjadi embrio. Sedangkan pada Artemia jenis biseksual terdiri dari jantan dan betina yang perkembangbiakannya diawali dengan perkawinan, telur yang dibuahi akan berkembang berubah menjadi embrio dan hasil perkembangbiakan terjadi secara oaneka macamoaneka macamianeka macamipar dimana telur berkembang berubah menjadi nauplius. Menurut Mudjiman (1995) dalam Ramdhini (2010), Cara perkembangbiakan A. salina Leach. yaitu secara biseksual dan partenogenetik dimana keduanya sanggup terjadi secara oaneka macamipar maupun oaneka macamoaneka macamianeka macamipar. Oaneka macamoaneka macamianeka macamipar terjadi apabila kondisi lingkungan cukup baik dengan kadar garam kurang dari 150 per ml dengan kandungan oksigennya cukup dan oaneka macamipar terjadi apabila keadaan lingkungan memburuk, dan jikalau pernah membaik maka telur akan menetas dalam waktu 24-36 jam. A.salina Leach. oaneka macamoaneka macamianeka macamipar, anakan yang keluar dari induknya berupa arak atau burayak yang disebut juga nauplis yang sanggup eksklusif berubah menjadi A. salina Leach. muda, tapi pada oaneka macamipar yang keluar dari induknya berupa telur bercangkang tebal yang dinamakan siste dan untuk berubah menjadi nauplis harus melangkaui penetasan dahulu.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive