Home » , » Chlorella

Chlorella

Klasifikasi Chlorella Sp.
      Menurut Kumar dan Singh (1976) dalam Yani dan Yosar (2009),  Chlorella sp. termasuk dianeka ragamisi Chlorophyta. Klasifikasinya yakni: Dianeka ragamisio         : Chlorophyta Kelas            : Chlorophyceae Ordo            : Chlorococcales Sub-ordo     : Autosporinaceae Familia        : Chlorellaceae Genus          : Chlorella
Spesies        : Chlorella sp.

Chlorella sp. (Prabowo, 2009)

         Menurut Boyd (1980) dalam Prabowo (2009), bentuk umum sel-sel Chlorella sp. yakni bundar atau ellips (bulat telur), termasuk microalgae bersel tunggal (unicellular) yang soliter, namun juga sanggup dijumpai hidup dalam koloni atau bergerombol. Diameter sel umumnya berkisar antara 2-12 mikron., warna hijau sebab pigmen yang mendominasi yakni klorofil. Chlorella merupakan organisme eukariotik (memiliki inti sel) dengan dinding sel yang terdiri atas selulosadan pectin, sedangkan protoplasmanya berbentuk cawan.
Habitat dan Pertumbuhan                  Menurut Dianursanti (2012), Chlorella disebut juga mikro alga yang habitatnya secara umum dikuasai di wilayah perairan darat Indonesia. Mikro alga tersebut salah satu domestik alam tropis yang tahan terhadap mikroba pathogen. Hidupnya secara berkoloni dan dalam jumlah yang besar. Lingkungan daerah hidupnya sanggup ditemukan di mana-mana, khususnya pada daerah yang lembab dan berair. Sering juga ada beberapa jenis yang bersimbiosis dengan jamur membentuk lumut kerak (Lichenes) atau hidup di antara jaringan Hydra.                  Menurut Lapu (1994) dalam Amini dan Syamdidi (2006), Mikroalga sangat membutuhkan cahaya untuk beliau sanggup tumbuh. Ph optimum untuk pertumbuhan Chlorella.sp, adalah antara 8,0 – 11,0. Demikian juga dengan suhu optimum dimana untuk pertumbuhan Chlorella .sp dengan baik, adalah 26 0C dan intensitas cahaya yang dibutuhkan yakni 2000 lux. Kandungan Nitrat yang baik untuk mendukung pertumbuhan Chlorella .sp yakni 0,9 – 3,5 ppm. Kadar di bawah 0,1 ppm atau di atas 45 ppm sebagai faktor pembatas kesuburan dari pada nitrat tersebut. Fosfat sebagai batasan kesuburan perairan tidak lebih dari 40 ppm. Zat yang bersifat toksik bagi perairan maupun bagi mikroorganisme yang hidup di perairan yakni nitrit, maka batas konsentrasi nitrit untuk mendukung pertumbuhan Chlorella .sp yakni 2 ppm. Demikian juga dengan kadar amoniak dihentikan melebihi batas maksimum yakni 1 ppm.






0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive