- Komunitas pencinta burung mulai bermunculan di daerah, mirip di Kota Tegal dan Pekalongan. Selain sebagai upaya melestarikan keberadaan dan keindahan burung, para pencinta burung juga mengaku memelihara burung untuk memenuhi kegemaran dan menikmati keindahan suaranya.
Saekhun (29), warga Pekauman Kulon, Tegal, Jumat (13/3), mengaku mulai mengasihi burung semenjak enam tahun lalu. Saat ini, ia tergabung dalam Klub Bahari, salah satu klub pencinta burung ocehan di Kota Tegal. Jumlah burung yang dimilikinya sebanyak tujuh ekor, di antaranya burung cucak ijo, anis bata, love bird, dan kenari, dengan harga antara Rp 3 sampai Rp 7 juta per ekor.
Ia mengaku menekuni aktivitas tersebut alasannya ialah kecintaannya pada alam. Menurut Saekhun, kicau burung merupakan bunyi alam yang bisa menunjukkan kesegaran pada hati. "Jadi di samping kerja, kita juga bisa bersantai sambil menikmati bunyi alam," ujarnya.
Secara keseluruhan, jumlah klub pencinta burung di Kota Tegal sekitar tujuh klub. Para pencinta burung biasanya melaksanakan latihan bersama untuk mengasah keindahan bunyi burung mereka. "Latihan bersama juga sebagai ajang komunikasi antarsesama pecinta burung," katanya.
Selain itu, para pencinta burung juga melaksanakan aneka macam upaya pelestarian, di antaranya dengan penangkaran. Menurut Saekhun, terdapat beberapa tempat penangkaran burung di Tegal, di antaranya penangkaran burung cucak rowo, kenari, dan perkutut.
Munculnya komunitas pencinta burung sebagai salah satu bab dari upaya pelestarian alam, juga dilakukan sebagian masyarakat Pekalongan. Arif Karyadi, warga Perumahan Gama Permai, Kelurahan Bendan, Kota Pekalongan, mengaku mempunyai delapan ekor burung di rumahnya, di antaranya burung murai, tledhekan, kenari, dan penthet.
Menurut dia, sedikitnya terdapat lima klub pencinta burung di Kota Pekalongan meskipun ia tidak tergabung di dalam lima klub tersebut. Ia mengaku menciptakan komunitas informal, tanpa memakai nama.
Bersama dengan komunitas pencinta burung lainnya, mereka selalu berkumpul setiap hari Selasa dan Jumat untuk mengadakan latihan. Selain itu, sebagian dari anggota komunitas pencinta burung juga menciptakan peternakan burung, untuk melestarikan populasi jenis unggas tersebut.
Upaya tersebut juga untuk mengantisipasi lomba resmi yang diadakan oleh Pencinta Burung Berkicau Indonesia (PBI). Sesuai hukum yang baru, burung berkicau yang dilombakan harus burung hasil ternakan dan dilarang burung liar yang ditangkap.
0 comments:
Post a Comment