Home » » Manfaatkan Limbah Kayu, 3 Generasi Proudksi Kandang Burung

Manfaatkan Limbah Kayu, 3 Generasi Proudksi Kandang Burung


Sudah hal biasa kalau hanya ada satu dua warga desa yang menciptakan satu jenis kerajinan. Tapi bagaimana kalau satu kawasan, sebagian besar warganya justru menciptakan satu kerajinan yang sama. Itulah warga Desa Kebonbatur Kecamatan Mranggen, Demak yang tersohor sebagai daerah pusat produksi kandang burung. Usaha tersebut sudah bertahan sampai tiga generasi.

Khudori (53), perajin sekaligus pengusaha kandang burung mengatakan, Desa Kebonbatur merupakan daerah pertanian yang minus. Karena itu, untuk bertahan hidup warga merintis perjuangan pembuatan kandang burung dengan memanfaatkan limbah kayu jati. ‘’Generasi pendahulu kami menjual kandang burung ke Semarang dengan berjalan kaki,’’ kata laki-laki yang telah 25 tahun melakoni perjuangan kandang burung ini.

Desa Kebonbatur disebut pusat kerajinan kandang burung sangatlah wajar. Sebab dominan yang memproduksi kandang burung justru dilakukan belum dewasa muda usia produktif. Jumlahnya lebih dari separoh.  Hampir setiap rumah bisa dilihat ada kegiatan menciptakan sangkar. Entah itu hanya berupa rangka dasar maupun finishing ibarat mengoles vernis. Di rumah Khudori, ratusan kandang tersimpan rapi di gudang.
Dalam sepekan, dirinya bisa dua sampai tiga kali mengirim 100-200 kandang sampai ke Jakarta. Harga jual kandang bervariasi tergantung tingkat kerumitan antara Rp 60.000-Rp 600.000. Ciri pembeda kandang burung buatan dari Desa Kebonbatur, menurutnya, ialah bentuknya yang kotak. 
‘’Sangkar burung dari Solo bentuknya bundar, tapi kalau dari Desa Kebonbatur Demak bentuknya khas yaitu kotak,’’ imbuhnya.Terbuat dari limbah kayu jati, kata dia, keawetan kandang burung dari Desa Kebonbatur ini tidak lagi diragukan. Sangkar burung yang juga dikombinasikan dari bambu ini bisa bertahan sampai 10 tahun.
Nahrowi (43), salah satu perajin mengaku keterampilan menciptakan kandang burung didapatkan secara turun temurun. Menghasilkan satu kandang burung, bukan pekerjaan gampang Cukup rumit dan butuh ketelatenan. Tergantung besar kecilnya kandang burung yang dibuat. ‘’Biasanya, pengepul mempunyai pegawai khusus untuk mewarnai kandang burung,’’ katanya.
Bapak tiga anak ini juga menyebut, ada banyak jenis kandang burung. Seperti kandang model hongkongan, solonan dan cak rowo. Kades Kebonbatur, Mahbub mengatakan, perajin kandang burung ini jumlahnya ratusan. Usaha tersebut bisa menjadi mata pencaharian pokok warga setempat. ‘’Satu yang kami sayangkan hanya infrastruktur jalan. Kondisi jalan rusak sering dikeluhkan investor yang akan menanamkan investasi di Desa Kebonbatur,’’ tukasnya.-suaramerdeka

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive