Home » » Langka Dan Punahnya Burung Hantu Di Lebak

Langka Dan Punahnya Burung Hantu Di Lebak


 - Populasi burung hantu (spesies elang) di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, diduga sudah punah alasannya yaitu selama kurun tiga tahun terakhir tidak ditemukan lagi di pohon-pohon besar.



"Kami tidak mendengar lagi bunyi merdu burung hantu di malam hari, alasannya yaitu populasinya sudah punah," kata Sahrul Sabar, warga Judan Desa Rangkasbitung Timur, Kecamatan Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Senin (14/3/2011).

Sahrul mengatakan, menghilangnya burung hantu di Rangkasbitung akhir kerusakan hutan yang menjadi habitatnya. Saat ini, burung hantu yang tinggal di di pohon-pohon besar, ibarat pemakaman warga maupun hutan desa sudah tidak ditemukan.

Burung hantu yaitu kelompok burung yang merupakan anggota ordo strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan binatang malam (nokturnal).

"Dengan menghilangnya burung hantu itu tentu kita merugi alasannya yaitu tnaman padi petani sering diserang hama tikus. Tikur yaitu salah satu makanan burung hantu," ujar Sahrul seorang pencinta burung hantu.

Menurut dia, pada 1980-1990-an bunyi merdu burung hantu di Rangkasbitung masih ditemukan, namun beberapa tahun terakhir menghilang. Burung hantu di tengah masyarakat masih dianggap sebagai pembawa tanda buruk, ibarat akan terjadi musibah musibah atau kematian.

Nana (45) warga Kongsen Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, menyatakan, sekitar tahun 1970-an di Kota Rangkasbitung hampir setiap malam bunyi burung hantu saling bersahutan mulai pukul 21.00 hingga 40.00 WIB.

"Jika burung itu bersuara maka suasana kampung sepi dan merasa ketakutan menunjukan akan terjadi bencana," katanya.

Menghilangnya burung hantu selain alasannya yaitu menepisnya materi makanan akhir kerusakan hutan juga banyak pemburu liar yang menangkap dan menjualnya ke luar daerah.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive