Home » » Tasrik Minat Dengan Lomba Burung

Tasrik Minat Dengan Lomba Burung


Pengunjung di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) ini paling ramai saat selesai pekan dan libur anak sekolah. Maklum, pengunjung tak hanya tiba dari sekitar Yogyakarta, tapi juga hingga Sukabumi, Purworejo, Kebumen, dan Jakarta.
Pasar ini diminati lantaranbarang dagangannya terbilang lengkap. Pedagang pakan dan perlengkapan burung, Rusditanto bilang, tak jarang pengunjung membeli dalam jumlah besar. "Ada juga yang beli untuk dijual lagi," kata pemilik kios Los Buris ini.

Produk yang paling sering dicari pembeli yaitu pakan lolohan, yang dibanderol Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per bungkus. Menurut Rusditanto, agak sulit mencari pakan  lolohan, sehingga jarang ada kios yang menjualnya. Ia memasok barang dari  biro di Yogyakarta.

Pedagang ayam hias, Suyono mengklaim, ayam kate masih yang paling dicari sejauh ini. Ia menerima suplai ayam dari para pembudidaya di sekitar Yogyakarta. "Kadang ada juga yang dari Jawa Barat," imbuhnya.

Di kiosnya, ia memajang banyak sekali jenis ayam, mulai dari ayam kate, ayam bekisar,  ayam cemani, hingga bermacam-macam burung hias, mirip seakan-akan merpati kipas. Harganya bervariasi mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 900.000 per pasang. "Dulu merpati ini pernah naik daun, harganya bisanya Rp 2 juta per pasang," ungkapnya sambil menunjuk merpati kipas dengan buntut yang ibarat kipas. 

Nah, biar PASTY kian dikenal, sering digelar lomba kicau burung di sini. Memang, di salah satu cuilan dari pasar ini tersedia arena khusus untuk perlombaan. 

Suyono bilang, perlombaan burung diadakan pada waktu-waktu tertentu oleh komunitas burung yang ada di Yogyakarta. Biasanya, penerima lomba berasal dari anggota komunitas tersebut, juga ada penerima dari luar termasuk pedagang.

Selain sebagai promosi PASTY, ajang perlombaan ini juga bertujuan meningkatkan kualitas burung kicau yang ada di Yogyakarta dan Jawa Tengah. "Lomba ini juga berdampak nyata pada penjualan kami. Saat lomba, pengunjung lebih banyak dan berpeluang membeli dagangan kami," ujarnya.

Rusditanto mengaku, semenjak direlokasi ke pasar ini, tak ada hambatan berarti yang dihadapinya. Pembeli tak sungkan tiba karena pasar tertata rapih dan bersih. Ia pun tak cemas soal persaingan di antara para pedagang. Sebab, menurutnya, rata-rata pembeli sudah mempunyai langganan kios masing-masing. "Jadi, kualitas dagangan dan layanan saja yang harus diperhatikan," imbuhnya.

Sementara, pedagang flora hias, Sri Mulyati tahu persis taktik memikat pembeli. Katanya, selain kios yang dagangannya lengkap, pembeli niscaya mencari flora yang terawat dan terlihat segar. 

Makanya, ia rajin merawat flora biar tetap sehat dan elok sebelum berpindah tangan. "Kalau ada waktu luang saat berjualan, saya selalu menyempatkan menyiram, memangkas daun yang layu, dan merawat dagangan saya," ujarnya.-peluangusaha

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive