- Enak-enak tertidur lelap, Sutrisno tiba-tiba berteriak. Kepalanya cuilan belakang sakit tak karuan ibarat tersengat listrik. Darah segar mengalir dari sana. Sambil merintih kesakitan laki-laki 42 tahun melihat sang anak memegang senjata api miliknya yang selalu disimpan rapi di dalam kamar. Ternyata, saat bermain-main bedil, secara tak sengaja Prestiyo yang masih kelas VIII Sekolah Menengah Pertama menarik pelatuk sehingga peluru muntah dan bersarang di kepalanya.
Warga Desa Brenggolo, Kecamatan Kalitidu, itu eksklusif dilarikan ke RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoemo. Hingga sekarang pihak medis belum sanggup memastikan lokasi proyektil di kepala korban. Dia pun memubta referensi ke RSU dr Sutomo Surabaya.
Menurut gosip yang dihimpun Radar Bojonegoro, JPNN Grup, insiden bermula sekitar pukul 08.00. Kala itu laki-laki yang berkerja sebagai sekuriti di proyek migas tersebut sedang terlelap di rumahnya. Tiba-tiba: jebreettt.. ''Seketika itu saya bangkit alasannya yaitu rasanya ibarat terkena setrum listrik. Telinga saya ibarat mendengar suara meteran listrik,'' ujar Sutrisno saat ditemui di Instalasi Rawat Darurat (IRD) RSUD setempat.
Meski terkena proyektil, beliau masih sanggup diajak berkomunikasi. Dengan kepala diperban kain, beliau duduk di atas daerah tidur IRD.
''Kalau nyeri (sakitnya) tidak seberapa, hanya waswas saja,'' ujarnya. Dia awalnya tidak menyangka terkena proyektil senapan. Korban gres mengetahui sesudah putranya memegang senapan angin miliknya. Dia menduga putranya hendak menembak salah seekor burung.
Tapi nahas, bukan burung yang didapat, tapi malah kepala sang ayah yang tertembak.
''Dia pegang pelatuk, padahal masih ada pelurunya,'' tutur Sutrisno. Senapan itu tersimpan rapat di kamarnya. ''Itu senapan saya,'' lanjutnya.
Sutrisno menerima jahitan. Sebab, terdapat luka robek di sekitar titik tembakan. Staf Humas RSUD dr Thomas Djaja mengakui proyektil tersebut masih menancap di kepala. Hanya, beliau tidak mengetahui lokasi proyektil senapan angin itu.
Pihak medis melaksanakan rontgen, tetapi belum sanggup mendeteksi lokasi proyektil secara pasti.
Sebaliknya, hasil foto scan terlihat kabur. Diduga, proyektil yang menembus kulit itu menancap ke tulang kepala korban. Tapi, untuk mengetahuinya, medis membutuhkan x-ray empat dimensi.
0 comments:
Post a Comment