- Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Kotamobagu (TNBNW), Sulawesi Utara, berhasil melepasliarkan anak burung Maleo sebanyak 10.005 ekor ke habitat alaminya selama kurun waktu 13 tahun terakhir.
"Karena dilepaskan, populasi (burung maleo) meningkat. Sebelumnya, hanya satu ekor yang bertelur per hari, dikala ini dapat empat sampai lima ekor yang tiba untuk bertelur," kata Kepala Balai TNBNW Agustinus Rante Lembang usai siaran pers di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat (5/4).
Sementara, polisi hutan sekaligus pengelola lokasi peneluran TNBNW, Max W Lela, menyampaikan sesuai plakat yang dikeluarkan International Union for Conservation Nature (IUCN), Maleo (Macrocephalon maleo) masuk kategori 14 spesies yang terancam punah.
"Sebelumnya, populasi burung Maleo menurun dari 25 ribu ekor sampai enam ribu ekor akhir perburuan liar, pencarian telur, dan pengalihan fungsi hutan," kata Max.
Selain itu, tanpa upaya konservasi atau pengembangbiakan semialami ini, populasinya menurun akhir pemangsaan telur oleh manusia, biawak, ular sawah, anjing, dan babi hutan.
Pelepasliaran anak burung Maleo ke 10 ribu dilakukan oleh Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Darori, di TNBNW, pada 30 Maret lalu.
Selain itu, juga dilepasliarkan burung Rangkong--jenis endemik Sulawesi--, Perkici Dora, Kus Kus, dan tukik penyu Sisik di Taman Wisata Alam Batuputih, Bitung.
0 comments:
Post a Comment