Sri Baginda Merajai

 Puluhan burung perkutut bersaing dalam  kontes perkutut Giripeni Cup di Lapangan Desa Giri Sri Baginda Merajai

- Puluhan burung perkutut bersaing dalam kontes perkutut Giripeni Cup di Lapangan Desa Giripeni, Wates (17/3). Dari hasil penilaian, dua perkutut milik GBPH Prakusumo yang diberi nama Primadona dan Sri Baginda mengalahkan perkutut lain. 


Namun Prabukusumo tidak hadir menyaksikan kemenangan kedua burung kesayangannya.Kontes yang digelar Persatuan Pelestari Perkutut Seluruh Indonesia (P3SI) Kulonprogo diikuti 85 burung dari DIJ, Magelang, Solo, Purworejo dan Klaten."Kontes ini sekaligus meresmikan lapangan kicau Gede Grawulan (Desa Giripeni)," ujar Ketua Panitia Supriyanto.

Dia menjelaskan, kontes tersebut merupakan upaya melestarikan perkutut. Apalagi kontes serupa jarang digelar. "Penilaian berdasar beberapa kriteria kicauan. Seperti angkatan bunyi depan, bunyi tengah, bunyi ujung, irama ujung, dasar bunyi serta kualitas kicauan," ujarnya.


Perkutut pemenang harus memenuhi beberapa kriteria evaluasi tersebut. Baik kualitas nyanyian maupun kuantitas kicauannya."Burung yang ikut berkualitas semua. Bahkan beberapa di antaranya sudah pernah menang lomba," ujarnya.
 
Dalam lomba tersebut, kedua burung GBPH Prabukusumo dibawa oleh seorang perawat yaitu Wahid Amri, 37. Dirinya menjelaskan jikalau Primadona berusia satu tahun dan sudah tiga kali juara kontes di Jogja dan Solo."Primadona sudah tiga kali juara kontes di Jogja dan Solo, usianya satu tahun. Kalau Sri Baginda umurnya tiga bulan, gres sekali juara," ujarnya.Wahid juga mengatakan, kedua burung tersebut sudah berulang kali ditawar untuk dibeli dengan harga tinggi namun tidak diberikan.

Kedua burung, lanjutnya memamng berasal dari indukan yang berkualitas."Primadona pernah ditawar Rp 25 juta tapi tidak dilepaskan oleh Gusti Prabu," ujarnya.Wahid juga mengatakan, untuk menghasilkan kicauan burung yang berkualitas bahu-membahu tidak sulit. 

 Hanya saja memang memerlukan gurah kerongkongan dan perawatan rutin sebelum ikut kontes. Kedua burung tersebut juga sering dimandikan dan diberi pakan gabah dengan pelet.-radarjogja

Fosil Burung Pterosaurus

 Telur itu mengisyaratkan bahwa reptil kuno yang sanggup terbang itu  yaitu betina Fosil Burung Pterosaurus

Gudang Burung - Telur itu mengisyaratkan bahwa reptil kuno yang sanggup terbang itu yaitu betina, dan inovasi ini meyakinkan para peneliti untuk pertama kali dalam memilih jenis kelamin burung ini.Para mahir palaeontologi atau mahir ilmu pra sejarah itu menulis dengan tegas di majalah Science mengenai perbedaan gender burung pterosaurus, termasuk penglihatan bahwa hanya jenis jantan yang mempunyai jambul.


David Unwin, palaeontolog dari Departemen Studi Museum dari Universitas Leicester Inggris yaitu anggota tim peneliti.Dia menyampaikan kepada BBC inovasi ini sungguh mengangumkan: "Jika ada yang menyampaikan pada aku beberapa tahun kemudian bahwa kita akan sanggup menemukan hubungan ini, aku niscaya akan menertawakannya dan menjawab, 'yah mungkin akan kita temukan sejuta tahun lagi', alasannya yaitu hal mirip ini sangat sangat langka."

Pterosaurus, adakala disebut juga sebagai pterodactils yang mendominasi angkasa pada kala Mesozoic yaitu periode antara 250 juta tahun kemudian dan 65 juta tahun lalu.

Periode ini dikenal juga sebagai Zaman Dinosaurus alasannya yaitu pada masa inilah dinosaurus berkembang dan juga punah pada saat itu. Walaupun hewan melata atau reptil mirip dinosaurus yang bergerak lamban di dataran dibawah mereka, mereka sendiri bukan tergolong dinosaurus, mirip anggapan banyak orang.

Betina berpanggul besar

Spesimen ini diperkirakan berumur sekitar 160 juta tahun lalu.
Fosil ini ditemukan oleh Junchang Lu dan rekan-rekannya saat mereka menggali gunung kerikil hasil sedimentasi di provinsi Liaoning, Cina yang memang populer sebagai tempat berburu fosil.
 
Kami kini yakin bahwa kami disini menangani dua gender, jantan dengan jambul besar dan panggul yang kecil, sementara betina tidak berjambul dan bokongnya lebih besar

Dalam beberapa tahun terakhir ada banyak temuan besar di tempat ini, termasuk beberapa dinosaurus berbulu mirip burung yang mengubah pendapat mengenai evolusi burung.Fosil temuan terbaru ini berasal dari kelompok Darwinopterus tetapi tim peneliti lebih sering menyebutnya dengan sebutan "Nyonya T" [singkatan dari Nyonya Pterodactil].

Keadaan kulit telur burung ini mengisyaratkan bahwa telur ini sudah matang dan bahwa Nyonya T hampir menetaskan telur itu saat mati.Dia sepertinya mengalami cedera sehingga kaki kirinya patah. Para peneliti berspekulasi, mungkin ia jatuh dari langit saat angin ribut atau mungkin ledakan gunung berapi, jatuh karam ke sebuah danau dan kemudian abadi dalam lapisan tanah.

"Yang paling penting mengenai temuan ini yaitu burung ini mempunyai bokong yang lebih besar dibandingkan pterosaurus yang sama, Darwinopterus," terang Dr Unwin. 

"Tampaknya ini masuk logika alasannya yaitu burung betina bertelur dan mereka perlu bokong yang lebih besar. Dan yang lebih seru lagi yaitu tengkorak kepalanya polos, sementara beberapa fosil-fosil Darwinopterus, ada beberapa tengkorak kepalanya yang berjambul.

"Kami kini yakin bahwa kami disini menangani dua gender, jantan dengan jambul besar dan panggul yang kecil, sementara betina tidak berjambul dan bokongnya lebih besar."-bbc

Kulonprogo Atasi Tikus Dengan Burung Hantu

Pemanfaatan predator alami berupa burung hantu untuk mengendalikan  hama tikus mulai dikem Kulonprogo Atasi Tikus dengan Burung Hantu

- Pemanfaatan predator alami berupa burung hantu untuk mengendalikan hama tikus mulai dikembangkan petani di bulak Graulan, Desa Giripeni, Kecamatan Wates, Kulonprogo. Para petani gotong royong menciptakan rumah burung hantu yang kemudian dipasang di tengah sawah.

Untuk mengundang burung hantu tiba ke sangkar yang telah dipasang, tidak ada perlakuan khusus ibarat pememberian umpan. Sebab, berdasarkan Ketua Kelompok Tani Martani Desa Giripeni, Untung Suharjo, secara alamiah burung hantu suka keluar malam dan hinggap di tempat-tempat yang tinggi serta jauh dari hunian manusia.

“Kami sudah survey di lingkungan sekitar sini ada burung hantu. Binatang itu kan suka keluar malam, sehingga kami buat rumah burung hantu ini di sawah. Sementara gres dua tapi akan ditambah lagi, rencana ada enam rumah burung hantu,” kata Untung, Jumat (29/3).

Rumah-rumah burung hantu itu diletakkan di tiang penyangga dari bambu yang cukup tinggi di tengah-tengah sawah. Sehingga dari daerah itu burung hantu sanggup leluasa melihat hama tikus yang akan disergapnya untuk dimangsa.

Untung mengatakan, para petani di daerahnya sengaja mensiasati serangan hama tikus dengan langkah ini. Sebab burung hantu merupakan musuh alami yang biasa memangsa tikus sehingga relatif lebih murah untuk mengendalikan hama tersebut.

“Kalau mengadakan gropyokan tikus dan melaksanakan pengemposan kan mengeluarkan biaya (lebih banyak), sehingga kami menciptakan rumah burung hantu ini. Ini cukup efektif sebab tikus begitu mendengar bunyi burung hantu juga pribadi pada takut,” paparnya.

Ide memanfaatkan burung hantu untuk memerangi hama tikus ini, imbuh Untung, didapatnya dari internet. Kemudian kelompok tani di wilayanya melaksanakan studi banding ke petani di Moyudan, Kabupaten Sleman yang di sana pemanfaatan burung hantu sudah sanggup berjalan.

“Hama tikus sementara ini di sini masih terkendali, tapi kami siaga daripada melaksanakan gerakan, lebih yummy dari awal melaksanakan pengendalian,” ujarnya.

Kepala Dinas Pertanian dan Kehutanan (Dispertahut) Kulonprogo, Bambang Tri Budi Harsono mengatakan, dinas mengapresiasi upaya yang dilakukan para petani untuk mengendalikan hama tikus dengan burung hantu tersebut. Pengembangan pemanfaatan burung hantu itu merupakan hasil kerjasama dengan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

“Ini menjadi pionir di Kelompok Martani ini. Mudah-mudahan nanti akan meluas di Kabupaten Kulonprogo, dilakukan secara swadaya oleh warga masyarakat,” katanya.

Bambang menambahkan, sekitar tahun 2006 kemudian dinas sebetulnya sudah pernah menginisiasi pemanfaatan burung hantu untuk mengatasi serangan hama tikus. Namun ujicoba tersebut waktu itu tidak berjalan baik.

“Sebenarnya dulu sudah pernah ujicoba tahun 2006, melepas enam pasang di Sentolo dan Panjatan. Hanya memang sesudah itu lepas dari penglihatan kita, sesudah terbang sulit mengamati,” pungkasnya.

Fosil Burung Gajah Dilelang

 Sebuah fosil telur raksasa Burung Gajah  Fosil Burung Gajah Dilelang

- Sebuah fosil telur raksasa Burung Gajah (Elephant Bird) yang pernah hidup di Madagaskar, Afrika, ditawarkan untuk dijual di rumah lelang Christie, London, Inggris.Telur, yang berukuran 100 kali telur ayam ini, pertama kali ditemukan oleh seorang arkeolog pada awal masa 20.


Spesies Burung Gajah, yang fisiknya seolah-olah Burung Unta namun dengan ukuran jauh lebih besar, telah punah antara masa 13 dan 17 silam.Para mahir mengatakan, burung raksasa ini sanggup terbang dan makanan utamanya ialah buah-buahan.

Mirip Burung Unta

Diperkirakan, sosok burung ini dikala cukup umur sanggup tumbuh menjadi sekitar 11 meter.
James Hyslop, ilmuwan di Rumah lelang Christie, London, mengatakan, telur ini merupakan telur terbesar dari yang pernah ditemukan. "Bahkan ukurannya jauh lebih besar kalau dibanding telur Dinosaurus," kata Hyslop.

Rumah lelang Christie mengharapkan, telur raksasa ini sanggup terjual di kisaran angka 30.000 poundsterling, atau sekitar $ 45.000.-bbc

Lomba Burung Di Aceh Diikuti 700 Burung

Ternyata lomba kicau burung masih mempunyai pengemar sampai saat ini Lomba Burung di Aceh Diikuti 700 Burung

- Ternyata lomba kicau burung masih mempunyai pengemar sampai saat ini. Buktinya, sebanyak 700 ekor burung yang terbagi dalam 17 kelas diikutsertakan oleh pemiliknya dalam kontes yang memerebutkan hadiah total sebesar Rp 90 juta di Takengon, Kabupaten Aceh Tenggah.


"Kontes burung berkicau dan pekan raya itu diikuti dari Sumatera Barat, Sumatera Utara dan beberapa perwakilan kabupaten serta kota di Aceh," kata Kabag humas dan protokol Sekdakab Aceh Tengah Mustafa Kamal di Takengon, Minggu (31/3/2013).

Kompetisi yang hadiahnya didanai Pemerintah Daerah itu dibutuhkan sekaligus sanggup meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan, terutama melindungi satwa langka.

"Kita harapkan dengan maraknya acara kontes burung, semakin meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melestarikan lingkungan, terutama ekosistem burung," ujar Bupati Aceh Tengah Nasaruddin.

Selain itu, dibutuhkan kontes yang dikemas dalam rangkaitan acara Festival Danau Laut Tawar ini sanggup menjadi ikon wisata, sehingga bisa menjadi daya tarik dan nilai hiburan bagi masyarakat. Menurut Nasaruddin, kegemaran memelihara dan melatih burung sanggup menjadi alternatif sumber ekonomi bagi masyarakat, terutama dalam melaksanakan penangkaran.

Telur Burung Gajah ?

 Sebuah fosil telur dari spesies burung yang sudah punah rencananya akan  dilelang oleh seb Telur Burung Gajah ?

- Sebuah fosil telur dari spesies burung yang sudah punah rencananya akan dilelang oleh sebuah rumah pelelangan, Christie. Telur yang mempunyai ukuran lebih besar dari bola rugby dan berusia ratusan tahun ini diperlukan sanggup mencapai harga lelang USD45 ribu (sekira Rp437 jutaan).


Dikutip RawStory, Senin (1/4/2013), salah seorang seorang jago dari Chrsitie, James Hyslop menyampaikan bahwa jenis telur ini merupakan telur terbesar yang pernah ada di dunia, termasuk dinosaurus.

“Telur ini berasal dari burung gajah yang termasuk dalam kelompok dinosaurus. Hal ini menciptakan spesies tersebut menghasilkan telur ukuran raksasa ini mengingat bentuk tubuhnya yang juga besar,” ungkap Hyslop.

Burung gajah merupakan istilah yang terdiri dari empat spesies yang hidup di Madagaskar, Afrika pada kurun ke-17. Mereka diduga telah diusir keberadaannya oleh manusia, salah satunya melalui perburuan.

Sebelum adanya manusia, burung gajah menjadi penghuni pulau tersebut. Mereka menjadi teladan spesies di pulau-pulau cenderung mempunyai ukuran badan yang lebih besar (gigantisme) dibandingkan dengan yang di daratan.

Contoh gigantisme pulau lainnya sanggup ditemukan pada binatang komodo,kura-kura Galapagosm dan tikus raksasa Flores. Namun, sejak kedatangan insan maka secara perlahan spesies ini pun menjadi punah.

Wikipedia menerangkan, nama burung gajah (Aepyornis Maximus) merupakan sebuah istilah dari Marco Polo yang sedang menjelajahi pulau dari Rukh pada 1298. Banyak yang memperkirakan istilah itu lebih mengacu pada burung elng yang cukup berpengaruh untuk “merebut gajah dengan cakarnya”.

Aepyornis mempunyai tinggi lebih dari 10 kaki atau sekira tiga meter dengan berat hampir 800 lb (sekira 400 kilogram). Telur-telur yang ditemukan milik burung terbesar di dunia ini, mempunyai ukuran lingkar lebih dari tiga kaki tiga inci atau sekira tiga meter dengan panjang 13 inci (sekira 34 centimeter). Adapun, volume telur ini mencapai 160 kali lebih besar dibandingkan telur ayam.-okezone

Nasib Burung Hantu ''Harry Potter''

  burung hantu pengantar surat mungkin hanya ada dalam film  Nasib Burung Hantu ''Harry Potter''

- Dulu, burung hantu pengantar surat mungkin hanya ada dalam film Harry Potter. Namun, sekarang burung karnivora itu tak lagi hanya mengantarkan pesan dari Sekolah Sihir Hogwarts. Para hebat di daerah santunan hewan, Kirkleatham Owl Centre di North Yorkshire, Inggris, telah melatih burung hantu mereka sampai binatang noktural itu sanggup memberikan pesan internal milik tuannya.

"Pak pos berbulu ini diperkenalkan sesudah ada pemotongan anggaran dan pengurangan jumlah staf yang menjadikan tumpukan surat tak terkirim," tulis Mail Online, Ahad, 31 Maret 2013.

Ide pak pos burung hantu ini digagas oleh instruktur Amy Smith. Semula, rekan sekerjanya merasa skeptis. Namun, Smith berhasil membujuk mereka. Alasan Smith, burung hantu mempunyai talenta bawaan untuk pekerjaan pengantar pesan ini.

"Bagi burung hantu, mengangkut surat tak beda dengan membawa mangsa yang mereka buru," kata Smith. "Kami hanya perlu melatih mereka wacana bagaimana cara mengambil pesan dan lokasi tujuannya."

Sebanyak delapan dari 45 burung hantu telah dilatih secara khusus dalam proyek Roy-owl Mail pada pekan lalu. Burung-burung itu diajarkan untuk mengenali enam warna primer pada nampan yang tidak sama. Masing-masing warna itu mewakili surat berkode A sampai F.

Nantinya, warna pada nampan akan menjadi petunjuk bagi burung hantu untuk mengambil pesan yang ada. Dan mereka akan mengantarkannya ke lokasi yang mempunyai nampan berwarna sama. "Burung ini sanggup mengantarkan pesan dalam radius tiga kilometer persegi."

Enggang Kembali Dibantai

Balai Konservasi Sumber Daya Alam wilayah Sumatera Barat Enggang Kembali Dibantai

- Petugas Balai Konservasi Sumber Daya Alam wilayah Sumatera Barat menyita puluhan bab paruh enggang di Kota Padang, Sumatera Barat.Wakil Kepala Satuan Polhut BKSDA wilayah Sumbar Zulmi Gusrul , Selasa (2/4/2013) menyampaikan penyitaan dilakukan pada Senin (1/4/2013). 

 
Zulmi menyebutkan, sebagian besar dari 48 paruh enggang yang disita itu berasal dari Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat. Zulmi menyebutkan, dua orang pelaku ditangkap beserta pul uhan paruh yang dibawa dalam mobil. 

Indikasi akan dijual kemana belum dapat diketahui, sebut Zulmi. Perbuatan kedua orang tersebut melanggar Undang-Undang Nomor 5/1990 perihal konservasi sumber daya alam hayati dan ekosistemnya. 

"Hingga saat ini kedua orang tersebut masih ditahan. Mereka belum jadi tersangka," ujar Zulmi.   -kompas

Surabaya Lawan Tikus Dengan Burung Hantu

  Serangan hama  pengerat itu mengancam gagal panen atau setidaknya mengurangi produksi  pa Surabaya Lawan Tikus dengan Burung Hantu

- Bagi petani padi, tikus merupakan hama yang menakutkan. Serangan hama pengerat itu mengancam gagal panen atau setidaknya mengurangi produksi padi.



Berbagai cara biasa ditempuh petani untuk membasmi tikus. Mulai dengan cara gropyokan (penggalian sarang tikus), dukungan umpan beracun, sampai pengasapan dengan emposan (lubang tikus dimasuki asap belerang).

Kini sebagian petani di Kabupaten Probolinggo punya cara gres dalam membasmi tikus. Mereka memanfaatkan burung hantu sebagai predator alami bagi tikus. Seperti diketahui, burung yang di kalangan masyarakat Jawa dan Madura disebut kukuk beluk itu merupakan pemangsa tikus.

”Beberapa pasang burung hantu, lengkap dengan pagupon-nya kami tempatkan di sejumlah persawasan di lima desa di Kecamatan Gading,” ujar Kasi Perlindungan Tanaman pada Dinas Pertanian (Disperta) Kabupaten Probolinggo, Arif Kurniadi, Sabtu (30/3) pagi tadi.

Karena gres rintisan, pada Maret 2013 ini, setiap desa gres mendapat sepasang burung hantu. Yakni Desa Mojolegi, Wangkal, Keben, Bantur, dan Desa Kaliacar. “April nanti tiga pasang burung hantu dan pagupon-nya kami tempatkan di tiga desa di Kecamatan Krejengan. Dan Mei, dua pasang burung hantu ditempatkan di dua desa di Kecamatan Pajarakan,” ujarnya.

Bahkan demi memeratakan penyebaran burung hantu, Disperta berencana menangkarkan burung hantu pada 2014 mendatang. ”Kami akan menciptakan sangkar besar untuk penangkaran di Kecamatan Gading. Burung hantu hasil penangkaran akan disebar ke seluruh areal persawahan di Kabupaten Probolinggo,” ujar Arif.

Pemanfaatan burung hantu untuk mengendalikan hama tikus dimaksudkan untuk menjaga keseimbangan alam, sekaligus mencegah kepunahan burung hantu. ”Pemanfaatan biro hayati ibarat burung hantu juga untuk mengurangi penggunaan bahan-bahan kimia di dunia pertanian,” ujarnya.
Pemanfaatan burung hantu sebagai pembasmi tikus di Probolinggo bukan kali pertama. Awalnya, Probolinggo mencar ilmu ke sejumlah daerah yang telah sukses memanfaatkan ”jasa” burung hantu.

”Di Jatim ada sejumlah daerah yang sudah memanfaatkan burung hantu untuk mengendalikan tikus yakni, Ngawi, Jombang, dan Kabupaten Mojokerto,” ujarnya.

Bahkan Disperta Kabupaten Probolinggo membeli burung hantu genus Tybo alba dari penangkar di Ngrambe, Ngawi. ”Kebetulan LSM yang menangkarkan burung hantu di Ngawi itu sudah mendapat izin dari BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Jatim,” ujar Arif.

Ditanya seberapa efektif burung hantu bisa membasmi tikus, Arif menggambarkan, seekor Tybo alba dalam semalam bisa memakan 3-5 ekor tikus. ”Sisi lain meski sudah menyantap 3-5 tikus per malam, burung hantu biasa membunuh puluhan ekor tikus yang ditemuinya,” ujarnya.
Sebenarnya selain burung hantu, masih ada predator alami bagi tikus yakni, ular sawah.

”Permasalahannya ular sawah sudah langka, banyak diburu orang untuk dijual,” ujar Arif.
Agar kerasan tinggal di persawahan, sengaja ditempatkan sepasang burung hantu dalam pagupon (rumah burung). Bangunan ibarat pagupon burung merpati itu dipancangkan di tengah persawahan menghadap ke daerah yang banyak ditumbuhan pohon-pohon besar.

Biasanya di malam hari, burung hantu bertengger di pohon tinggi untuk mengamati pergerakan calon mangsanya.Arif mengakui, hama tikus di Probolinggo tidak pernah benar-benar punah. Justru terus beranak-pinak, berkembang di sejumlah pusat penghasil padi di Kabupaten Probolinggo.

Seperti diketahui, tikus sawah yang notabene termasuk spesies Rattus argentiventer selama satu trend tanam padi (3-4 bulan) bisa beranak sampai tiga kali. Sekali beranak, tikus menghasilkan rata-rata 10 cindil (anak tikus).

Masa kebuntingan tikus betina sekitar 21 hari dan bisa kawin kembali 24-48 jam sehabis melahirkan (post partum oestrus). Terdapatnya padi yang belum dipanen (selisih sampai 2 ahad atau lebih) dan keberadaan ratun (Jawa : singgang) terbukti memperpanjang periode reproduksi tikus sawah.

”Dalam kondisi tersebut, anak tikus dari kelahiran pertama sudah bisa bereproduksi sehingga seekor tikus betina sanggup menghasilkan total sebanyak 80 ekor tikus gres dalam satu trend tanam padi,” ujar Arif.

Dengan kemampuan reproduksi tersebut, tikus sawah berpotensi meningkatkan populasinya dengan cepat bila daya dukung lingkungan memadai.

Di Kabupaten Probolinggo, setiap tahun sekitar 500-800 hektar (Ha) lahan padi rusak alasannya serangan hama tikus. Serang tikus terutama di daerah yang sepanjang tahun terdapat tumbuhan padi seperti, di Kecamatan Gading, Krejengan, Pajarakan, Kraksaan, Tongas, Banyuanyar dan Sumberasih.-surabayapost

Temukan Spesies Burung Hantu Gres Di Filipina

Para ilmuwan dan pengamat burung telah menemukan  Temukan Spesies Burung Hantu Baru di Filipina

- Para ilmuwan dan pengamat burung telah menemukan 10 spesies burung hantu gres di Filipina. Mereka memakai peralatan rekam canggih untuk membedakan di antara suara-suara burung-burung hantu itu, kata seorang pejabat konservasi. 


Delapan dari spesies gres sebelumnya dianggap subspesies, namun ada dua yang sama sekali baru, kata Lisa Paguntalan, administrator lapangan Program Konservasi Keanekaragaman Hayati Filipina. Paguntalan memperingatkan bahwa banyak spesies gres sanggup terancam alasannya ialah mereka hanya ditemukan di pulau-pulau kecil yang terisolasi atau di daerah-daerah kecil di hutan-hutan.

Gelatik Jawa Mulai Menyebar Ke Pulau Jawa

 Dalam seri terkini artikel hasil kerjasama antara Burung Indonesia  dan Mongabay Gelatik Jawa Mulai Menyebar Ke Pulau Jawa

- Dalam seri terkini artikel hasil kerjasama antara Burung Indonesia dan Mongabay-Indonesia kali ini akan dibahas burung yang endemik di Jawa, Bali dan Pulau Kangean, yaitu gelatik Jawa (Padda oryzivora) yang merupakan burung berukuran 16 cm yang mempunyai paruh merah dan bercak putih mencolok pada pipinya. Suara khas yang sering terdengar dari burung berkepala hitam dan berperut merah jambu ini yakni “tik” yang tajam atau “tup” yang tenang.


Burung dari suku Estrildidae ini menyukai lahan pertanian, pekarangan rumah, dan wilayah perkotaan. Mereka sering bergabung dalam kelompok besar pada sebuah pohon besar nan tinggi dan secara teratur akan menyerbu ladang jagung atau areal persawahan. Hal unik dari gelatik ini adalah, dikala berebut daerah sarang mereka akan menggoyangkan tubuh dengan gerakan yang dapat dibilang rumit. Namun begitu, jenis ini mempunyai sifat sosial yang tinggi antara sesamanya.

Dahulu, burung endemik Jawa, Bali, dan Pulau Kangean (utara Bali) ini sangat gampang dilihat di wilayah pertanian sampai ketinggian 1.500 m diatas permukaan laut. Sekarang, keberadaannya mulai sulit ditemui alasannya yakni penangkapan untuk diperdagangkan. Populasi globalnya diperkirakan antara 1.500-7.000 individu dewasa. International Union for Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) menetapkan statusnya Rentan (Vulnerable/VU).

Meski sudah jarang terlihat di Pulau Jawa, namun jangan heran jikalau kita masih dapat melihat burung berkaki merah ini di daerah lain. Ini dikarenakan, burung yang dalam Bahasa Inggris dikenal dengan sebutan Java Sparrow telah terintroduksi dan menyebar luas ke Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan sebagian Maluku, sampai Asia Tenggara dan Australia. Di luar Pulau Jawa, umumnya mereka berada di perkotaan.

Bulan April ini, Burung Indonesia juga memperlihatkan kalender wallpaper yang dapat dipasang di gadget anda untuk menjadi pengingat sekaligus ornamen indah bertema Gelatik Jawa.

Pasar Oprokan Picu Kecemburuan

 Kecemburuan sesama pedagang mencuat di Pasar Depok Pasar Oprokan Picu Kecemburuan

- Kecemburuan sesama pedagang mencuat di Pasar Depok. Aktivitas jual-beli pedagang oprokan dinilai menghipnotis daya jual pedagang yang berjualan di dalam pasar. Sementara Dinas Pengelola Pasar (DPP) dan Satpol PP yang menangani persoalaan ini terkesan tak mengubris keluhan pedagang di dalam pasar. 


”Ini tinggal bagaimana DPP dan Satpol PP bertindak tegas. Karena masih terdapat pedagang oprokan yang tersebar, terutama di saluran sisi timur. Lalu-lintas di sana terganggu alasannya ialah tubuh jalan digunakan berjualan. Seharusnya, mereka juga masuk ke dalam pasar. Tidak tersebar ibarat saat ini,” kata pengurus paguyuban pedagang Pasar Depok, Suwarjono.

Ketua Ikatan Keluarga Pedagang Burung Surakarta (IKPBS) Sub Lomba ini mengaku khawatir  jika tidak ditertibkan, kegiatan pedagang oprokan kian semarak. Padahal 281 pedagang pemilik Surat Hak Penempatan (SHP) sudah bersedia masuk ke Pasar Depok sesudah setahun berjualan di lokasi yang sama. Suwarjono menambhakan, kegiatan jual-beli pedagang oprokan juga menciptakan lingkungan sekitar pasar kumuh.

”Sepanjang Jalan Balekambang sudah higienis dari lapak dan los darurat, alasannya ialah seluruh penggunanya sudah pindah ke pasar. Tinggal pedagang oprokan yang masih berjualan. Pasar Depok sanggup ramai ibarat dulu apabila semua pedagang masuk ke pasar,” jelasnya.

Kepala DPP Subagiyo menegaskan sterilisasi jalan dari kegiatan PKL mutlak dilakukan. Adapun pemindahan pedagang oprokan menunggu ekspansi Pasar Depok beres.

”Tahapannya (pemindahan) sesudah ekspansi dan pembuatan shelter. Makara tidak eksklusif sanggup memindahkan alasannya ialah perlu kawasan yang memadai. Namun pada prinsipnya, kegiatan berjualan -soloposdi jalan tidak diperbolehkan,” jelasnya.

Ribuan Maleo Dilepas Ke Alam

 Populasi burung Maleo perlahan menjauh dari bahaya kepunahan Ribuan Maleo Dilepas ke Alam

- Populasi burung Maleo perlahan menjauh dari bahaya kepunahan. Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone di Sulawesi Utara berhasil menambah jumlah burung endemik Sulawesi itu lewat jadwal pengembangbiakan semi alami. Total ada 10.005 ekor burung maleo yang telah dilepas ke habitat alaminya semenjak jadwal dimulai pada 2001.


Pelepasliaran burung maleo ke-10.000 dilakukan secara simbolis oleh Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA) Kementerian Kehutanan, Darori Wonodipuro, pada 30 Maret 2013 di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone.

"Pengembangbiakan semi alami dilakukan untuk mendukung upaya konservasi burung maleo di habitat alaminya," kata Menteri Kehutanan Zulkifli Hasan dalam siaran pers jadwal "Pelepasliaran Anak Burung Maleo ke-10.000 dan Hasil Monitoring Badak Jawa Tahun 2012" di Jakarta, Jumat, 5 April 2013.

Burung maleo (Macrocephalon maleo) merupakan satwa liar yang dilindungi undang-undang. Maleo termasuk satu dari 14 spesies prioritas Kementerian Kehutanan yang populasinya didongkrak sebesar tiga persen sampai 2014. Spesies lainnya antara lain harimau Sumatera, gajah Sumatera, warak Jawa, banteng, orangutan Kalimantan, komodo, owa Jawa, bekantan, anoa, babi rusa, jalak Bali, elang Jawa, dan kakatua kecil jambul kuning.

Populasi maleo di alam semakin berkurang terutama jawaban pemangsaan telur oleh biawak, ular sanca, anjing, dan babi hutan. Perburuan ilegal telur maleo oleh insan dan kerusakan habitat menjadi tantangan lain upaya konservasi maleo di habitat alaminya (in-situ).

Zulkifli mengatakan, maleo tergolong burung yang unik alasannya yakni tidak menciptakan sarang ibarat kebanyakan jenis unggas lainnya. Burung maleo betina akan membenamkan telurnya ke dalam tanah sedalam 30-150 sentimeter. Telur maleo cukup besar, berukuran 5-6 kali telur ayam. "Ini menciptakan telur maleo cukup rentan terhadap predator dan perburuan ilegal," kata dia.

Kementerian juga melepasliarkan sejumlah satwa dilindungi lainnya, antara lain satu ekor burung rangkong (Rhyticeros cassidix), satu ekor perkici dora (Trichoglossus ornatus), satu ekor kus kus (Ailurops ursinus), dan delapan ekor tukik penyu sisik (Eretmochelys imbricata). Semuanya dilepaskan di daerah Taman Wisata Alam Batuputih Kota Bitung di Sulawesi Utara.-tempo

Curi Burung Dihakimi Warga

  Dia babak belur sehabis dihakimi warga saat  kepergok mencuri burung kenari dan kacer mil Curi Burung Dihakimi Warga

- Nasib apes menimpa Anton Budi Saputro (23), warga Desa Suwatu, Kecamatan Tanon, Sragen. Dia babak belur sehabis dihakimi warga saat kepergok mencuri burung kenari dan kacer milik Andri Sugiyanto (36), warga Desa Krikilan, Kecamatan Masaran, Sragen.


Aksi pencurian tersebut berawal saat, Rabu (3/4), terlapor keliling mencari sasaran di sekitar kampung korban. Saat melintas di depan rumah korban, pelaku mengetahui dua ekor burung milik korban dan ingin mencurinya.

Memanfaatkan situasi yang lengang, terlapor eksklusif menyelinap masuk ke pekarangan korban untuk mengambil dua burung milik korban dari dalam kandang yang masih tergantung di teras rumah.Apes saat pelaku hendak meninggalkan lokasi, warga memergoki agresi pelaku. Mengetahui keberadaan pelaku tengah membawa burung milik korban, warga eksklusif beramai-ramai mengejar pelaku.

“Saat ditanya warga, pelaku justru cepat-cepat pergi. Warga ingin tau dan membawa terlapor ke rumah korban. Setelah dicek diketahui pelaku telah mencuri burung milik korban,” kata Kasubag Humas Polres Sragen AKP Sri Wahyuni, mewakili Kapolres AKBP Susetio Cahyadi, Kamis (4/4).

Mengetahui agresi pelaku, warga terpancing emosi dan eksklusif menghakimi pelaku dengan tangan kosong. Beruntung tersangka eksklusif diamankan dan dibawa ke Mapolsek setempat untuk mejalani proses hukum. “Tersangka dijerat pasal 362 kitab undang-undang hukum pidana ihwal tindak pidana pencurian,” ujarnya.-timlo

Populasi Maleo Meningkat

 Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone Populasi Maleo Meningkat

- Balai Taman Nasional Bogani Nani Wartabone, Kotamobagu (TNBNW), Sulawesi Utara, berhasil melepasliarkan anak burung Maleo sebanyak 10.005 ekor ke habitat alaminya selama kurun waktu 13 tahun terakhir.


"Karena dilepaskan, populasi (burung maleo) meningkat. Sebelumnya, hanya satu ekor yang bertelur per hari, dikala ini dapat empat sampai lima ekor yang tiba untuk bertelur," kata Kepala Balai TNBNW Agustinus Rante Lembang usai siaran pers di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Jumat (5/4).

Sementara, polisi hutan sekaligus pengelola lokasi peneluran TNBNW, Max W Lela, menyampaikan sesuai plakat yang dikeluarkan International Union for Conservation Nature (IUCN), Maleo (Macrocephalon maleo) masuk kategori 14 spesies yang terancam punah.

"Sebelumnya, populasi burung Maleo menurun dari 25 ribu ekor sampai enam ribu ekor akhir perburuan liar, pencarian telur, dan pengalihan fungsi hutan," kata Max.

Selain itu, tanpa upaya konservasi atau pengembangbiakan semialami ini, populasinya menurun akhir pemangsaan telur oleh manusia, biawak, ular sawah, anjing, dan babi hutan.

Pelepasliaran anak burung Maleo ke 10 ribu dilakukan oleh Dirjen Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), Darori, di TNBNW, pada 30 Maret lalu.

Selain itu, juga dilepasliarkan burung Rangkong--jenis endemik Sulawesi--, Perkici Dora, Kus Kus, dan tukik penyu Sisik di Taman Wisata Alam Batuputih, Bitung.

Tunggui Burung Berkicau, Motor Raib

 TH memulai aksinya  di komplek Tentara Nasional Indonesia AL tersebut Tunggui Burung Berkicau, Motor Raib 

- Selasa (16/4/2013) dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, TH memulai aksinya di komplek Tentara Nasional Indonesia AL tersebut. Dia berusahan membawa motor milik Sarmidi (32) anggota Tentara Nasional Indonesia AL plat nomor B 6627 CFG.

Untungnya, burung peliharaan Sarmidi berkicau saat TH mencoba mengambil motor pemilik rumah. "Mendengar burung Kacernya berisik, karenanya korban buka pintu. Eh ternyata ada pelaku yang mau mencuri motornya," kata Kasubag Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Aswin, Selasa (16/4/2013).

Sarmidi pun tidak tinggal membisu melihat TH ingin membawa sepeda motornya. Ia bersama dengan kakaknya Wijatmiko mengejar pelaku sampai tertangkap, sesudah itu pelaku eksklusif diamankan di pos keamanan.

Satroni Rumah Pns, 14 Burung Raib

  Rumah milik seorang Pegawai Negeri Sipil  Satroni Rumah PNS, 14 Burung Raib

- Rumah milik seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kampung Cantel Kulon, RT 001/023, Kelurahan Sragen Kulon, Endra Putranto, 39, dibobol maling, Senin (15/4/2013).Akibat insiden itu Endra kehilangan sejumlah barang elektronik, uang tunai, surat berharga dan 14 ekor burung.


Kejadian kali pertama diketahui istri korban, Nurul Isnaeni, 39. Saat kejadian, Nurul berdiri tidur sekitar pukul 03.30 WIB. Dia hendak menyantap sahur alasannya ialah ingin puasa sunah, Senin dan Kamis. Belum sempat sahur, Nurul terkejut bukan kepalang saat menuju ruang keluarga.

Barang-barang yang diletakkan di atas bufet, mirip dua Blackberry warna hitam dan putih, tiga handphone merek Nokia warna hitam dan silver, satu laptop merek HP warna hitam, satu kamera saku warna silver dan dua dompet warna hitam berisi uang tunai sekitar Rp2 juta serta beberapa surat penting lainnya hilang.

 Tanpa pikir panjang, Nurul membangunkan Endra yang masih terlelap di kamar. Mereka lantas mengecek keadaan rumah termasuk pintu depan. Pintu masih dalam keadaan terkunci. Namun mereka terperanjat saat mengecek jendela di ruang tengah belahan timur. Jendela rusak mirip bekas dicongkel.

Tak berhenti hingga di situ, Endra lantas berlari ke belakang rumah. Dia mengecek sangkar burung miliknya. Dia melihat sangkar burung berisi lovebird terbuka. Setidaknya 14 ekor burung raib. Atas insiden tersebut korban lantas melaporkan ke Polsek Sragen Kota. Kasubbag Humas Polres Sragen, AKP Sri Wahyuni, mewakili Kapolres Sragen, AKBP Susetio Cahyadi, saat ditemui Solopos.com di Mapolres Sragen, Selasa (16/4/2013), menjelaskan pelaku diduga satu orang. Dia memanjat dinding pagar rumah lantas mencongkel jendela rumah korban.

Pelaku tidak masuk ke kamar korban. Dia hanya mengambil barang-barang yang diletakkan di ruang keluarga.

“Barang yang diambil banyak tetapi barang yang kecil. Dugaan sementara ia pernah berkunjung ke rumah korban atau mengamatai rumah korban. Hal itu masuk akal alasannya ialah korban berjualan burung sehingga orang niscaya tiba untuk melihat burung yang dijual. Itu wajar. Lagipula pelaku mengetahui dimana korban meletakkan anak kunci sangkar burung. Korban mengalami kerugian sebesar Rp25 juta. Kami akan menyelidiki lebih lanjut kasus tersebut.”-solopos

Sama Menyerupai Sifat Manusia, Selingkuh

  perselingkuhan umumnya akan  menghancurkan kehidupan pasangan Sama Seperti Sifat Manusia, Selingkuh

- Bila ditilik dari sudut pandang manusia, perselingkuhan umumnya akan menghancurkan kehidupan pasangan. Namun, bagi burung, perselingkuhan ternyata punya manfaat, terutama untuk menjaga kelangsungan jenis.


Hal tersebut terungkap dari hasil riset para peneliti dari University of East Anglia, University of Melbourne di Australia, dan University of Groningen di Belanda.

Hasil penelitian mengungkap bahwa asmara burung mirip asmara manusia. Burung punya pilihan untuk hidup bersama satu pasangan selamanya dan beranak pinak, layaknya membangun perahu rumah tangga. Namun, ternyata "biduk rumah tangga" burung juga dihiasi perselingkuhan.

Dari sudut pandang manusia, pria yakni pemain drama perselingkuhan, hingga muncul istilah pria hidung belang. Namun, pada burung, betinalah yang lebih suka berselingkuh.

Riset menguak bahwa betina burung memang masih menjaga "komitmen" dengan pejantan pasangannya namun terus berselingkuh dengan pejantan lain. Yang mengejutkan, perselingkuhan juga menghasilkan anak.

Ilmuwan University of East Anglia mempelajari burung penyanyi spesies Acrocephalus sechellensis. Mereka mengungkap bahwa betina spesies itu lebih menentukan pejantan lain membuahi telurnya.

Tim peneliti menangkap 97 persen A sechellensis di Pulau Cousin. Mereka mengambil sampel DNA dan mengobservasi sikap reproduksi burung itu. Sejumlah 160 burung yang lahir antara tahun 1997-1999 diteliti dan peneliti menemukan bahwa 40 persen burung itu yakni "anak haram".

Sementara itu, tim dari Melbourne University dan University of Groningen meneliti burung penyanyi spesies Parus caeruleus.

Peneliti mengambil 1.732 telur dari 190 sarang burung spesies P caeruleus. Ilmuwan melaksanakan identifikasi untuk menentukan ayah dari telur tersebut serta telur tersebut dikeluarkan. Hasilnya mengejutkan, banyak telur yang merupakan hasil pembuahan pejantan lain.

"Yang mengejutkan, hampir 75 persen dari telur hasil pembuahan pejantan lain dihasilkan pada setengah kelompok telur," kata Michael Magrath dari University of Melbourne.

Diberitakan ABC News, Minggu (14/3/2013), betina P caeruleus punya keahlian mengatur pembuahan. Betina bisa menyimpan sperma. Pada saat awal, betina akan memakai sperma pejantan lain untuk membuahi telurnya. Selanjutnya gres memakai sperma "suaminya".

Lucunya, meski betina terang-terangan menduakan dan menghasilkan anak, pejantan tetap tak tahu. Mereka tetap memelihara dan mencukupi kebutuhan telur dan anakannya.

Menurut ilmuwan, taktik pada spesies P caeruleus yakni salah satu yang bisa membodohi pejantan. Telur hasil pembuahan dengan pejantan lain akan mengecoh pejantan pasangan di betina. Pejantan sempurna merasa bahwa semua telur miliknya.

Meski kisah burung ini dianggap pedih dalam sudut pandang manusia, pilihan betina burung untuk berselingkuh ternyata bermanfaat.-kompas

Dengan perselingkuhan, anak yang dihasilkan akan mempunyai variasi genetik lebih beragam. Akhirnya, hal ini bermanfaat sebagai pertahanan melawan penyakit maupun menyesuaikan diri menghadapi tantangan alam lainnya.

Perselingkuhan insan mungkin saja tak tertangkap berair oleh pasangan. Namun, adakah perselingkuhan insan mendatangkan laba yang sama mirip pada burung?

Artispun Diganggu Burung

  terganggu kenyamaannya saat berada di rumah Artispun Diganggu Burung

- Russell Crowe, pemeran Les Miserable terganggu kenyamaannya saat berada di rumah. Penyebabnya, ratusan burung kakatua ribut di luar jendela rumahnya.

Mengutip femalefirst, Jumat (19/4), Russell menulis via Twitter. "Ada 300 burung Kakatua Jambul di luar jendela rumah di sore hari. Berkicau dan sangat berisik."

Penyebab Flu Burung Bukan Burung Liar

 Pakar dari Administrasi Kehutanan China menyatakan penyebar virus flu  burung H Penyebab Flu Burung Bukan Burung Liar

- Pakar dari Administrasi Kehutanan China menyatakan penyebar virus flu burung H7N9 bukanlah burung-burung liar. Beberapa waktu lalu, memang sempat beredar tudingan jika biang keladi penyebaran virus mematikan itu ialah burung-burung liar alias burung-burung yang lepas bebas hidupnya, tak dipelihara insan secara sengaja.

Institusi itu, tulis Xinhua pada Jumat (19/4/2013), dalam rilis terbaru risetnya menyampaikan sudah meneliti lima kota dan provinsi di Negeri Tembok Raksasa itu. Dari 1.300 sampel yang dikumpulkan dari Shanghai, Beijing, Zhejiang, Jiangsu, dan Anhui, 861 di antaranya negatif mengandung H7N9. "Sisa sampel lainnya masih dalam penelitian menyeluruh,"kata pernyataan institusi itu.

Sementara itu, hingga dengan Kamis (18/4/2013) sore, di seluruh China ada 87 pasien kasus H7N9 pada insan yang dilaporkan. Dari jumlah kasus itu, 17 di antaranya meninggal dunia. Catatan ini bersumber pada data Komisi Kesehatan Nasional dan Perencanaan Keluarga China.

Secara rinci kemudian, 32 kasus berasal dari Shanghai, 21 dari Provinsi Jiangsu, 27 dari Provinsi Zhejiang, 3 dari Provinsi Anhui, 1 dari Beijing, dan 3 dari Provinsi Henan.-kompas

Tasrik Minat Dengan Lomba Burung


Pengunjung di Pasar Satwa dan Tanaman Hias Yogyakarta (PASTY) ini paling ramai saat selesai pekan dan libur anak sekolah. Maklum, pengunjung tak hanya tiba dari sekitar Yogyakarta, tapi juga hingga Sukabumi, Purworejo, Kebumen, dan Jakarta.
Pasar ini diminati lantaranbarang dagangannya terbilang lengkap. Pedagang pakan dan perlengkapan burung, Rusditanto bilang, tak jarang pengunjung membeli dalam jumlah besar. "Ada juga yang beli untuk dijual lagi," kata pemilik kios Los Buris ini.

Produk yang paling sering dicari pembeli yaitu pakan lolohan, yang dibanderol Rp 10.000 hingga Rp 15.000 per bungkus. Menurut Rusditanto, agak sulit mencari pakan  lolohan, sehingga jarang ada kios yang menjualnya. Ia memasok barang dari  biro di Yogyakarta.

Pedagang ayam hias, Suyono mengklaim, ayam kate masih yang paling dicari sejauh ini. Ia menerima suplai ayam dari para pembudidaya di sekitar Yogyakarta. "Kadang ada juga yang dari Jawa Barat," imbuhnya.

Di kiosnya, ia memajang banyak sekali jenis ayam, mulai dari ayam kate, ayam bekisar,  ayam cemani, hingga bermacam-macam burung hias, mirip seakan-akan merpati kipas. Harganya bervariasi mulai dari Rp 200.000 hingga Rp 900.000 per pasang. "Dulu merpati ini pernah naik daun, harganya bisanya Rp 2 juta per pasang," ungkapnya sambil menunjuk merpati kipas dengan buntut yang ibarat kipas. 

Nah, biar PASTY kian dikenal, sering digelar lomba kicau burung di sini. Memang, di salah satu cuilan dari pasar ini tersedia arena khusus untuk perlombaan. 

Suyono bilang, perlombaan burung diadakan pada waktu-waktu tertentu oleh komunitas burung yang ada di Yogyakarta. Biasanya, penerima lomba berasal dari anggota komunitas tersebut, juga ada penerima dari luar termasuk pedagang.

Selain sebagai promosi PASTY, ajang perlombaan ini juga bertujuan meningkatkan kualitas burung kicau yang ada di Yogyakarta dan Jawa Tengah. "Lomba ini juga berdampak nyata pada penjualan kami. Saat lomba, pengunjung lebih banyak dan berpeluang membeli dagangan kami," ujarnya.

Rusditanto mengaku, semenjak direlokasi ke pasar ini, tak ada hambatan berarti yang dihadapinya. Pembeli tak sungkan tiba karena pasar tertata rapih dan bersih. Ia pun tak cemas soal persaingan di antara para pedagang. Sebab, menurutnya, rata-rata pembeli sudah mempunyai langganan kios masing-masing. "Jadi, kualitas dagangan dan layanan saja yang harus diperhatikan," imbuhnya.

Sementara, pedagang flora hias, Sri Mulyati tahu persis taktik memikat pembeli. Katanya, selain kios yang dagangannya lengkap, pembeli niscaya mencari flora yang terawat dan terlihat segar. 

Makanya, ia rajin merawat flora biar tetap sehat dan elok sebelum berpindah tangan. "Kalau ada waktu luang saat berjualan, saya selalu menyempatkan menyiram, memangkas daun yang layu, dan merawat dagangan saya," ujarnya.-peluangusaha

Deforestasi Penyebab Hilangnya Habitat Burung



Ada 22 spesies burung endemik Maluku Utara yang dapat ditemui di hutan Kobe. Luas hutan itu mencapai 400 hektar.

Pemilik Weda Reef and Rainforest Resort di Kobe, Rob Sinke, yang menemukan bahwa hutan Kobe itu kaya akan burung endemik, memperlihatkan sejumlah uang kepada warga Desa Kobe dan Sawai Itepo, Weda Tengah, pemilik hutan itu. 

Tujuannya supaya pepohonan tidak ditebang sehingga burung masih lestari. Deforestasi hutan di Halmahera Tengah dikhawatirkan terus terjadi. Selain oleh warga, deforestasi juga terjadi untuk kepentingan perusahaan tambang. Perut bumi Halmahera Tengah yang kaya nikel menjadi incaran perusahaan tambang.

Hutan Kobe yang lestari, berdampak pada kelestarian burung endemik, kemudian dipromosikan Rob Sinke untuk memikat wisatawan. Turis absurd paling banyak tertarik. Mereka tiba dari banyak sekali pecahan dunia—dari Eropa mirip Belanda dan Inggris, juga Australia dan Jepang. Tahun lalu, sedikitnya 150 wisatawan mancanegara yang datang.

”Kami menciptakan tur ke hutan Kobe untuk melihat burung-burung itu. Kami memulai tur pagi hari, sebelum matahari terbit, alasannya yaitu burung biasa terlihat pagi hari,” kata Rob Sinke.

Rob, yang berasal dari Belanda tetapi sekarang berkewarganegaraan Indonesia, pernah meraih penghargaan Kalpataru 2009 dari Provinsi Sulawesi Utara. Ia juga pernah diusulkan meraih Kalpataru tingkat nasional tahun 2010. Ia dinilai berprestasi menjaga kelestarian alam Selat Lembeh berikut Pulau Lembeh.

Pemandangan Memadu Kasih Burung Bidadari



Matahari belum tampak saat kaki mulai melangkah ke belantara hutan di Kobe, Kecamatan Weda Tengah, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, tamat Januari lalu. Kicau bermacam-macam jenis burung menemani sepanjang perjalanan. Kicauan mereka seakan menyambut kami, menyambut pula datangnya pagi yang akan segera tiba.
belum tampak saat kaki mulai melangkah ke belantara hutan di Kobe Pemandangan Memadu Kasih Burung Bidadari
Kami menciptakan tur ke hutan Kobe untuk melihat burung-burung itu. Kami memulai tur pagi hari, sebelum matahari terbit, sebab burung biasa terlihat pagi hari.
-- Rob Sinke
belum tampak saat kaki mulai melangkah ke belantara hutan di Kobe Pemandangan Memadu Kasih Burung Bidadari
Berjalan setengah jam, gelap hari mulai berganti terang. Di pucuk pohon yang tinggi dan rapat mulai terlihat bermacam-macam burung bebas terbang. Kicauan mereka yang juga bermacam-macam seakan menghidupkan suasana hutan yang sepi.

Di antara burung-burung itu terlihat sepasang burung bidadari atau dikenal pula dengan nama Standardwing Bird of Paradise (Semioptera wallacei). Yang jantan mempunyai mahkota berwarna ungu dan dada berwarna hijau. Adapun yang betina berwarna coklat dan mempunyai ekor lebih panjang.

Berulang kali bidadari jantan memamerkan kecantikan bulu dan bentang sayapnya sambil berkicau. Yang betina tampak tertarik dengan agresi si jantan sehingga keduanya terlihat saling mengejar. Beberapa kali mereka terlihat berpelukan.

”Mereka begitu mungkin pacaran. Bahkan, pernah dua burung itu terjatuh dari pohon saat pacaran. Setelah itu, mereka terbang lagi,” ujar Yulius Timbangnusa, warga Sawai Itepo, Weda Tengah, yang biasa memandu wisatawan melihat burung endemik di hutan Kobe.

Burung bidadari ditemukan pertama kali oleh Alfred Russel Wallace saat ekspedisi ke Bacan (sekarang masuk Kabupaten Halmahera Selatan) pada Oktober 1858-April 1859. Dalam buku berjudul The Malay Archipelago yang ditulis Alfred disebutkan, burung itu dinamai Semioptera wallacei oleh Mr GR Gray dari Museum Inggris (British Museum).

Selain bidadari, terlihat pula burung endemik Maluku Utara lain yang dikenal warga dengan nama taong-taong atau Hornbill (Rhyticeros plicatus). Burung berwarna hitam itu bersuara khas saat terbang. Suara kepakan sayapnya ibarat helikopter.-kompas

Cara Memburu Si Burung Pemburu


 - Burung Pekakak (Kingfisher) sanggup ditemukan di beberapa lokasi termasuk Afrika, Eropa, Cina, dan Rusia. Burung Pekakak Telinga Biru yang ditemukan di Asia Selatan dan Tenggara dikenal pemalu dan jarang sekali insan sanggup mendekati burung ini.



Sudah pernahkah anda melihat bagaimana burung Pekakak mencari mangsa? urung jenis ini hidup di sekitar perairan dan mereka menyelam dari titik yang tinggi untuk menangkap mangsanya, serangga air dan capung. Juru foto satwa liar amatir, Phiphat Suwanmon dari Thailand mendokumentasikan kebiasaan berburu dan memakan mangsanya yang tidak biasa.

"Penting bagi aku untuk memperlihatkan waktu bagi burung-burung itu untuk sering melihat aku dan membangun kepercayaan semoga mereka memperbolehkan aku untuk mengambil gambar saat mereka beraksi secara alamiah - bukanlah hal yang gampang untuk burung liar melaksanakan hal itu," ujar Suwanmon, sang juru foto.

"Saya melewatkan waktu yang cukup usang di antara burung-burung itu dan harus sangat sabar untuk akibatnya sanggup mendapat gambar mereka yang sangat indah saat mereka melaksanakan gerakan yang paling bagus."

Setelah mempelajari siklus hidup burung-burung itu, Suwanmon membangun sebuah studio di tengah alam liar dan menciptakan bak gres untuk mereka mencari mangsa."Mereka hanya memerlukan waktu satu detik saja untuk menangkap seekor ikan. Mereka bergerak sangat cepat sehingga aku harus mencoba memakai banyak sekali cara tidak sama untuk mendapat gambar yang bagus," tutur Suwanmon.

Mengerami Telur Ibarat Burung

Dinosaurus bertelur, hal itu tidak diragukan lagi. Namun para ilmuwan masih belum terang apakah hewan purba itu mengerami telur mirip burung atau menguburnya mirip buaya.
Penelitian terbaru kini menemukan bahwa setidaknya satu jenis dinosaurus menggunakan pendekatan mirip burung untuk menetaskan telurnya.
Troodon adalah jenis dinosaurus kecil pemakan daging yang panjangnya hanya sekitar 2,4 meter, hidup sekitar 75 juta tahun yang kemudian dan menginkubasi telurnya mirip burung di jaman modern.
Sebagian besar jenis burung mengerami telur semoga hangat, namun buaya dan kerabatnya mengubur telur sepenuhnya.
Perbedaan dari kedua cara ini terlihat di cangkang telur. Pada telur buaya terdapat banyak lubang pori semoga sanggup terjadi pergantian udara dan air, jangan hingga telur itu kehabisan udara di sarang yang tertutup dan lembab. Telur burung atau unggas yang terekspos ke udara terbuka mempunyai pori yang lebih sedikit akar tidak praktis mengering.
Darla Zelenitsky, peneliti dinosaurus dari University of Calgary dan David Varricchio, paleontologis dari Montana State University, mempelajari sarang telur Troodon dari Kanada hingga Montana, Amerika Serikat untuk menemukan tanda jika telur-telur itu dikubur.
Mereka membandingkan pori cangkang telur dengan telur buaya modern, telur burung yang dikubur di gundukan, dan telur burung yang dierami.
Mereka menemukan bahwa jumlah pori itu bervariasi pada telur dinosaurus, sehingga diduga dinosaurus meletakkan telurnya secara vertikal di lumpur atau pasir, namun tidak mengubur sepenuhnya. Kemudian terjadi kontak eksklusif antara dinosaurus remaja dengan pecahan atas telur yang setengah terkubur itu, kata Varricchio.
"Terdapat persamaan dengan cara menetaskan telur oleh burung Plover Mesir yang mengerami telur dengan posisi setengah terkubur di daerah berpasir dalam sarang," kata Varricchio.
Burung plover menetaskan telur dengan menguburnya di pasir yang hangat sembari mengerami dengan perut yang berair untuk menyalurkan suhu masbodoh dari atas. -beritasatu

Murai Malaysia


Selain Murai Batu yang orisinil Indonesia, ada juga Murai Batu yang berasal dari luar Indonesia atau biasa disebut Murai Import. Postur badan tidak terlalu tidak sama. Pada beberapa species corak warna badan hampir sama dengan Murai yang ada di Indonesia, tetapi pada beberapa species lain mempunyai corak warna yang sangat tidak sama.

Murai dari luar negeri yang pertama ialah Murai Malaysia. Hidup di kawasan Semenanjung Malaysia yang notabene berdekatan dengan Indonesia menciptakan burung ini mempunyai persamaan dengan Murai Batu yang ada di Indonesia.

Burung berjulukan latin Copsychus interpositus ssinterpositus ini mempunyai bulu ekor yang relatif lebih panjang (35 cm) daripada Murai Batu yang ada di Indonesia sendiri. Ukuran badan burung Murai Malaysia ini juga lebih besar dari ukuran badan Murai Batu di Indonesia

Hasil Lelang : Telur Gajah Laris Rp. 992 Juta


Sebuah fosil telur burung gajah langka sehabis beberapa waktu kemudian sempat dilelang, kini telah terjual dalam program pelelangan di Rumah Lelang Christine, London. Pihak museum lelang mengklaim telur ini berukuran 160 kali lebih besar dibandingkan telur ayam. 

Dikutip 
Emirates247, Kamis (25/4/2013), sehabis 10 menit terjadi penawaran kompetitif, fosil telur ini hasilnya terjual seharga 66.675 poundsterling atau sekira Rp 992 jutaan kepada seorang pembeli anonim melalui telefon.

Burung gajah sudah punah semenjak beberapa ratus tahun lalu. Spesies yang bermukim di pulau Madagaskar, Afrika diyakini hidup sebelum era ke-17.

Burung yang ibarat burung unta raksasa ini merupakan binatang pemakan buah-buahan. Memiliki tinggi tubuh sampai 10 kaki atau sekira tiga meter dengan berat hampir 800 lb (sekira 400 kilogram).

Sementara itu telur-telur yang ditemukan milik burung terbesar di dunia ini, mempunyai ukuran lingkar lebih dari tiga kaki tiga inci atau sekira tiga meter dengan panjang 13 inci (sekira 34 centimeter).

Sebagai gosip tambahan, 
Wikipedia menerangkan bahwa nama burung gajah (Aepyornis Maximus) merupakan sebuah istilah dari Marco Polo yang sedang menjelajahi pulau dari Rukh pada 1298. Banyak yang memperkirakan istilah itu lebih mengacu pada burung elng yang cukup berpengaruh untuk “merebut gajah dengan cakarnya”.-okezone

Murai Thailand



 - Selain Murai Batu yang orisinil Indonesia, ada juga Murai Batu yang berasal dari luar Indonesia atau biasa disebut Murai Import. Postur badan tidak terlalu tidak sama. Pada beberapa species corak warna badan hampir sama dengan Murai yang ada di Indonesia, tetapi pada beberapa species lain mempunyai corak warna yang sangat tidak sama.

Murai dari luar negeri yang kedua yaitu Murai Thailand. Memiliki habitat di perbatasan Malaysia dan Thailand membuatnya mempunyai ekor yang panjang mirip Murai Malaysia. Yang membedakan yaitu ukuran badan burung Murai Thailand lebih kecil daripada Murai yang dimiliki Indonesia.

Yang merupakan ciri khas dari burung Murai Thailand yaitu warna bulu luarnya yang berwarna kebiruan atau indigo yang membuatnya semakin dicari oleh penghobi burung kicau. Selain masuk dalam kategori burung kicau, burung Murai Thailand juga masuk ke dalam kategori burung cantik.

229 Paruh Enggang Disita

   Ini terungkap sesudah Balai Konservasi Sumber Daya  Alam Kalbar dan Kepolisian Daerah Kal 229 Paruh Enggang Disita

- Pembantaian burung enggang, satwa endemik Kalbar yang dilindungi, terus berlangsung. Ini terungkap sesudah Balai Konservasi Sumber Daya Alam Kalbar dan Kepolisian Daerah Kalbar menyita 229 paruh burung enggang.


Kepala BKSDA Kalbar Siti Chadidjah Kaniawati, Jumat (26/4/2013), menjelaskan, penyitaan dilakukan oleh Satuan Polisi Kehutanan Reaksi Cepat (Sporc) Brigade Bekantan dan Polda Kalbar di Nanga Pinoh, Kabupaten Melawi.

"Operasi dilakukan sesudah ada gosip dari masyarakat mengenai rencana penjualan paruh burung enggang," kata Siti. Rencananya, paruh burung enggang itu akan dijual ke Taiwan dengan harga Rp 4 juta per buah. Tim juga menangkap pemilik paruh berinisial LSM. -kompas

Pembantaian Enggang ( Lagi )

  Beberapa waktu kemudian BKSDA Provinsi bersama polda Kalbar  berhasil mengamankan sekitar  Pembantaian Enggang ( Lagi )

- Perburuan burung enggang, satwa endemik Kalbar yang dilindungi, terus berlangsung. Beberapa waktu kemudian BKSDA Provinsi bersama polda Kalbar berhasil mengamankan sekitar 229 paruh enggan dari penampung di Kabupaten Melawi.

 
Anggota DPRD Melawi Ridwan Saidi, menyampaikan untuk mencegah perburuan yang masih terus terjadi, dirinya meminta kepada penegak aturan memperlihatkan hukuman tegas, khususnya kepada para penampung yang memperjual belikan maskot Kalbar tersebut.

“Masyarakat berburu karena ada yang menampung, makanya yang harus ditindak tegas terlebih dahulu ialah penampungnya, karena bila penampung ditindak saya yakin masyarakat akan menghentikan perburuannya,” kata Ridwan kepada Tribun Minggu (28/4/2013).

Ridwan sendiri mengaku prihatin karena perburuan terhadap burung enggang di Melawi masih berlangsung. Padahal BKSDA bersama kepolisian sering menangkap pelaku yang memperjual belikan paruh enggang.

“Harusnya burung tersebut sama-sama kita lindungi, supaya nanti tidak punah. Sebab bila hingga habibatnya punah anak cucu kita hanya tinggal mendengar cerita, oh ternyata ini burung enggang” katanya.

Ridwan mengatakan, harga beli untuk 1 paruh burung enggang yang mencapai RP 3 juta dari tangan masyarakat, sangat tidak sebanding dengan resikonya. Sebab berdasarkan Ridwan untuk mendapat burung enggang seseorang harus ikut memanjat di pohon yang tingginya puluah meter.

“Pernah ada kasus seseorang yang manjat untuk cari burung enggang terjatuh dan meninggal. Sebab untuk berburu enggang inikan mereka harus menunggu di pohon, dan resikonya ya jatuh, karena kita mustahil sanggup memburu burung tersebut dari bawah,” tegasnya.

Menurut Ridwan, habitat burung enggang di Kabupaten Melawi sudah sangat berkurang akhir perburuan yang terus dilakukan, namun beberapa gosip yang didapat burung tersebut didapat dari perbatasan hutan Kalteng.

“Kalau di Melawi sudah agak kurang, ya mungkin karena sering diburu, yang banyak itu di Kalteng sana, kemudian dijualnya di Melawi. Namun bagaimanapun hal tersebut tidak dibenarkan makanya kita harap semua pihak harus ikut perduli,” katanya.-tribunnews

Bunuh Burung Hantu, Kena Sanksi

 Mengganasnya serangan hama tikus di sejumlah wilayah sentral tanaman  padi Bunuh Burung Hantu, Kena Sanksi

- Mengganasnya serangan hama tikus di sejumlah wilayah sentral tanaman padi,kian memprihatinkan. Kalangan petanipun mengusulkan adanya perda (Perda) larangan membunuh binatang musuh tikus mirip ular dan burung hantu.


Usulan ini menerima respons kasatmata dari Ketua DPRD Boyolali, Slamet Paryanto, yang akan membawa anjuran Perda larangan membunuh binatang musuh tikus, dalam rapat DPRD.

“Kita akan bawa nanti dalam rapat, sangat perlu sekali Boyolali mempunyai Perda larangan membunuh binatang musuh tikus, sebagai antisipasi hama tikus,” ungkap Paryanto saat ditemui di ruang kerjanya.

Dijelaskan dalam Perda itu nanti akan diatur larangan membunuh binatang musuh tikus mirip ular, sekaligus hukuman yang diterapkan kalau melanggar. Diakui Paryanto, makin mengganasnya serangan hama tikus di sejumlah sentral padi mirip Banyudono, Sawit, dan Sambi, selain disebabkan rujukan tanam juga disebabkan makin langkanya musuh tikus jawaban diburu.

Serangan hama tikus sendiri menyebabkan ratusan hektar tanaman padi gagal panen. Bahkan mereka membiarkan lahan mereka tidak tertanami.Mengganasnya serangan hama tikus di sejumlah wilayah sentral tanaman padi,kian memprihatinkan. Kalangan petanipun mengusulkan adanya perda (Perda) larangan membunuh binatang musuh tikus mirip ular dan burung hantu.

Usulan ini menerima respons kasatmata dari Ketua DPRD Boyolali, Slamet Paryanto, yang akan membawa anjuran Perda larangan membunuh binatang musuh tikus, dalam rapat DPRD.

“Kita akan bawa nanti dalam rapat, sangat perlu sekali Boyolali mempunyai Perda larangan membunuh binatang musuh tikus, sebagai antisipasi hama tikus,” ungkap Paryanto saat ditemui di ruang kerjanya.

Dijelaskan dalam Perda itu nanti akan diatur larangan membunuh binatang musuh tikus mirip ular, sekaligus hukuman yang diterapkan kalau melanggar. Diakui Paryanto, makin mengganasnya serangan hama tikus di sejumlah sentral padi mirip Banyudono, Sawit, dan Sambi, selain disebabkan rujukan tanam juga disebabkan makin langkanya musuh tikus jawaban diburu.

Serangan hama tikus sendiri menyebabkan ratusan hektar tanaman padi gagal panen. Bahkan mereka membiarkan lahan mereka tidak tertanami.-timlo

Search

Popular Posts

Blog Archive