Menjebak Burung Dari Kurun Ke Masa

Aktivitas menjebak burung bergotong-royong bukan hanya dilakukan di Indonesia saja, melainkan sudah dilakukan di hampir semua negara yang ada di dunia dengan metode yang tidak sama sesuai kebiasaan / kultur dan juga budaya di negara tersebut. Berikut yaitu ulasan mengenai menjebak burung dari masa ke masa.

 bergotong-royong bukan hanya dilakukan di Indonesia saja Menjebak burung dari masa ke masa


Menjebak burung sudah dilakukan semenjak beberapa era silam dan banyak dipakai untuk banyak sekali kepentingan, mirip bertahan hidup dengan mengakibatkan burung/unggas sebagai makanan, penelitian dan konservasi untuk pemuliaan burung yang dianggap langka sehingga dikhawatirkan terjadi kepunahan jikalau tidak segera dibiakkan, sedangkan yang umum ditemukan di tempat kita yaitu menjebak burung untuk tujuan dipelihara atau dijual di pasar-pasar burung. 

Walaupun peraturan mengejai menangkan burung menggunakan perangkap dan sangkar jebakan masih belum diatur oleh Undang-Undang atau perda namun di beberapa negara ada aturan dan peraturan tertentu yang membatasi dan melarang penggunaan perangkap maupun sangkar jebakan untuk menangkap burung-burung liar. Tujuannya tentu saja untuk melindungi populasi burung dari KEPUNAHAN.

Perangkap burung dari sederhana hingga otomatis

Hampir semua perangkap yang dbuat menggunakan makanan, air atau serangga sebagai umpan untuk menarik perhatian burung yang berada dalam jangkauan dan dilengkapi juga dengan prosedur yang sanggup membatasi gerakan mereka, bahkan sanggup melukai atau membunuh burung yang berada dalam jangkauan.

Penggunaan masakan dan umpan ini juga kadang disertai dengan pemutaran bunyi panggilan baik dari kaset maupun dari burung itu sendiri yang dipakai sebagai umpan yang berada di akrab atau dalam perangkap burung tersebut. 

Mekanisme yang dipakai dalam perangkap itu sendiri beragam, ada yang bekerja dengan menahan gerakan mirip mengikat kaki dengan jerat atau membatasi gerakan mirip dalam sebuah sangkar jebakan. 

Untuk mengantisipasi penyalahgunaan sangkar jebakan maupun perangkap tersebut, beberapa negara telah membatasi penggunaannya dengan dibuatkan peraturan khusus yang tujuannya melindungi burung orisinil maupun burung dilindungi.

Untuk mengetahui jenis - jenis perangkap burung yang sudah dipakai semenjak berabad-abad lampau, berikut agrobur sajikan edisi lengkap jenis-jenis perangkap burung yang banyak dipakai di mancanegara, untuk menambah pengetahuan bersama.


1. Perangkap Clap/Pegas ( Clap traps / Bow nets)

Perangkap clap yaitu perangkap dengan rangka pegas yang menggunakan kelambu yang dibuat dalam dua bab yang akan saling menutup dengan cepat begitu burung menginjak pemicunya atau ada juga perangkap model ini yang sanggup dikendalikan dari jarak jauh secara manual. Penggunaan perangkap model ini cukup terkenal di beberapa negara di Asia mirip Jepang, Malaysia, Singapura, dan Thailand , alasannya yaitu banyak dipakai untuk menangkap burung sejenis tekukur, derkuku, puter, punai maupun perkutut.

 bergotong-royong bukan hanya dilakukan di Indonesia saja Menjebak burung dari masa ke masa
Perangkap jaring dengan menggunakan pegas


Dalam perkembangannya model perangkap ini kemudian di kombinasikan dengan ruangan untuk menyimpan umpan atau burung pemancing, sehingga kegunaannya pun bukan hanya untuk menangkap burung yang berada di atas tanah saja melainkan sudah meluas hingga sanggup menangkap burung mirip kacer, murai batu, maupun burung kicauan lainnya.


 bergotong-royong bukan hanya dilakukan di Indonesia saja Menjebak burung dari masa ke masa
Perangkap pegas yang dikombinasikan dengan sangkar


2. Perangkap Corong ( Funnel Traps)


Perangkap corong mempunyai pintu masuk yang sempti dimana burung akan terdorong untuk memasuki pintu jikalau didalamnya ada ruangan yang berisi masakan dan sesudah mereka masuk, mereka akan terjebak didalamnya alasannya yaitu kesulitan untuk keluar melalui pintu corong tersebut.


 bergotong-royong bukan hanya dilakukan di Indonesia saja Menjebak burung dari masa ke masa
Salah satu bentuk perangkap corong yang menggunakan kawat

Ukuran perangkap corong ini bervariasi tergantung kebutuhan dan sanggup mempunyai ukuran yang sangat besar untuk menjebak beberapa puluh burung sekaligus, ukuran paling besar yang terkenal yaitu yang dibuat di observatorium burung di Heligoland Jerman dan dikenal dengan perangkap Heligoland , perangkap tersebut dipakai untuk memantau dan mempelajari migrasi burung dengan menangkap mereka kemudian memasangkan ring atau pelacak dan kemudian melepaskannya kembali.


 bergotong-royong bukan hanya dilakukan di Indonesia saja Menjebak burung dari masa ke masa


Perangkap heligoland yang merupakan perangkap burung terbesar di dunia


3. Meriam jaring ( Cannon Nets ) 


Burung yang sedang berkelompok sanggup dijerat menggunakan jaring besar yang ditembakan menggunakan meriam atau kanon yang dipicu oleh roket yang akan ditembakan kemudian mengangkat dan berbagi jaring di atas seluruh kawanan burung tersebut.

Jaring ini disebut juga sebagai jaring roket atau bom jaring, yang dipakai untuk menangkap seluruh koloni burung dalam satu wilayah terutama burung-burung yang berukuran kecil. Biasanya dipakai untuk mengusut burung mirip monitoring virs maupun untuk mempelajari burung.


 bergotong-royong bukan hanya dilakukan di Indonesia saja Menjebak burung dari masa ke masa
Meriam jaring dipakai untuk menangkap banyak burung dalam satu kelompok atau koloni


Teknik ini sangat cocok dipakai di habitat terbuka dan biasanya dipakai untuk burung yang sering berada di area terbuka dalam jumlah banyak. setelah ditangkap burung akan di lepaskan kembali kecuali jikalau ditemukan satu atau beberapa burung yang dicurigai membawa penyakit atau virus.

Dalam perkembangannya teknik ini banyak dipakai selain untuk menangkap burung juga dipakai untuk menangkap binatang atau binatang lain dengan cepat.


Meriam jaring dipakai juga untuk menangkap binatang lain


4. Jaring kabut (Mist nets ) 

Jaring kabut yaitu perangkat jaring halus yang biasa dipakai menangkap burung dihutan. jaring yang berukuran cukup lembut ini dipasang membentang diantara pepohonan di lokasi yang merupakan jalur penerbangan dari burung. 

Saking halusnya menciptakan keberadaan jaring ini sama sekali tidak terlihat oleh burung, sehingga jikalau dilihat dari kejauhan mirip dengan kabut yang sangat tipis, burung yang menabrak jaring ini kemudian akan terjatuh ke lipatan yang berada di bab bawah dimana disitu biasanya mereka akan terjerat.


 bergotong-royong bukan hanya dilakukan di Indonesia saja Menjebak burung dari masa ke masa
Menangkap burung dengan menggunakan jaring halus


Penggunaan jaring ini harus dengan melalui pengawasan atau pemantauan, alasannya yaitu tidak jarang burung yang sudah tertangkap tidak berapa usang kemudian akan berhasil melepaskan jeratnya atau kemungkinan lain sanggup terkena cedera yang lebih parah jikalau terbelit lebih dalam dengan jaring-jaringnya dan juga untuk mencegahnya terjatuh ke bawah dan menjadi mangsa predator.

Penggunaan jaring cukup terkenal di beberapa tempat di Indonesia terutama untuk mengatasi hama burung sejenis emprit atau tekukur yang merusak ladang pertanian maupun persawahan. 

Namun sayang dalam perkembangannya, penangkapan burung dengan jaringpun kini mulai bergeser dari yang tadinya hanya dipakai untuk menangkap burung yang dianggap sebagai burung hama , kini banyak dipakai untuk menangkap burung jenis kicauan dalam jumlah yang cukup banyak. 

Untuk itu tentu diharapkan pengontrolan lebih lanjut terhadap keberadaan penangkap-penangkap burung tersebut, sebagaimana yang telah dilakukan oleh beberapa pemerintah tempat di Indonesia yang mulai memberlakukan pelarangan menangkap dan membawa keluar burung - burung jenis tertentu dari tempat asalnya 

5. Jerat simpul ( Noose traps ) 

Perangkap ini menggunakan metode tali simpul mono-filamen yang di ikatkan pada batang kayu atau ranting pohon yang cukup elastis untuk sanggup menarik tali simpul menjadi mengikat. 

Biasanya dalam penerapannya menggunakan umpan hidup (ulat atau serangga) yang di ikat pada pemicunya, yang mana jikalau ulat tersebut ditarik maka secara otomatis akan menciptakan tali melepaskan pemicu yang akan pribadi menarik tali simpul hingga menciptakan burung atau unggas yang berada dalam bundar tali tersebut akan terjerat.


Beragam varian perangkap simpul


perangkap penjerat ini biasanya dipasangkan di atas tanah meski kini banyak juga dikombinasikan dengan pepohonan sehingga sanggup dipasang di batang pohon. Diletakan di lokasi yang strategis dimana menjadi tempat mencari makan burung maupun unggas.

Perangkap ini kemudian dikenal juga sebagai bal-chatri yang telah dimodifikasi menjadi perangkap bersimpul banyak untuk menangkap burung jenis pemangsa mirip cendet atau raptor , dan dalam perkembangannya muncul lagi varian gres dari perangkap ini yang disebut dengan "Noose carpet" 

6. Menggunakan Pulut atau getah ( Bird Lime ) 

Menangkap burung menggunakan getah yaitu hal yang cukup umum di negara kita, tapi ternyata beberapa negara di luar sana pun menggunakan teknik yang sama untuk menangkapi burung-burung liar. Namun yang membedakan tentu saja resep cara menciptakan lem pulut atau getahnya. 

Di Indonesia getah pulut umumnya dibuat dengan merebus getah pohon nangka/benda yang diolah sedemikian rupa dengan bahan-bahan lain biar mengental dan gampang rekat. Penggunaan getah untuk menangkap burung mungkin hal yang biasa di sini, tapi di beberapa negara hal ini dianggap sebagai tindakan yang ilegal dan sanggup terancam sangsi/hukuman. Hal tesebut karena banyaknya burung yang mati sia-sia akhir penggunaan getah yang semakin tidak terkontrol.


Burung tengkek udang yang terjerat oleh pulut


Getah pulut ini juga banyak dipakai di negara-negara yang menjadi tujuan burung migrasi, sehingga menciptakan populasi burung tersebut terus mengalami penyusutan.

6. Ngobor atau menyenter burung tengah malam (Spot-light trapping)

Menangkap burung pada tengah malam juga menjadi satu kegiatan para pencari burung di banyak sekali tempat di Indonesia. Dengan bersenjatakan lampu senter para pencari burung akan berusaha mencari keberadaan burung yang sedang tertidur di antara ranting-ranting pohon atau disemak-semak.

Begitu terlihat, lampu senter tersebut pribadi diarahkan pada mata si burung yang akan terbangun dan pribadi mengalami kebutaan sementara, dan dengan sumbangan jaring ikan mereka akan segera mengambil burung tersebut yang sedang dalam keadaan linglung.


Para pemburu di Italia era 18 mencari burung branjangan dengan menggunakan lentera


Penggunan lampu atau cahaya untuk menangkap burung ini sudah dimulai semenjak sebelum era ke-19, biasanya orang jaman dulu menggunakan lentera untuk berburu burung-burung pada malam hari, kegiatan tersebut sering dilakukan di Spanyol, Italia dan Inggris. Teknik menangkap burung di Italia dikenal dengan lanciatoia sementara di Inggris dikenal dengan bat-fowling ( ngalong!) atau low belling sedangkan di Indonesia di beberapa tempat dikenal dengan istilah ngobor.



7. Kandang jebakan (Cage traps)

Seperti halnya jebak menggunakan pulut, jaring maupun ngobor, menggunakan sangkar jebakan merupakan salah satu hal yang juga terkenal dilakukan di Indonesia. Kita dengan gampang sanggup menjumpai sangkar jebakan ini dijual di pasar-pasar burung dengan harga bervariasi tergantung tingkat kesulitan dan kerapatan jeruji dari sangkar jebakan tersebut.


Di beberapa negara, penggunaan sangkar jebakan ini pun sudah sedemikian berkembang, sehingga mereka tidak lagi menggunakan sangkar jebakan berbahan dasar kayu melainkan dari materi dasar kawat alumunium. Kegunaannya pun hanya dikhususkan pada menangkap burung burung liar yang dianggap mengganggu mirip halnya burung jalak/common myna yang populasinya cukup merepotkan penduduk setempat di beberapa negara. 

Bentuk dan ukuran sangkar jebakan itu sendiri bervariasi mulai dari yang terkecil hingga berukuran besar yang sanggup menampung beberapa puluh burung sekaligus dalam satu kali tangkapan.


Selain menangkapi burung dengan cara-cara di atas, ada cara-cara lain yang sanggup dibilang lebih ekstrim alasannya yaitu menggunakan mekanis yang sanggup melemahkan bahkan membunuh burung yang masuk perangkap, contohnya menggunakan batang kayu yang pribadi memukul burung hingga lemas dan anak panah yang pribadi menancap badan burung saat menarik umpannya. Biasanya cara mirip itu dilakukan untuk tujuan bertahan hidup, alasannya yaitu burung atau binatang yang mati itu kemudian dijadikan sebagai masakan oleh si pemburu dan keluarganya. 


Perangkap untuk tengkek udang / cekakak

Di banyak negara acara menjebak burung liar yaitu PERBUATAN ILEGAL dan sanggup dianggap melanggar undang-undang perburuan liar yang hukumannya cukup berat. Namun meski selama beberapa dekade dianggap ilegal, penangkapan liar burung-burung di alam terus berlanjut terutama untuk dijadikan sajian santapan di restoran-restoran glamor yang menyajikan sajian khas burung atau unggas yang sangat langka.

Seperti yang sering terjadi di Cyprus yang menjadi tempat beristirahatnya burung-burung yang sedang bermigrasi melalui jalur penerbangan Eropa - Afrika. Pada demam isu semi 2010, ada lebih dari satu juga burung terbunuh di Cyprus yang semuanya dilakukan hanya untuk memenuhi seruan pelanggan dalam sebuah rumah makan yang ada di kota tersebut. 

Hal yang unik sanggup ditemukan di India dimana untuk menangkap burung air akan dilakukan oleh para pemburu yang berjalan dan bersembunyi di bawah air dengan menggunakan sebuah pot yang berisi tanah di atas kepala mereka. Begitu ada burung air yang menghampiri pot tersebut, si pemburu pribadi menangkap kakinya.

Sedangkan di Malta, orang yang sering melaksanakan aktifitas menjebak burung disana harus mempunyai lisensi atau izin untuk menangkap burung. pemberian lisensi ini sudah berlangsung semenjak tahun 2007 dan hingga dikala ini sudah terdapat sekitar 4.700 orang penangkap burung liar yang berlisensi dan di Amerika Utara peraturan pelarangan menjebak burung liar sudah diberlakukan semenjak tahun 1918.

Berburu maupun menjebak burung sanggup menghilangkan spesies burung orisinil dari tempat tersebut, apalagi jikalau hal tersebut dilakukan tanpa terkontrol dan tidak ada upaya untuk berusaha menjaga keseimbangan alam. Anggapan sebagian orang bahwa hanya mengambil burung remaja atau anakan dari alam sanggup menjaga keseimbangan yaitu SALAH BESAR. 

Bisa anda bayangkan saat mengambil anakan burung dari sarangnya yang ternyata tidak berhasil dirawat alias mati dalam perawatannya, padahal anakan tersebut merupakan satu-satunya keturunan yang tersisa sesudah induknya mati ditembak pemburu. Begitu pula saat mengambil atau membutu burung remaja yang ternyata tengah merawat dan memberi makan anak-anaknya? Jika induknya ditangkapi atau dibunuh lantas siapa yang merawat anak-anaknya tersebut?

Karena itu perlu peraturan yang lebih tegas dari Pemerintah terutama Pemda untuk segera menciptakan peraturan khusus mengenai proteksi satwa dan burung liar yang ada di wilayahnya. Dengan begitu, akan ada kesempatan untuk memperbaiki kualitas lingkungan dan melindungi populari satwa dan burung liar dengan membangun beberapa ruang hijau dan taman kota yang sanggup menjadi habitat burung tanpa khawatir ditangkapi. 

Untuk itu, mari kita bahu-membahu menjadi Kicaumania sejati yang menyayangi alam tanpa pernah merusaknya. 


Semoga bermanfaat.

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive