Home » , » Burung Sebagai Indikator Daerah Konservasi

Burung Sebagai Indikator Daerah Konservasi

Burung bisa menunjukkan kontribusinya pada proses identifikasi lokasi-lokasi penting (prioritas) bagi konservasi keanekaragaman hayati

Burung bisa menunjukkan kontribusinya pada proses identifikasi lokasi Burung sebagai Indikator Kawasan KonservasiJulang (rangkong/enggang) Sulawesi (Aceros cassidix) di Sulawesi Utara. Menurut IUCN (Kesepakatan Internasional untuk Pelestarian Alam), Indonesia mempunyai 13 spesies rangkong. (Reynold Sumayku/NGI).
Upaya konservasi keanekaragaman hayati di Indonesia telah banyak dilakukan, namun tidak sanggup dipungkiri masih banyak titik-titik lemah yang dijumpai, mirip sumber daya (manusia, dana dan waktu). 

Kendala itu menyebabkan upaya pengelolaan keanekaragaman hayati di Indonesia tidak mudah, untuk itulah dibutuhkan prioritas bagi upaya konservasi keanekaragaman hayati.
Prioritas tersebut sangat penting artinya bagi Indonesia yang mempunyai luas wilayah dengan keanekaragaman hayati yang sangat kaya. 

Bila lokasi-lokasi prioritas tersebut telah berhasil diidentifikasi, maka sumberdaya yang sangat terbatas untuk agresi konservasi tersebut sanggup dipusatkan pada lokasi-lokasi prioritas saja.

Banyak cara untuk mengidentifikasi lokasi-lokasi prioritas bagi konservasi, salah satunya dengan menggunakan burung. Mengapa burung, dan bukan satwa lainnya yang menjadi kunci identifikasi? 

Dan apakah suatu lokasi atau tempat yang mempunyai bermacam-macam jenis burung sudah sanggup dikatakan lokasi itu penting bagi konservasi?

Burung gampang dilihat dan bisa menunjukkan kontribusinya pada proses identifikasi lokasi-lokasi penting (prioritas) bagi konservasi keanekaragaman hayati alasannya yaitu mempunyai sifat-sifat yang lebih secara komparatif dibandingkan dengan kelompok satwa lainnya. 
Mengapa demikian? 

Pertama, burung hidup tersebar di seluruh bab dunia, mulai dari lokasi kutub utara/selatan sampai tropika di garis equator dan menempati banyak sekali tipe habitat dan banyak sekali ketinggian. Mulai dari pulau karang sampai ke puncak gunung.

Kedua, penelitian mengenai burung sudah ada semenjak lama, sehingga data penyebarannya relatif telah cukup diketahui dan terdokumentasi dengan baik dan taksonominya terdapat di museum, sehingga memudahkan kita untuk mengetahuinya. 

Ketiga, relatif gampang diidentifikasi dan peka terhadap perubahan lingkungan.
Burung bisa menunjukkan kontribusinya pada proses identifikasi lokasi Burung sebagai Indikator Kawasan KonservasiPulau Rambut di perairan Teluk Jakarta menjadi nirwana burung air yang sanggup kita kunjungi secara terbatas. Kini keberadaannya terancam oleh sampah yang terbawa dari pedoman sungai Ibu Kota dan sekitarnya (Yoga Sutisna)
Sampai dikala ini tidak ada kelompok hidupan liar lainnya yang mempunyai ketiga hal tersebut di atas. Satwa lainnya memang telah banyak yang dikenal, namun tidak menempati seluruh bab muka bumi dan tidak berada dalam beberapa tipe habitat. 

Contoh, kupu-kupu atau kumbang memang mempunyai penyebaran yang sangat luas, mirip dengan burung, tetapi kurang memadai untuk dijadikan kunci/indikator. Hal ini alasannya yaitu pengetahuan kita terhadap taksonomi dan penyebarannya relatif masih kurang, mirip lebih banyak buku panduan pengenalan jenis burung daripada buku panduan mengenai kupu-kupu atau serangga.

Yang perlu disadari bersama, di sini bekerjsama burung hanya sebagai kunci. Kata kunci di sini mempunyai makna yang luas, artinya beragamnya jenis burung pada suatu kawasan, sanggup dikatakan tempat atau lokasi tersebut mempunyai habitat yang masih baik. Tidak hanya burung saja tetapi menyangkut satwa lainnya. 

Selain itu, Daerah Penting bagi Burung (DPB) merupakan alat bantu yang sanggup dipakai untuk mencari tempat atau lokasi yang secara global penting bagi pelestarian keanekaragaman hayati.

Yang dimaksud dengan Daerah Penting bagi Burung yaitu lokasi yang secara internasional penting bagi pelestarian keanekaragaman hayati baik di tingkat global, regional maupun sub-regional. Selain itu merupakan alat bantu yang simpel untuk pelestarian keanekaragaman hayati dan dipilih dengan menggunakan kriteria-kriteria baku. 

Kriteria untuk memilih lokasi itu penting bagi burung, 
Pertama, terdapat spesies burung yang secara global terancam punah. 
Kedua, di dalam tempat tersebut secara tetap terdapat spesies burung yang mempunyai sebaran terbatas. 
Ketiga, di dalam tempat tersebut terdapat spesies burung yang hidup dalam kelompok besar.

(Burung Indonesia )
Sumber : National Geography

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive