Home » , » Burung Gereja

Burung Gereja

Burung Gereja sejenis burung pipit yang tersebar di kebanyakan lokasi Eropa dan Siberia, dan kawasan-kawasan di Asia. Burung kecil pemakan biji-bijian dari sub famili passerinae dari famili burung manyar (Ploceidae). Ada 8 genus. 5 diantaranya terdapat di Afrika, tiga lainnya, burung gereja sejati (passer), burung gereja kerikil karang (Petronia) dan bondol Salju (Montifringila). Burung gereja yang biasa kita lihat selama ini yaitu burung gereja yang berjulukan ilmiah (Passer Domesticus). Penamaan "Burung Gereja" di benua Amerika alasannya yaitu kebiasaanya tinggal di atap-atap gereja dan bangunan. Burung gereja merupakan burung polygami yang mempunyai bunyi monoton, namun kalau dibawakan pada dikala memperebutkan pakan atau betina, maka bunyi yang dibawakan akan terdengar ramai dan yummy didengar, sehingga acapkali oleh para pemain burung lomba dijadikan master bagi burung akan dilombakan, alasannya yaitu bunyi yang dibawakan berkarakter rapat dan tegas.


Burung Gereja mempunyai ukuran kurang lebih 12.5 - 14 sentimeter, di eropa sulit dibedakan dengan Burung Pipit Rumah (House Sparrow ). Burung Gereja sanggup dibedakan dengan melihat kepala dan tengkuknya yang berwarna kecoklatan dan warna hitam di sekitar muka, warna hitam yang berbentuk tiga segi pada pipinya yang putih, serta jalur kembar yang sempit dan yang berwarna putih pada sayapnya, Ukuran burung ini juga lebih kecil dan gerakan yang lebih dinamis. Warna paruhnya sanggup berubah-ubah sesuai dengan musim, coklat pada musin hujan dan hitam pekat pada musin panas. Dagu dan lehernya hitam. Kakinya coklat pucat.


Bentuk burung jantan dan betina hampir sama, sedangkan anak burung gereja, walaupun masih di dalam sarang, juga amat serupa dengan ibu bapanya. Bagaimanapun, warnanya lebih pucat, dan corak muka anak burung tidak begitu ketara. Warna bab dada dan perutnya lebih berwarna kecoklatan.

Suara Burung Gereja lebih monoton namun pada dikala bertarung akan melantunkan bunyi yang baik untuk menjadi isian bagi burung lomba alasannya yaitu disuarakan dengan jelas, yummy di dengar dan dibawakan dengan nada yang panjang.

Habitat
Burung gereja biasanya hidup dalam satu koloni, burung gereja pohon (Passer Montanus) bersarang di dalam liang. Burung gereja coklat kemerahan (P. Eminibey) populer sering mengambil alih sarang burung gereja lain dan burung manyar. Burung gereja sejati (P. Domesticus) yang biasa kita lihat, biasa bersarang di atap gedung dan perumahan.

Perilaku dalam Perkawinan
Pada burung gereja pohon Peragaan percumbuan menjelang perkawinan burung gereja yaitu dengan sang jantan mengatakan tempat bersarang bagi sang betina. Sang jantan akan bercicit terus menerus disekitar sang betina sambil memperagakan tarian dengan membuka sayap dan berusaha mengatakan makan yang dibawa oleh sang jantan. Terkadang sang betina yang tidak menyukai pasangan jantan akan murka sehingga akan timbul pertarungan yang biasanya tidak hingga saling melukai. Perebutan betina oleh Burung gereja jantan juga menjadi pemandangan yang biasa kita saksikan. Betina yang terpikat akan tiba dan menengok sarang yang telah dipersiapkan oleh jantan, dan bila beliau merasa puas atau nyaman dengan sarang yang dibentuk sang jantan maka pasangan itupun akan melaksanakan perkawinan.

Pada burung gereja sejati (P. Domesticcus) yang kerap sanggup kira jumpai di sekitar lingkungan kita. Jika diamati dengan seksama, burung gereja sejati akan membentuk mirip pagar betis, beberapa jantan akan berusaha untuk menarik perhatian dari seekor betina. Kemudian mereka akan gotong royong hinggap pada pucuk pohon atau rumpun atau kabel , kemudian para gereja jantan akan bercicit dengan penuh semangat dan berbagi sayapnya sebelum melangsungkan perkawinan. Betina kemudian akan di kawini oleh beberapa jantan secara bergiliran secara bergantian dalam waktu yang relatif singkat. Burung gereja memang burung polygami, sehingga kita terkadang akan menemukan satu kandang yang berisi satu betina dengan beberapa penjantan.

Burung gereja dikala ini merupakan salah satu burung pemaster yang gaya bunyi bertarungnya menjadi pilihan bagi penghobiest burung, khususnya burung branjangan, Anis Kembang dan burung jenis lainnya. Burung gereja yang dirawat oleh insan dari kecil hingga pandai balig cukup akal akan mengatakan satu nuansa alami bagi perawatnya sekaligus menjadi burung master bagi burung lomba atau burung lainnya.


berbagai sumber

0 comments:

Search

Popular Posts

Blog Archive